posisi pertama adalah Desa Batu Gingging sebanyak 113 ekor atau sekitar 8,38 dari total populasi ternak kambing di Kecamatan Bangun Purba pada tahun 2006
yang berjumlah 1.348 ekor. Bertitik tolak dari hal sebelumnya, maka perlu diadakan suatu penelitian
ilmiah mengenai analisis pendapatan dan karakteristik sosial ekonomi usahaternak kambing.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan usahatenak kambing selama 5 tahun terakhir di
Propinsi Sumatera Utara? 2.
Bagaimana hubungan karakteristik sosial umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah tanggungan dan tingkat kosmopolitan peternak kambing
terhadap pendapatan bersih dari usahaternak kambing di daerah penelitian? 3.
Bagaimana hubungan karakteristik ekonomi luas kandang, jumlah ternak, jumlah investasi, total penerimaan dari usahaternak kambing dan total biaya
produksi peternak kambing terhadap pendapatan bersih dari usahaternak kambing di daerah penelitian?
4. Apakah ada hubungan jumlah pendapatan diluar usahaternak kambing dengan
jumlah ternak kambing?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut adalah untuk :
1. Menganalisis perkembangan usahaternak kambing selama 5 tahun terakhir di
Propinsi Sumatera Utara. 2.
Menganalisis hubungan karakteristik sosial umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah tanggungan dan tingkat kosmopolitan peternak kambing
terhadap pendapatan bersih dari usahaternak kambing di daerah penelitian. 3.
Menganalisis hubungan karakteristik ekonomi luas kandang, jumlah ternak, jumlah investasi, total penerimaan dari usahaternak kambing dan total biaya
produksi peternak kambing terhadap pendapatan bersih dari usahaternak kambing di daerah penelitian.
4. Menganalisis hubungan jumlah pendapatan diluar usahaternak kambing dengan
jumlah ternak kambing.
1.4. Kegunaan Penelitian :
1. Sebagai bahan informasi bagi peternak kambing dalam mengembangkan
usahaternak kambingnya. 2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak–pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan
usahaternak kambing. 3.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak–pihak yang membutuhkan dan yang ingin meneruskan penelitian ini dimasa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Populasi Kambing
Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak,
jumlah anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek dan pertumbuhan anaknya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang
tinggi terhadap kondisi agroekositem suatu tempat Sarwono b, 2007.
Kambing tergolong hewan memamah biak, berkuku genap dan bertanduk sepasang menggantung. Ternak kambing mampu memanfaatkan sumber makanan
bermutu rendah menjadi makanan bergizi tinggi seperti daging dan susu Sarwono a, 1991.
Kambing memiliki sifat yang cenderung tidak suka bergerombol, hewan yang cerdik dan mudah merasa kesepian, periang, suka bermain dan suka merusak
tanaman. Kambing lebih suka makan pada pagi dan sore hari. Perlakuan yang baik pada saat perawatan dan pemeliharaan ternak akan berdampak pada proses
pertumbuhan dan perkembangannya Sumoprastowo, 1997. Populasi kambing terbanyak dan tersebar luas di Indonesia adalah kambing
lokal atau kambing kacang. Meskipun populasi ternak kambing yang berkembang di Indonesia terdiri dari banyak jenis ras, tetapi dalam pemeliharaannya hanya dapat
dibedakan untuk tiga tujuan yaitu, penghasil daging kambing potong, penghasil susu atau gabungan keduanya Mulyono dan Sarwono, 2007.
Universitas Sumatera Utara