Penerbangan Keselamatan Penerbangan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan

untukmenghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan. Pesawat udara yang lebih ringan dari udara disebut aerostat, yang masuk dalam kategori ini adalah balon dan kapal udara. Aerostat menggunakan gaya apung untuk terbang di udara, seperti yang digunakan kapal laut untuk mengapung di atas air. Pesawat udara ini umumnya menggunakan gas seperti helium, hidrogen, atau udara panas untuk menghasilkan gaya apung tersebut. Perbedaaan balon udara dengan kapal udara adalah balon udara lebih mengikuti arus angin, sedangkan kapal udara memiliki sistem propulsi untuk dorongan ke depan dan sistem kendali. 12

5. Penerbangan

Pengertian penerbangan menurut undang-undang; Menurut pasal 1 huruf a uu nomor 83 Tahun 1958 tentang penerbangan; Penerbangan adalah penggunaan pesawat udara dalam dan atas wilayah republik Indonesia. Menurut pasal 1 angka 1 uu nomor 15 Tahun 1992 tentang penerbangan; Penerbangan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbanagan serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait. Menurut pasal 1 angka 1 uu Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan; Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi 12 http:id.wikipedia.org diunduh Pada Tanggal 24 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

6. Keselamatan Penerbangan

Keselamatan Penerbanganadalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 13 Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2001; Keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraanpenerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikanteknis terhadap sarana dan prasarana penerbangan beserta penunjangnya. Keselamatan Penerbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor kondisi fisik pesawat, kondisi awak pesawat, infrastruktur, serta faktor alam. Tetapi yang menjadi faktor utama adalah kondisi fisik pesawat. Kondisi fisik suatu pesawat tergantung dari perawatan yang dilakukan, semakin baik sebuah pesawat maka semakin besar pula biaya yang harus dilakukan begitu sebaliknya.

7. Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan adalah wilayah daratan danatau perairan serta ruang udara di sekitar Bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. 14 13 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan 14 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Universitas Sumatera Utara Kawasan ini perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan operasional pesawat udara di sekitar bandar udara, hal yang paling umum dan sangat berkaitan dengan kawasan ini adalah mengenai kondisi ketinggian bangunan atau halangan lainnya seperti gunung, bukit, pepohonan di sekitar wilayah operasi penerbangan atau bandar udara. Kawasan ini juga menjadi faktor pendukung utama dalam pembuatan suatu wilayah pendaratan dan lepas landas pesawat udara. KKOP di bagi menjadi beberapa kawasan, seperti : 1. Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas; 2. Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan; 3. Kawasan di bawah permukaan transisi; 4. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam; 5. Kawasan di bawah permukaan kerucut; dan 6. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar. Dalam pembahasan KKOP dijelaskan mengenai ketentuan batas-batas yang menjadi acuan keselamatan, seperti : 1. Batas-batas kawasan pada KKOP 2. Batas-batas ketinggian pada KKOP 3. Batas-batas di sekitar penempatan peralatan navigasi penerbangan. 15

8. Sumber Hukum Udara

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Peningkatan Pelayanan Jasa Bagi Penumpang Pesawat (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu)

3 26 103

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 1 9

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 1

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 11

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 25

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 2

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 9

Aspek Hukum Peningkatan Pelayanan Jasa Bagi Penumpang Pesawat (Studi Pada Bandar Udara Kuala Namu)

0 0 1

BAB II PENGATURAN KESSELAMATAN PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL A. Pengertian Penerbangan Sipil Internasional - Aspek Hukum Keselamatan Penerbangan Pesawat Udara (Studi Kasus Bandara Internasional Kuala Namu)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Keselamatan Penerbangan Pesawat Udara (Studi Kasus Bandara Internasional Kuala Namu)

0 8 19