Keterbatasan Penelitian PENGGUNAAN METODE LATIHAN (DRILL) PADA PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS V DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA.

121

H. Keterbatasan Penelitian

Peneliti belum memperhatikan faktor kelemahan metode latihan drill yaitu: a. Menghambat inisiatif karena anak lebih diarahkan pada satu kebiasaan tertentu. b. Membentuk kebiasaan yang kaku karena anak lebih banyak ditujukan untuk memberikan respon secara otomatis. 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode latihan drill dapat meningkatkan kemampuan berpakaian anak cerebral palsy kelas V di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pengembangan diri berpakaian dengan penggunaan metode latihan drill dilaksanakan dalam dua siklus penelitian tindakan kelas. Siklus I dilakukan dalam lima kali pertemuan dan siklus II sebanyak lima kali pertemuan. Peningkatan kemampuan pengembangan diri berpakaian dilihat dari persentase pencapaian yang diperoleh pada kemampuan pra tindakan pre- test, post-test siklus I, dan post-test siklus II. Ketiga subjek antusias dan bersemangat mengikuti pembelajaran pengembangan diri berpakaian. Subjek selalu memperhatikan dan mengikuti instruksi guru untuk latihan memakai pakaian secara bertahap dan berulang-ulang sehingga kemampuan pengembangan diri berpakaian subjek menjadi meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes kemampuan berpakaian yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 60. Subjek AM pada tes kemampuan pra tindakan pre-test persentase pencapaian 53, meningkat menjadi 67 pada post-test siklus I, meningkat lagi menjadi 75 pada post- test siklus II. Subjek DP pada tes kemampuan pra tindakan pre-test persentase pencapaian 45, meningkat menjadi 63 pada post-test siklus I, 123 meningkat lagi menjadi 73 pada post-test siklus II. Subjek MF pada tes kemampuan pra tindakan pre-test persentase pencapaian 43, meningkat menjadi 55 pada post-test siklus I, meningkat lagi menjadi 65 pada post- test siklus II. Persentase peningkatan ketiga subjek dari tes pra tindakan pre-test, post-test siklus I dan post-test siklus ke II, subjek AM mengalami peningkatan 22, subjek DP mengalami peningkatan 28, dan subjek MF mengalami peningkatan 22. Semua subjek telah melebihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 60 dari total keseluruhan materi yang diberikan. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Penggunaan metode latihan drill dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pengembangan diri berpakaian anak cerebral palsy. b. Pakaian yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran pengembangan diri dapat dimodifikasi oleh guru yaitu dengan memperbesar ukuran kancing. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak cerebral palsy dalam latihan atau belajar memakai pakaian. Selain 124 itu, penggunaan kancing cepret, kancing velcro, dan resleting akan mempermudah anak dalam membuka dan memakai pakaian. c. Siswa yang cepat bosan dan malas perlu lebih banyak diberikan motivasi serta guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan misalnya ketika pembelajaran berlangsung diselingi dengan menyanyikan lagu anak-anak sehingga dapat menarik minat anak dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya menyediakan ruangan atau kelas khusus yang dilengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran pengembangan diri. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Hasil penelitian mengenai penggunaan metode latihan drill pada pembelajaran pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan pengembangan diri berpakaian dapat dipergunakan menjadi dasar bagi penelitian yang sesuai. b. Keterbatasan penelitian yang ditemui pada penelitian ini yaitu mengenai kelemahan metode latihan drill dapat dijadikan bahan pertimbangan peneliti selajutnya untuk lebih memperhatikan kelemahan metode yang dipakai dalam sebuah penelitian sehingga sedapat mungkin dapat meminimalisir dan atau menghilangkan kelemahan tersebut. 125 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aulia Widya Putri. 2012. Peningkatan keterampilan mencuci rambut dengan metode drill tata cara mencuci rambut pada anak tunagrahita kategori sedang kelas II SLB Suta Wijaya Gunungkidul. Skripsi. FIP-UNY Daniel P. Hallahan, James M. Kauffman, and Paige C. Pullen. 2009. Exceptional Learnes an Introduction to Special Education. United States of America: Pearson. Deborah Deutsch Smith and Naomy Chowdhori Tyler. 2010. Introduction to Special Education. United States of America: Pearson. Deddy Kustawan. 2010. Teknik Penilaian untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Materi Workshop Guru SLB Se-Kab. Bekasi. Depdikbud. 1997. Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, GBPP Mata Pelajaran Program Khusus Bina Diri dan Bina Gerak. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dan Model Silabus Pendidikan Khusus. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Endang Rochyadi dan Zaenal Alimin. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Gunarhadi. 2005. Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Haryanto, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta. Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Referens. Husein Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jamal Ma’mur Asmani. 2012. 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: Diva Press. 126 Kartini Kartono. 2005. Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Margono. S .2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Maria J. Wantah. 2007. Pengembangan Kemandirian Anak Tunagrahita Mampu Latih. 2007. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan. Masnur Muslich. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Malang: Bumi Aksara. Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Musjafak Assjari. 1996. Ortopedagogik Anak Tundaksa. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwaka Hadi. 2005. Kemandirian Tunanetra Orientasi Akademik dan Orientasi Sosial. Jakarta: Depdiknas Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rini Hildayani. 2007. Penanganan Anak Berkelainan. Jakarta: Universitas Terbuka. Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik Dasar Kecantikan dan Berbusana yang Serasi. Jakarta: Rineka Cipta. Salim. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Slamet Riady, dkk. 1984. Identifikasi dan Evaluasi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung:Alfabeta. 127 _______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. _______. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Kependidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yusuf Hadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Rama Widya. 128 LAMPIRAN 1 Instrumen Tes Kemampuan Berpakaian Nama : Pertemuan : Tempat Observasi : Mengenal Bagian-bagian Pakaian No Kegiatan Siswa Skor 1 2 3 4 1 Mengenal bagian depan dan belakang pakaian. 2 Mengenal bagian kerah pakaian. 3 Mengenal lengan pakaian bagian kanan dan kiri. 4 Mengenal kancing pakaian 5 Mengenal bagian lubang kancing pakaian Jumlah Memakai Pakaian No Kegiatan Siswa Skor 1 2 3 4 1 Mencari lubang lengan bagian kanan pakaian 2 Memasukan tangan kanan ke lubang pakaian 3 Mencari lubang lengan bagian kiri pakaian 4 Memasukan tangan kiri ke lubang lengan pakaian 5 Menarik pakaian ke atas sampai ke bahu, kemudian membetulkan krah pakaian. Jumlah 129 Mengancingkan Pakaian No Kegiatan Siswa Skor 1 2 3 4 1 Merapikan pakaian dengan mempertemukan kelim bawah bagian kiri dan kanan sehingga menjadi sejajar. 2 Memegang kancing pakaian dengan tangan kanan, dan lubang kancing dengan tangan kiri. 3 Mencari lubang kancing pakaian yang sejajar dengan biji kancing. 4 Memasukan biji kancing ke lubang kancing pakaian. 5 Mengambil biji kancing pakaian dengan tangan kiri. Jumlah Kriteria dalam skala nilai: Skor 1 : Anak tidak mampu melakukan langkah-langkah berpakaian, meski dengan bimbingan guru. Skor 2 : Anak kurang mampu melakukan langkah-langkah berpakaian, meski dengan bimbingan guru. Skor 3 : Anak mampu melakukan langkah-langkah berpakaian, meski dengan bimbingan guru. Skor 4 : Anak mampu melakukan langkah-langkah berpakaian, tanpa bimbingan guru. 130 LAMPIRAN 2 Pedoman Observasi Siswa Pada Pembelajaran Pengembangan Diri Berpakaian Identitas Nama Subjek : Kelas : Pertemuan ke : Isilah kolom pengamatan di bawah ini sesuai dengan perilaku yang ditampilkan subjek dengan cara mencentang √ pada kolom ‘ya’ atau ‘tidak’ dan deskripsikan perilaku subjek pada kolom keterangan No Sub Variabel Indikator Pengamatan Ya Tidak Keterangan 1. Ketertarikan subjek terhadap penggunaan metode latihan drill pada pembelajaran pengembangan diri berpakaian. 4 Subjek tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan metode latihan drill dalam pembelajaran pengembangan diri berpakaian. 5 Subjek menanyakan hal- hal yang terdapat dalam metode latihan drill pada pembelajaran pengembangan diri berpakaian. 6 Subjek tidak tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode latihan drill. 2. Kemampuan subjek dalam melakukan tahap-tahap berpakaian yan ada dalam metode latihan drill 4 Subjek kesulitan dalam mempraktekan langkah- langkah berpakaian yanag ada dalam metode latihan drill 5 Subjek membutuhkan bantuan dalam mempraktekan langkah- langkah berpakaian 6 Subjek mandiri dalam mempraktekan langkah- langkah berpakaian sesuai urutan yang ada dalam metode latihan drill. 3. Keaktifan subjek dalam proses 3 Subjek menanyakan hal-hal mengenai pembelajaran 131 pembelajaran pengembangan diri berpakaia pengembangan diri berpakaian dengan penggunaan metode latihan drill. 4 Subjek hanya diam saat guru menerangkan dan mencontohkan langkah- langkah berpakaian sesuai urutan yang ada dalam metode latihan drill 5 Subjek merespon ketika guru bertanya terkait materi pembelajaran yang telah dijelaskan. 4. Perhatian subjek saat penjelasan langkah-langkah berpakaian yang ada dalam metode latihan drill. 1 Subjek memperhatikan dengan seksama saat guru menerangkan langkah-langkah berpakaian. 2 Subjek asyik sendiri saat guru menerangkan langkah-langkah berpakaian. 3 Perlu adanya ajakan supaya anak memperhatikan penjelasan guru. 132 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SDLB Mata Pelajaran : Pengembangan Diri Materi : Berpakaian Kelas Semester : 5 II Pertemuan : 1 Siklus I Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran 2x35 menit

A. Standar Kompetensi

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

7 42 34

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BALOK-BALOK ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS 1 SLB-D1 YPAC SURAKARTA.

0 0 16

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI BERPAKAIAN PADA ANAK AUTIS KELAS IV DI SLB AUTISMA DIAN AMANAH.

0 0 140

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

PENINGKATAN KEMAMPUAN BINA DIRI ANAK AUTIS DALAM BERPAKAIAN MELALUI METODE LATIHAN (DRILL) DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA.

0 0 152

KEEFEKTIFAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI I BANTUL.

52 396 253

PENGARUH LATIHAN KOLASE BERBAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB RISANTYA BANDUNG - repository UPI S PLB 1200063 Title

0 0 3