59
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan Harga r
tabel
= 0,312; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 40
Nomor Item
Pearson Correlations
r
11
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations r
11
Validitas 1
0,494 Valid
21 0,214
Tidak Valid 2
0,279 Tidak Valid
22 0,443
Valid 3
0,166 Tidak Valid
23 0,386
Valid 4
0,764 Valid
24 0,141
Tidak Valid 5
0,151 Tidak Valid
25 0,376
Valid 6
0,396 Valid
26 0,522
Valid 7
0,117 Tidak Valid
27 0,511
Valid 8
Tidak Valid 28
0,418 Valid
9 0,597
Valid 29
0,522 Valid
10 0,321
Valid 30
0,412 Valid
11 0,544
Valid 31
0,132 Tidak Valid
12 0,527
Valid 32
0,514 Valid
13 -0,039
Tidak Valid 33
0,324 Valid
14 0,325
Valid 34
0,425 Valid
15 -0,173
Tidak Valid 35
0,440 Valid
16 0,70
Tidak Valid 36
0,516 Valid
17 0,396
Valid 37
0,245 Tidak Valid
18 0,494
Valid 38
0,440 Valid
19 0,498
Valid 39
0,542 Valid
20 0,131
Tidak Valid 40
0,423 Valid
3.7.6.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan ketetapan atau keajegan instrumen tersebut dalam menilai apa yang dinilainya Sudjana, 2014: 16. Suatu tes
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap Arikunto 2013: 86. Berdasarkan hasil
penghitungan validitas, diperoleh item yang valid sebanyak 27 butir soal yaitu nomor 1, 4, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 19, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33,
34, 35, 36, 38, 39, dan 40. Dari item yang valid tersebut kemudian dihitung indeks
60 reliabilitasnya dengan menggunakan reliability analysis. Untuk dapat mengetahui
reliabilitas butir soal, peneliti menggunakan cronbachs alpha pada program SPSS versi 20. Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 98, reliabilitas
dikatakan kurang baik jika kurang dari 0,6, diterima jika 0,7, dan baik jika di atas 0,8. Berikut ini merupakan hasil penghitungan reliabilitas secara keseluruhan dan
untuk hasil selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 22. Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
,871 27
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar
0,871. Mengacu pada pendapat Sekaran, nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,8, berarti tingkat keajegan soal tersebut bernilai baik.
3.7.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Arikunto 2013: 207 menjelaskan bahwa “bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index ”.
Indeks tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: P
= indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes Arikunto, 2013: 223
61 Klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
1 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, 2013: 225
Berdasarkan Tabel 3.4, soal yang valid dengan tingkat kesukaran „mudah„
yaitu nomor 1, 6, 14, 17, 22, 23, 25, 27, 28, 30, 32, 34, 36, dan 40, „sedang„ yaitu
nomor 4, 9, 10, 11, 12, 18, 19, 26, 29, dan 39, serta yang „sukar„ yaitu nomor 33, 35, dan 38. Untuk hasil pengujian tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat
pada lampiran 23. Tabel 3.4 Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria Nomor Soal
Mudah 1, 14, 22, 23, 25, 27, 28, 30, 32, 34, dan 40
Sedang 4, 6, 9, 10, 11, 12, 17, 18, 19, 26, 29, 36 dan 39
Sukar 33, 35, dan 38
3.7.6.4Analisis Daya Beda
Daya pembeda soal menurut Arikunto 2013: 226 a dalah “kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah”. Rumus yang
digunakan untuk menghitung daya beda butir soal adalah sebagai berikut:
62 Keterangan:
D = daya pembeda soal
J
A
= banyak peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2013: 228-9.
Untuk menafsirkan hasilnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Krieria Daya Beda Soal
Nilai Kategori
0,00 – 0,20
Jelek poor 0,21
– 0,40 Cukup satisfactory
0,41 – 0,70
Baik good 0,71
– 1,00 ke atas Baik sekali exellent
negatif Tidak baik
Berdasarkan penghitungan pengujian daya beda soal secara manual, diperoleh data dari 27 soal yang valid, terdapat 9 soal yang baik, 16 soal yang
cukup, dan 2 soal yang jelek. Soal yang mempunyai kriteria baik yaitu nomor 4, 9, 17, 25, 26, 29, 36, 39, dan 40. Sementara itu, soal yang mempunyai kriteria cukup
yaitu nomor 1, 6, 11, 12, 18, 19, 22, 23, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, dan 38. Selain kriteria baik dan cukup, ada kriteria soal lagi yaitu kriteria jelek. Soal yang
mempunyai kriteria jelek yaitu nomor 10 dan 14. Soal yang masuk kriteria jelek tidak peneliti gunakan.
63 Berikut merupakan data hasil penghitungan daya beda soal secara manual
yang disajikan pada Tabel 3.5 dan untuk data yang lebih lengkap terdapat pada lampiran 24.
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal
No. Nomor Soal
Daya Beda Keterangan
1 1
0,3 Cukup
2 4
0,65 Baik
3 6
0,4 Cukup
4 9
0,5 Baik
5 10
0,2 Jelek
6 11
0,25 Cukup
7 12
0,35 Cukup
8 14
0,1 Jelek
9 17
0,45 Baik
10 18
0,25 Cukup
11 19
0,35 Cukup
12 22
0,3 Cukup
13 23
0,25 Cukup
14 25
0,35 Baik
15 26
0,5 Baik
16 27
0,35 Cukup
17 28
0,25 Cukup
18 29
0,5 Baik
19 30
0,3 Cukup
20 32
0,4 Cukup
21 33
0,3 Cukup
22 34
0,4 Cukup
23 35
0,3 Cukup
24 36
0,55 Baik
25 38
0,3 Cukup
26 39
0,5 Cukup
27 40
0,7 Cukup
3.8 Teknik Analisis Data