Sistem Pemeliharaan Pada Usahaternak Kambing di Daerah Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sistem Pemeliharaan Pada Usahaternak Kambing di Daerah Penelitian

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada usahaternak kambing sistem pemeliharaan tradisional yang terdapat di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

5.1.1. Pengelolaan Reproduksi

Pengelolaan reproduksi pada usahaternak kambing bertujuan untuk mengembangkan ternak kambing untuk memperoleh keturunan yang banyak, berkualitas baik dan sehat. Hal yang harus diketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pemilihan atau seleksi bibit, pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu serta perlakuan penanganan ternak melahirkan. Pada usahaternak kambing di daerah penelitian, perkawinan ternak dilakukan dengan pejantan yang sudah ditentukan, dengan waktu dan usia ternak yang diatur sesuai dengan kebutuhan. Penyeleksian bibit dilakukan pada ternak yang berumur 6 bulan keatas. Induk melahirkan sekali dalam 6-7 bulan. Ternak kambing sering dibiarkan bebas berkeliaran dan lebih banyak melakukan aktivitas diluar kandang, hal ini menyebabkan banyak ternak yang melahirkan di alam terbuka. Perkawinan ternak yang terjadi di alam terbuka cenderung tidak terencana dan dengan pejantan jenis apapun, pada usia yang tidak ditentukan dan waktu yang tidak ditentukan juga. Hal tersebut disebabkan adanya dorongankeinginan biologis dari ternak itu sendiri yang tidak dapat diduga oleh peternak. Tidak jarang ditemukan ternak kambing yang bunting pada usia muda. Hal ini memungkinkan ternak mati ketika dilahirkan dan daya tahan tubuhnya baik induk maupun anak yang dilahirkan rendah. Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Pemberian Pakan Minum

Pakan merupakan unsur yang sangat vital dalam usaha peternakan. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit. Ketersediaan pakan yang cukup akan menghasilkan ternak kambing yang sehat dan produktif. Jenis pakan kambing ada dua macam yaitu pakan pokok yang terdiri dari hijauan rumput, legume dan limbah pertanian dan penguat suplemen, konsentrat dan pakan tambahan. Air untuk minum ternak juga mempunyai fungsi yang vital untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh ternak. Penyediaan air minum harus terus- menerus untuk semua kelompok umur ternak. Pemberian pakan dan minum ternak di daerah penelitian dilakukan peternak pada saat ternak berada dikandang pada pagi dan sore hari setelah ternak diangonkan. Makanan yang diberikan adalah hijauan yang berupa rumput-rumputan yang telah diaritkan. Kandang ternak juga dilengkapi dengan tempat minum ternak yang selalu terisi air minum agar kebutuhan minum ternak tercukupi sepanjang waktu. Pemberian pakan dan minum akan lebih rutin dilakukan pada saat ternak sedang sakit. Namun demikian ada juga peternak yang membiarkan ternak mencari sendiri pakan dan minumnya di alam bebas. Pakan tambahan dalam bentuk konsentrat tidak ada disediakan peternak.

5.1.3. Mengangon

Mengangon adalah kegiatan mengawasi ternak yang dilakukan ketika ternak berada diluar kandang ataupun di alam bebas untuk mencari makanminumnya sendiri. Kegiatan mengangon ini rutin dilakukan peternak setiap harinya. Ternak Universitas Sumatera Utara dilepas dari kandang sekitar pukul 14 00 sampai pukul 17 00 . Ternak kambing tidak diangonkan pada pagi hari karena akan rentan terserang masuk angin. Selain itu, biasanya pada saat pagi hari peternak melakukan aktivitas lain. Pada umumnya tenaga kerja anak-anak banyak digunakan untuk mengangon setelah mereka pulang sekolah selama 2-3 jam setiap harinya. Kambing diangonkan di areal perkebunan karet dan kelapa sawit milik PT. LONSUM yang berada disekitar tempat tinggal peternak.

5.1.4. Pembersihan Kandang

Pembersihan kandang dimaksudkan untuk menjaga kesehatan kandang dan ternak yang hidup didalamnya. Peralatan kandang terutama tempat makanminum harus selalu dibersihkan karena apabila dibiarkan dalam keadaan kotor dapat mendatangkan kuman-kuman penyakit yang membahayakan ternak yang dipelihara. Di daerah penelitian pembersihan kandang juga dilakukan untuk mengumpulkan kotoran ternak untuk dijual sebagai pupuk kandang. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh ibu rumah tangga pada sore hari ketika ternak tidak berada dikandang diangonkan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari selama 0,5-1 jam. Pembersihan kandang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana yaitu sapu lidi. Kotoran ternak diambil dengan menggunakan sekop atau cangkul kemudian dimasukkan kedalam goni beras. Pada umumnya peternak tidak melakukan penyemprotan desinfektan untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang berbahaya. Universitas Sumatera Utara

5.1.5. Pembersihan Ternak Kambing

Tujuan pembersihan ternak kambing adalah untuk mencegah berbagai macam serangan penyakit dan parasit yang merugikan usaha peternakan karena dapat menurunkan tingkat produktifitas ternak. Pembersihan ternak dilakukan dengan memandikan ternak pada saat badan ternak kotor, ternak sakit atau pada saat ternak baru melahirkan. Kegiatan pembersihan ternak kambing seperti memandikan ternak tidak pernah dilakukan peternak di daerah penelitian. Pada umumnya peternak membiarkan kondisi badan ternak mereka dalam keadaan kotor sehingga mengeluarkan bau yang tidak sedap dan mengganggu. Peternak tidak memperhatikan kebersihan ternaknya. Hal seperti ini mengakibatkan kambing terserang penyakit kurap, kudis, cacingan dan penyakit mata.

5.1.6. Pengendalian penyakit

Serangan penyakit dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan, seperti menghambat pertumbuhan ternak dan mengurangi pendapatan atau keuntungan. Pengendalian penyakit ternak kambing yang dilakukan peternak masih tergolong tradisional dengan menggunakan obat-obatan sederhana seperti kunyit, garam dapur, obat biru dan obat mata insto. Namun demikian, beberapa peternak juga menggunakan tenaga petugas kesehatan ternak mantri yang ada di daerah tersebut untuk menyuntikkan obat cacing.

5.2. Perkembangan Usahaternak Kambing di Propinsi Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Usaha Ternak Kambing Etawa (Studi Kasus : Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)

7 110 61

Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia Terhadap Sosial Ekonomi Petani Di Desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

2 55 152

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

1 10 119

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 23

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

2 16 3

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 44

SISTEM KEKERABATAN DALAM BAHASA BATAK KARO JAHE DI DESA BANGUN PURBA KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG

0 0 16