Berdasarkan  pendapat  tersebut,  dapat  penulis simpulkan  bahwa  suatu penilaian dikatakan  autentik  bila  melibatkan  siswa  dalam  penugasan  yang bersifat
menyeluruh,  signifikan  dan  bermakna  seperti  penugasan  yang melibatkan serangkaian  kegiatan  siswa.  Serangkaian  kegiatan  siswa  yang melibatkan
pengetahuan  dan  keterampilan  berpikir  serta  mampu mengkomunikasikan  siswa terhadap pekerjaan-pekerjaan yang akan dinilai. Lebih jelas lagi bahwa penilaian
menjadi  autentik  jika  guru menguji  secara  langsung  performansi  siswa  dengan tugas-tugas yang melibatkan kemampuan intelektual secara bermakna.
4. Tema sejarah Peradaban di Indonesia
Berdasarkan  pedoman  Buku  Guru  dalam  Kemendikbud  2013  Pembelajaran tematik  terpadu  untuk  siswa  kelas  V  SDMI  Kurikulum  2013  semester  genap
terdapat  enam tema. Tiap  tema  terdiri  atas  3  subtema yang  diuraikan  ke  dalam beberapa  pembelajaran.“Sejarah  Peradaban  di  Indonesia”  merupakan  tema  ke
tujuh dari keseluruhan tema pada tahun pelajaran 20142015. Pada tema “Sejarah Peradaban di  Indonesia” terbagi dalam tiga subtema. Subtema 1, Kerajaan  Islam
Indonesia; Subtema 2, Peninggalan-peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia dan Subtema 3, Melestarikan Peninggalan Kerajaan Islam.
Penelitian  ini  menggunakan  Subtema  2  dalam  pembelajaran  yaitu Peninggalan- peninggalan  Kerajaan  Islam  di  Indonesia  pada  pembelajaran  1  sampai  6. Pada
Subtema  ini  materi  pembelajaran  terkait  dengan  tema peninggalan-peninggalan sejarah, yang  tergambar  dalam  semua  muatan  pelajaran  yang dikaitkan  dengan
keadaan  nyata  sehingga  materi  lebih  kompleks dan  relevan  dengan  kehidupan sehari-hari.
E. Teori Belajar dan Pembelajaran 1. Teori Pemrosesan Informasi
Budianingsih  2012:  81  menyatakan  pendekatan  pemrosesan    informasi  adalah pendekatan  kognitif  di  mana  anak  mengolah  informasi,  memonitornya,  dan
menyusun strategi  berkenaan  dengan  informasi  tersebut.  Inti  dari  pendekatan  ini adalah proses memori dan proses berpikir . Menurut pendekatan ini, anak  secara
bertahap  mengembangkan  kapasitas  untuk  memproses  informasi,  dan  karenanya secara  bertahap  pula  mereka  bisa mendapatkan  pengetahuan  dan  keahlian  yang
kompleks.  Pada  latar  belakang  telah  disampaikan  bahwa  teori  belajar  sibernetik merupakan    teori  belajar  yang  relatif  baru  dan  sangat berkaitan  dengan  teori
kognitif. Jika  pada  psikologi  kognitif,  proses  belajar  lebih  penting  dari  hasil belajar,  namun  pada  teori sibernetik  yang  lebih  penting  proses  belajar adalah
sistem  informasi  dan  sistem  informasi  inilah  yang  pada  akhirnya  akan menentukan proses belajar.
Secara  sederhana  analogi  sistem  pemrosesan  informasi  aktif yang  dikemukakan oleh  psikologi  kognitif  untuk  menggambarkan  hubungan  antara  kognisi  dengan
otak adalah dengan melihat sistem kerja komputer yang se akan-akan menjelaskan bagaimana  kognisi  manusia  bekerja  dengan  menganalogikan    hardware  sebagai
otak  fisik dan  software  sebagai  kognisi..  Terdapat  tiga  komponen  pemrosesan informasi  yaitu:  1 sensory  receptor; 2 working  memory; dan  3
long  term memory. Sedangkan  proses  control  diasumsikan  sebagai  strategi  yang  tersimpan
di dalam ingatan dan dapat dipergunakan setiap saat diperlukan. Jika digambarkan adalah sebagai berikut: