Role transition dapat terjadi sangat halus dan mudah, dimana individu dan kelompok sama-sama berkomitmen dan berbagi kriteria keputusan yang sama.
Bagaimanapun, ketidakseimbangan komitmen dan kriteria keputusan yang tidak dibagi dapat menyebabkan konflik mengenai apakah role transition tidak harus,
atau harus terjadi.
5. Fase Group Socialization
Untuk melengkapi proses ini, Moreland Levine dalam Hogg Vaughan, 2002 memberikan penjelasan detil mengenai perjalanan individu dalam
kelompok. Terdapat lima fase berbeda dari sosialisasi kelompok, melibatkan evaluasi kembali dan pengaruh kelompok serta individu, semua digambarkan dan
disimpulkan oleh transisi peran role transition yang jelas. 1.
Investigation Kelompok merekrut calon anggota kelompok. Proses ini juga bisa melibatkan
proses formal yang melibatkan wawancara dan angket. Juga bisa berlangsung secara informal. Investigation yang sukses mengarah pada role transition yang
menandai masuknya individu ke dalam kelompok Moreland Levine, dalam Hogg Vaughan, 2002. Kemudian individu juga meninjau dan mencari
kelompok yang sesuai dengan kebutuhan mereka Burn, 2004. 2.
Socialisation Membaurnya anggota baru dengan kelompok, membuat kelompok mengajarkan
anggota baru mengenai cara-cara dalam kelompok. Sebagai gantinya, anggota baru berusaha untuk mengakomodasi kelompok melalui pandangan nya.
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi mungkin tidak terstruktur dan informal, namun juga bisa cukup formal. Proses sosialisasi yang berhasil, ditandai oleh penerimaan acceptance Moreland
Levine, dalam Hogg Vaughan, 2002. Dengan kata lain, kelompok dan individu saling memeriksa satu sama lain sebelum menjadi anggota penuh Burn,
2004. 3.
Maintaince Ketidakpuasan peran dapat mengarahkan transisi peran yang yang tidak
diharapkan, dan tidak direncanakan, yang disebut divergence. Hal ini merupakan ciri khas yang cukup umum pada kelompok Moreland Levine, dalam Hogg
Vaughan, 2002. Kelompok dan individu bernegosiasi sebagai usaha untuk menemukan peran khusus yang memaksimalkan kepuasan individu dan dapat
meraih tujuan kelompok. Jika hal ini tidak terpenuhi, akan menurunkan komitmen kelompok terhadap individu, dan individu terhadap kelompok Burn, 2004.
4. Resocialisation
Pada beberapa kasus “unexpected divergence”, ada sedikit usaha pada saat resosialisasi Moreland Levine, dalam Hogg Vaughan, 2002. Individu
kembali ingin berubah dalam kelompok accomodation, sementara kelompok berusaha membuat anggota untuk bergaul dengan cara mereka assimilation.
Sekali lagi, jika individu memiliki “bottom line” dalam kasus ini, hal yang terjadi adalah exit criteria Burn, 2004.
5. Remembrance
Setelah individu meninggalkan kelompok, kedua belah pihak individu dan kelompok terlibat akan kenangan Moreland Levine, dalam Hogg Vaughan,
Universitas Sumatera Utara
2002. Pada fase ini, individu dan kelompok, dan sebaliknya mengevaluasi pengalaman mereka. Kenangan tentang ex-member mungkin menjadi
pengetahuan bagi kelompok. Dalam beberapa kasus, ex-member memelihara hubungan dengan kelompok, dan beberapa komitmen bersama yang rendah terus
berlanjut Burn, 2005.
Gambar 1
Proses Psikologis dalam Group Socialization
Sumber: Levine dan Moreland, 1994; Hal 307
Gambar 2
Model Proses Group Socialization
Sumber: Levine dan Moreland, 1994; Hal 310
Universitas Sumatera Utara
Setiap budaya kelompok berubah ketika seorang anggota bergabung ke dalam kelompok karena mungkin dipengaruhi oleh anggota lain untuk mengadopsi cara
baru dalam berkomunikasi dan berfungsi sebagai sebuah kelompok. Sosialisasi adalah proses yang mempengaruhi individu dan kelompok secara keseluruhan.
C. STRAIGHT EDGE