Perencanaan Peserta Didik Perencanaan Program Akselerasi

4.2.1.2 Perencanaan Peserta Didik

Persiapan dan sosialisasi terhadap penyelenggaraan program akselerasi adalah cara pertama yang harus dilakukan untuk kepentingan rekutmen siswa. Sosialisasi dilakukan sebelum siswa tersebut masuk menjadi siswa SMPN 2 Semarang. Ada beberapa tahapan yang dilakukan pihak sekolah dalam merekrut siswa program akslerasi. Hal ini dijelaskan secara mendetail oleh ketua tim program tersebut, beliau menjelaskan sebagai berikut: ”Untuk merencanakan program akselerasi ada beberapa tahap kira-kira sampai tujuh tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan, pada tahap ini, kita membentuk panitia penerimaan siswa baru PSB. Itu biasanya terjadi pada bulan Mei-Juni. Kita melakukan tahap persiapan yaitu pengelola akselerasi dan pembuatan jadwal kegiatan. Kedua adalah tahap sosialisasi, pada tahap ini kita menyebarkan brosur akselerasi, hal ini biasanya dilakukan seminggu sebelum pengumuman kelulusan SD. Setelah ada pengumuman SD, maka kita mengadakan acara perkenalan program akselerasi. Disana pengelola aksel dan komite sekolah memaparkan mengenai program tersebut. Setelah tahap sosialisasi, kemudian dilanjutkan pada tahap perlaksanaan PSB. Pada tahap ini, peserta didik diwajibkan mengikuti tes yang dibuat oleh pihak sekolah dan terdapat pula tes bahasa Inggris bersifat pengenalan secara umum, setelah itu anak melakukan tes psikologis sesuai standar Dirjen Dikdasmen PLB, tes kesehatan secara umum, terakhir wawancara orang tua langsung dengan Komite sekolah dan mengisi surat peryataan mengenai kesanggupan membayar, dan kesanggupan mengikuti ketentuan sesuai program akselerasi. Pengumuman peserta akselerasi bersamaan dengan pengumuman diterimanya peserta didik. Pengumuman itu akan ditempelkan di papan pengumuman. CL03.KP. W.06.17-35.” Siswa yang diterima sebagai peserta program akselerasi adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan berdasarkan beberapa persyaratan. Hal ini dilakukan oleh pihak sekolah untuk menseleksi siswa yang akan masuk ke dalam program tersebut, seperti yang dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut: ” Penyeleksian pesert a didik kit a ada beberapa t ahap yait u: t ahap awal adalah t ahap masuk ke SMPN 2, kemudian dilanj ut kan dengan penyeleksian kelas aksel, kemudian siswa dan orang t uanya diwawancara dengan biro psikolog yang kit a t unj uk dan dilanj ut kan wawancara dengan pihak guru. Kemudian semuanya t ot al nilainya dan diumumkan. Tes yang digunakan unt uk penyeleksian adalah t es akademik dan t es psikolog” CL02. KS. W. 04. 08-13. Ketika peneliti melakukan wawancara dengan ketiga murid akselerasi, mereka mengatakan hal yang sama mengenai tes yang dilakukan. Tes tersebut dilakukan dengan beberapa tahap. Hal ini seperti yang telah dituturkan sebagai berikut: ”Pertama kita ada test akademik, kemudian ada test psikologi test IQ, tes kesehatan, wawancara dan lain-lain.” CL07.M.1.W.14.13-14 ”Seperti yang dikatakan Sari, pertama kita ada test akademik, test psikologi, test IQ, tes kesehatan, wawancara dan lain-lain.CL08.M.3.W.15.15-16 ”Sebenarnya sama dengan yang lain, Cuma kita ada tambahan beberapa test lagi, diantaranya test IQ, tes kesehatan, wawancara dan lain-lain” CL09.M.2.W.16.20-22. Unsur yang paling mendominasi pada penilaian adalah aspek intelektualitas, terlebih pada unsur kemampuan mampu belajar atau bekerja secara mandiri. Kemampuan yang dinilai oleh pihak sekolah pada dasarnya merupakan upaya untuk mengidentifikasi keterbakatan yang dimiliki oleh para siswa. Untuk pelaksanaan tes psilokogi, pihak sekolah bekerjasama dengan biro psikolog ”Kartika”. Rata-rata murid yang diterima oleh pihak sekolah adalah 18 orang. Hal ini terjadi karena tes penyaringan berlangsung secara ketat. Peserta yang lulus seleksi diranking oleh pihak sekolah, jika ada yang mengundurkan diri, maka rangking yang dibawahnya yang menggantikan. Hal ini terjadi pada kelas akselerasi II.

4.2.1.3 Perencanaan Tenaga Pendidik