3.6.3.4 Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu Poerwanti, 2008. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia melalui teknik akrostik dengan media lagu.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang
diperlukan. Analisis data digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
3.7.1 Kuantitatif
Menurut Arikunto 2011: 131, data kuantitatif adalah data yang dapat dianalisis secara deskriptif. Statistik deskriptif berkaitan dengan menjumlah,
merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya grafik, chart, dan tabel.
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Adapun langkah-
langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut : 1
Menentukan nilai berdasarkan skor teoretis.
Keterangan : N = Nilai
B = Skor St= Skor teoretis
Poerwanti dkk, 2008:6.14-6.16 2
Untuk menghitung meanrerata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Mean
=
Keterangan : x
i :
skor peserta ke-i n
:
jumlah peserta tes Poerwanti dkk, 2008: 6.25
3 Untuk menentukan prosentase ketuntasan belajar klasikal siswa, digunakan
rumus sebagai berikut. ketuntasan belajar
= x
100 Depdiknas dalam Hamdani, 2011: 60 menjelaskan bahwa ketuntasan bela-
jar adalah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dalam pembelajaran yang men- syaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Ketuntasan belajar dapat dicapai siswa apabila 75 secara individu dan 85 secara keseluruhan objek penelitian.
Setiap satuan pendidikan menentukan KKM minimal dengan mempertim- bangkan tingkat kemampuan rata-rata serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan indikator sebesar
67 secara individu dan 80 siswa kelas V SDN Gajahmungkur 02 Kota Semarang mengalami ketutasan belajar.
Hasil perhitungan tersebut dikonversikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa SDN Gajahmungkur 02 Semarang dengan KKM klasikal dan individual
yang dikelompokan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 KKM individual dan klasikal
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
Individual Klasikal
≥ 67 ≥ 80
Tuntas 67
80 Tidak tuntas
Hamdani, 2011: 60
3.7.2 Kualitatif