e. Karaktirasasi 3
Ranah Karsa Psikomotor a. Keterampilan bergerak dan
bertindak b. Kecakapan kespresi verbal dan
nonverbal a. Mengkoordinasikan gerak mata,
tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
b. Mengucapkan c. Membuat mimik dan gerakan
jasmani
Table 1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
7. Tinjauan Mata Pelajaran Pemesinan
Mata Pelajaran Pemesinan adalah salah satu mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa SMK N 2 Klaten program keahlian teknik mesin
yang bertujuan untuk memahami dan melakukan proses pemesinan bagi peserta didik. Kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajran ini
adalah mata pelajaran yang memiliki sub-sub kompetensi yang harus dikuasai Kuswanto 2010 : 4, yaitu :
a. Memperhatikan tindakan keselamatan kerja
b. Menentukan persyaratan kerja
c. Melakukan pekerjaan dengan mesin frais
d. Memeriksa komponen untuk kesesuaian terhadap spesifikasi
Ketentuan dari sekolah Mata pelajaran pemesinan ini dipelajari oleh peserta didik dengan alokasi waktu 45 menit. Dalam praktek mata
pelajaran ini satu kelas dibagi dalam tiga kelompok karena terbatasnya mesin dan peralatan yang digunakan. Kelompok tersebut adalah kelompok
CNC, kelompok Pengelasan dan kelompok Pemesinan itu sendiri. Materi-materi dalam pemesinan dapat dlihat dalam silabus
berikut ini :
Mata pelajaran pemesinan di SMK N 2 Klaten mempunyai dua standar kompetensi yaitu melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dan
melakukan pekerjaan dengan mesin frais. Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut dipelajari pada semester 3, sedangkan melakukan pekerjaan
dengan mesin frais pada semester 4. Pada penelitian ini modul yang digunakan adalah Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais yang
diajarkan pada semester 4 yang mempunyai tiga kompetensi dasar, yaitu : a. Menjelaskan cara pengoperasian mesin frais
b. Mengoperasikan mesin frais c. Mengecek komponen untuk penyesuaian dengan rinciannya
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan pada penelitian yang akan dilakukan didapat beberapa hasil penelitian yang relevan, diantaranya adalah :
1. Pengaruh Penggunaan Modul Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPS SMA N 1 Minggir Sleman Tahun Ajaran 20102011
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan modul sebagai media pembelajaran yang dilakukan oleh Patmi Ruwiyani 2010 : 60 di SMA
N 1 Minggir Sleman pada kelas XI-IPS menunjukkan bahwa prestasi belajar kelompok eksperimen dengan jumlah responden sebanyak 35
anak lebih tinggi dari pada prestasi belajar kelompok kontrol dengan
jumlah responden yang sama setelah pembelajarannya menggunakan modul.
2. Pengaruh Penggunaan Modul Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
mata Diklat Melaksanakan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Menggunakan Panas dan Pemanasan di SMK
Muhammadiyah 3 Klaten Utara
Hasil Penelitian tentang pengaruh penggunaan modul terhadap prestasi belajar yang dilakukan oleh Sudarso 2008 : 73, menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dengan siswa sebanyak 39 anak dan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 40
anak. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan modul lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan
modul.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan. Berdasarkan kajian teori di muka maka dapat diambil suatu
kerangka berpikir untuk hubungan antara variabel bebas media modul dan variabel terikatnya prestasi belajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung pada strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode pembelajaran
Media Modul
Media Konvensional
Siswa O
1
O
2
yang kurang tepat dalam suatu pelajaran akan menyebabkan pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak mampu ditangkap oleh siswa.
Setelah peneliti mengetahui kondisi proses belajar Mata Pelajaran Pemesinan di kelas XI SMK N 2 Klaten yang kurang kondusif, masih ada
siswa yang kurang semangat bahkan mengantuk ketika gurunya memberikan materi pelajaran dengan cara konvensional dan monoton dan buku yang
dipakai oleh guru hanyalah buku paket dari sekolah. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dari sinilah peneliti menemukan
solusi yang tepat untuk menjawab permasalahannya. Solusi tersebut adalah ketika proses belajar menggunakan media
modul. Peneliti menduga setelah menggunakan modul, prestasi belajar siswa akan dapat meningkat. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga
akan lebih terarah untuk mengevaluasi diri sendiri untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan hubungan-hubungan tersebut maka diperkirakan ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa yang menggunakan media
pembelajaran modul dengan siswa yang tidak menggunakan media modul dan dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2. Kerangka berpikir