BAB IV HASIL DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi untuk mempermudah pembaca dalam memahami gambaran komponen pembentukan
identitas sosial pada straight edger, maka data akan dijabarkan, dianalisa, dan diinterpretasi per subjek. Analisa data akan dijabarkan dengan menggunakan aspek-
aspek yang terdapat dalam pedoman wawancara. Pada bab ini juga akan ditemui kode-kode tertentu, seperti “P1.W1.7-17” yang
dimaksudkan bahwa pernyataan tersebut dapat dilihat dan dijumpai pada verbatim partisipan, wawancara pertama, di baris 7 sampai 17 di bagian lampiran.
A. ANALISA PARTISIPAN A.1. Identitas Diri Partisipan
Tabel 2.1. Identitas Partisipan 1 Keterangan
Partisipan
Nama samaran SJ
Usia 23 tahun
Suku Padang
Anak ke..dari.. 1 dari 4
PendidikanPekerjaan Mahasiswa freelancer
Lama menjadi straight edger 9 Tahun
Partisipan pertama dalam penelitian ini bernama SJ. Dalam keluarganya, MF merupakan anak pertama dari empat bersaudara; ia memiliki 2 adik laki-laki, dan 1
Universitas Sumatera Utara
adik perempuan. SJ menyenangi musik hardcore sejak berusia 15 tahun. Musik hardcore diperdengarkan oleh teman-teman SMP nya. Dari musik hardcore, MF
mengenal dunia gigs acara musik dan sering melakukan interaksi di dalamnya. Hingga saat ini, SJ sudah menjalani kehidupannya sebagai straight edger selama
kurang lebih 9 tahun
A.2. Observasi A.2.1 Observasi Umum Partisipan 1
Peneliti mengenal partisipan 1 dari rekomendasi seorang tatto artist bernama RT. Pada awalnya peneliti dan RT melakukan obrolan mengenai skripsi yang akan
peneliti lakukan dan mengangkat tema straight edge. Pada dasarnya, peneliti berniat untuk menjadikan RT sebagai partisipan 1, karena RT pernah menjadi straight
edger. Namun RT menolaknya dan tidak ingin dijadikan subjek penelitian. RT kemudian merekomendasikan orang lain untuk dijadikan sebagai partisipan. Band
Hero adalah rekomendasi dari RT sebagai subjek penelitian karena seluruh member band Hero adalah straight edger. Berawal dari obrolan tersebut, RT pun
memberikan pin bbm vokalis band tersebut, yang bernama SJ. Dari situ, peneliti dan SJ sering melakukan kontak untuk bertukar pikiran mengenai straight edge,
melakukan obrolan sehari-hari, bahkan SJ turut membantu dengan memberikan referensi bacaan dan film-film dokumenter mengenai straight edge. Di tahap ini lah
rapport terjadi sehingga hubungan peneliti dan SJ terjalin cukup erat, layaknya teman.
Pertemuan pertama dengan partisipan terjadi saat peneliti ingin membelikan kado ulang tahun untuk adik peneliti di sebuah toko bernama Bullet. Toko ini
merupakan tempat berkumpulnya SJ dan teman-temannya. Di bagian belakang toko ini juga terdapat sebuah studio tatto milik RT teman peneliti yang
Universitas Sumatera Utara
merekomendasikan SJ sebagai partisipan. Peneliti telah mengatur waktu untuk datang sekaligus berkenalan langsung dan melakukan wawancara awal dengan SJ.
Hari itu hari senin, 30 Desember 2013, SJ menyambut peneliti di depan toko. Berdasarkan observasi diperoleh bahwa partisipan 1 adalah seorang laki-laki yang
memiliki ciri fisik yang tinggi besar, dengan tinggi kira-kira 175 dan berat badan kurang lebih 70 kg. Berambut hitam lurus yang dipotong pendek ala gaya rambut
hardcore, kadang pula rambutnya berbelah samping, serta warna kulit yang kuning langsat gelap. Penampilan fisiknya juga memiliki alis tegas yang bentuknya naik ke
atas, matanya sipit, dan bibirnya berwarna merah muda.
A.2.2 Observasi Saat Pengambilan Data • Pertemuan Pertama
Tabel 2.2. Jadwal Wawancara dengan Partisipan 1 No
HariTanggal Waktu
Tempat Kegiatan
1 Senin 30-12-13
15.05 – 16.38
Bullet Tatto Studio
Informed concent,
rapport, dan wawancara
awal
Pertemuan pertama untuk penelitian ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 Desember 2013 pukul 15.05 – 16.38 WIB di Studio Tatto OurBullet yang berada
di belakang distro Bullet Jl. Sei Batang Serangan, Medan. Suasana di luar toko cukup ramai dengan berkumpulnya para pecinta musik keras yang rata-rata berbaju
Universitas Sumatera Utara
hitam, bertato, dan beberapa memiliki rambut panjang gondrong. Namun di dalam toko dan studio cukup sepi, hanya ada kira-kira 3 orang. SJ mengenakan kaos hitam
bermotif orang yang abstrak, dan celana selutut. Aksesoris yang ia gunakan saat itu adalah jam tangan yang dikenakan di tangan sebelah kiri. Di bagian lubang tali
pinggang di kanan belakang, SJ menggantungkan kunci-kunci nya dalam sebuah kaitan.
Partisipan menyapa peneliti dari pintu toko. Meskipun tidak bersalaman dan saling memperkenalkan diri karena sama-sama merasa sudah cukup akrab,
pertemuan yang kami lakukan cukup canggung pada awalnya. Setelah melakukan transaksi jual beli baju, kami pun masuk ke ruangan studio tatto. Hanya ada RT sang
tatto artist disana. Setelah peneliti meminta izin untuk meminjam studio yang akan digunakan sebentar untuk wawancara awal, kami pun memulai wawancara dengan
penjelasan mengenai penelitian, tujuan dari penelitian, dan apa saja keterlibatan partisipan dalam penelitian ini. SJ hanya mendengarkan, kemudian mengangguk
sebagai tanda persetujuan. Setelah itu, peneliti meminta SJ untuk menandatangani informed concent dan kemudian dilakukan wawancara awal.
Di wawancara awal, kami duduk bersampingan di sebuah meja yang biasa digunakan RT untuk menggambar pola tatto. Saat pertanyaan dilontarkan, partisipan
menjawab pertanyaan dengan ‘ala-kadarnya’. SJ tidak seaktif saat kami melakukan chat sebelumnya. Mungkin suasana masih canggung antara peneliti dan SJ. Kontak
mata pun sangat minim, SJ lebih sering melihat ke arah depan di bandingkan ke samping peneliti. Tangannya pun tampak ‘tidak bisa diam’; dia terus memainkan
benda-benda di sekitarnya.
• Pertemuan Kedua
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Jadwal Wawancara dengan Partisipan No
HariTanggal Waktu
Tempat Kegiatan
2 Sabtu 12-04-14
16.10 – 17.23 Rumah
Peneliti Pertanyaan
utama, dan probing
Pada pertemuan kedua ini, awalnya peneliti dan SJ berjanji untuk bertemu di Toko Bullet jam 13.00, namun saat hampir pukul 13.00 SJ memberi kabar untuk
memundurkan waktu wawancara di jam 14.00 siang, karena dia sedang memiliki urusan. Peneliti pun menyetujui hal ini. Hari sabtu, 12 April 2014 kota Medan
diguyur hujan yang cukup deras, dan pukul 14.00 peneliti telah tiba di Toko Bullet dan memberi kabar ke SJ. Kabar buruknya, SJ terjebak hujan lebat di daerah
Tanjung Sari dan akan sangat terlambat datang ke lokasi wawancara karena dia bahkan sedang berteduh. Setengah jam berlalu, namun tidak ada tanda-tanda akan
berhenti nya hujan, dan SJ masih belum beranjak dari tempatnya berteduh. Peneliti kemudian memutuskan untuk pulang dan menunggu di rumah saja, karena suasana
Toko siang itu sangat ramai dan peneliti tidak merasa nyaman menjadi satu-satunya perempuan yang ada disana. Selama menuju hujan reda, perubahan rencana pun
dilakukan oleh peneliti dan SJ, dan akhirnya SJ memutuskan untuk melakukan wawancara di rumah peneliti saja.
Pukul 16.05 SJ tiba di rumah peneliti. SJ mengenakan sebuah jaket parasut berwarna navy blue, yang kemudian dibukanya. Di dalam jaket, SJ mengenakan
sebuah kaos lengan panjang berwarna merah maroon, yang memiliki lambang simbol X di bagian dada sebelah kiri. Di belakang kaos, tercetak tulisan yang cukup
Universitas Sumatera Utara
besar, bertuliskan SevenX Hundred. SJ mengenakan celana jeans yang tidak terlalu ketat, serta kaos kaki hitam dan sepatu vans. Dandanan SJ kali ini lebih rapi
dibandingkan pertemuan pertama yang cenderung santai. Peneliti dan SJ duduk bersampingan di sofa pada ruang tamu. Suasana di
rumah saat itu cukup tenang karena hanya ada peneliti dan adik peneliti yang bermain play station di kamar nya. Terkadang ada suara kendaraan yang sesekali
lewat di depan rumah peneliti. Setelah melakukan obrolan singkat, kami pun memulai wawancara. Di wawancara ini, sikap SJ berbeda dengan wawancara awal.
SJ lebih lancar menjawab setiap pertanyaan peneliti dengan panjang lebar. Terkadang di tengah-tengah wawancara, SJ melontarkan jawaban bercanda. SJ juga
mulai melakukan dan mempertahankan kontak mata. Ketika ada pertanyaan yang membuatnya antusias, SJ cenderung menaikkan intonasi suaranya. Wawancara
berjalan dengan lancar, namun SJ sempat berhenti menjawab pertanyaan karena mencium bau minyak angin aromaterapi yang digunakan adik peneliti saat keluar
kamar.
• Pertemuan Ketiga Tabel 2.4. Jadwal Wawancara dengan Partisipan 1
No HariTanggal
Waktu Tempat
Kegiatan
1 Senin 24-06-14
15.31 – 16.20
Rumah SJ Probing, dan
kredibilitas data
Setelah berkali-kali membatalkan wawancara, akhirnya pertemuan ketiga dilakukan pada hari Senin, tanggal 24 Juni 2014, pukul 15.31 – 16.20 WIB di
Universitas Sumatera Utara
kediaman SJ. Tempat dilakukannya wawancara kali ini juga termasuk mendadak, karena hampir saja terjadi pembatalan wawancara dari SJ, karena dia harus
menunggu adiknya untuk pulang ke rumah sebelum pergi untuk wawancara. Dengan alasan demikian, peneliti memutuskan untuk melakukan wawancara di kediaman SJ
agar SJ juga bisa sambil menunggu adiknya pulang. Rumah SJ berada di sebelah kafe. Jarak antara pagar dan rumah cukup jauh,
karena seperti masuk ke dalam gang. Halaman garasi rumah SJ cukup luas. Peneliti pernah mendengar kabar bahwa di garasi rumah SJ sering diadakannya pertunjukan
musik hardcore. Suasana rumah terbilang sepi, hanya terdengar suara televisi dari dalam rumah. Jarak antara pagar dan rumah yang cukup jauh , menyebabkan suara
kendaraan hanya terdengar sesekali, mengingat lokasi rumah SJ berada di pinggir jalan. Peneliti dan SJ kemudian duduk di meja teras. Meja dan kursi berbahan kayu
ini berbentuk bulat dengan empat buah kursi yang mengelilinginya. Peneliti dan SJ duduk berhadapan. SJ mengenakan kaos hijau tua dengan aksen kuning bertuliskan
“Brasil”, dan hanya mengenakan celana jeans selutut. Rambut SJ sudah mulai panjang dan sedikit berponi.
Sebelum wawancara dimulai, SJ berinisiatif untuk memegang handphone peneliti untuk mengantisipasi jika suaranya tak terdengar. Peneliti menjelaskan
tujuan diadakannya wawancara kedua. SJ menjawab cukup tegas dan cepat ketika peneliti menjelaskan tujuan. Di wawancara kedua, pertemuan ketiga ini, SJ semakin
lancar menyampaikan pendapatnya. Jika di wawancara sebelumnya SJ membutuhkan jeda waktu untuk menjawab setiap pertanyaan peneliti, kali ini SJ
menjawabnya dengan cekatan dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk berfikir. SJ menjawab setiap pertanyaan peneliti dengan tangan memegang
Universitas Sumatera Utara
handphone, dengan siku bertumpu ke meja, terkadang juga SJ bersandar di sandaran kursi. Kontak mata dipertahankan secara intens oleh SJ.
A.1. Identitas Diri Partisipan Tabel 2.1. Identitas Partisipan 2
Keterangan Partisipan
Nama samaran MF
Usia 26 tahun
Suku Batak Mandailing
Anak ke..dari.. 2 dari 4
PendidikanPekerjaan Freelancer
Lama menjadi straight edger 6 Tahun
Partisipan kedua dalam penelitian ini bernama MF. Dalam keluarganya, MF merupakan anak ke dua dari 4 bersaudara; ia memiliki 1 Abang, 1 adik perempuan,
dan 1 adik laki-laki. MF menyenangi musik hardcore sejak berusia 15 tahun. Dari musik hardcore, MF mengenal dunia gigs acara musik dan sering melakukan
interaksi di dalamnya. MF pertama kali mengenal subculture straight edge karena ketertarikannya pada sebuah band bernama Empat Belas. Hingga saat ini, MF sudah
menjalani kehidupannya sebagai straight edger selama kurang lebih 6 tahun.
A.2.1 Observasi Umum Partisipan 2
Seperti partisipan 1, peneliti mengenal partisipan 2 dari rekomendasi seorang tatto artist bernama RT. RT merekomendasikan band Hero sebagai subjek
penelitian karena seluruh member band Hero adalah straight edger. Perkenalan
Universitas Sumatera Utara
dengan MF dimulai ketika peneliti menelpon salah satu subjek preliminary research bernama AB. Pada saat bertelepon dengan AB, AB memberi tahu peneliti bahwa
disana ada juga terdapat straight edger lain bernama MF. MF tak lain adalah salah satu personil band Hero. Hal ini tentu saja tak disangka-sangka. Peneliti kemudian
ingin berbicara dengan MF. Pada saat menerima telepon, MF cukup ramah dan banyak berbicara. Peneliti kemudian langsung mengutarakan niat untuk
menjadikannya sebagai partisipan kedua. MF pun menerimanya, dan kami kemudian saling bertukar pin bbm. Berawal dari telepon, lalu chat bbm, peneliti dan partisipan
membangun rapport. Pertemuan pertama dengan partisipan juga merangkap wawancara awal
dengan partisipan. Tanggal 30 Januari 2014 merupakan pertemuan pertama antara peneliti dan MF. Berdasarkan observasi diperoleh gambaran bahwa partisipan 2
adalah seorang laki-laki yang memiliki ciri fisik dengan tinggi kira-kira 160 cm dan berat badan kurang lebih 65 kg. Berambut hitam pendek “cepak” ala gaya rambut
hardcore, dan warna kulitnya sawo matang. Penampilan fisik MF memiliki alis tebal, bulu mata yang lentik, hidung mancung, dan terdapat bulu-bulu halus di
tubuhnya, terutama di bagian muka brewok dan dadanya. Dari cara berpakaiannya, MF terkadang terlihat seperti “berdandan” ala hardcore dengan topi dan kalung.
Namun terkadang pula MF hanya tampil sederhana dan santai dengan mengenakan kaos polos dan celana panjang. Sehingga terkadang MF bisa terlihat sangat hardcore
hanya dengan dandanannya, dan terkadang pula terlihat sangat santai.
A.2.2 Observasi Saat Pengambilan Data • Pertemuan Pertama
Tabel 2.2. Jadwal Wawancara dengan Partisipan
Universitas Sumatera Utara
No HariTanggal
Waktu Tempat
Kegiatan
1 Kamis 30-01-14
10.08 – 11.05
McDonalds Merdeka
Walk, lantai 2 Informed
concern dan wawancara
awal
Pertemuan pertama untuk penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 10.08 – 11.05 WIB di McDonalds Merdeka Walk lantai 2, sesuai dengan
perjanjian sebelumnya. Pada pertemuan itu, MF tengah duduk 3 baris dari pojok sebelah kanan ruangan sambil menikmati sarapan pagi nya berupa kopi dan egg
muffin di lantai 2 McDonald’s. Suasana di lantai 2 cukup sepi. Hanya ada MF dan dua orang lainnya di meja pojok dekat tangga dan alunan musik yang bervolume
cukup pelan. MF mengenakan kaos warna abu-abu bermotif abstrak berwarna hitam, dipadukan dengan jaket hitam, topi bermotif army yang dikenakannya dengan gaya
terbalik, serta kalung army style berbentuk segi empat kecil. MF memakai jeans biru muda dengan potongan yang longgar dan baggy, serta sepatu bermerk vans.
Partisipan menyapa peneliti dengan ramah, kemudian kami bersalaman dan saling berkenalan, kami pun duduk berhadapan. Sambil meneruskan makannya,
peneliti dan partisipan terlibat dalam obrolan sederhana. Peneliti kemudian menjelaskan tentang penelitian, tujuan dari penelitian, dan apa saja keterlibatan
partisipan dalam penelitian ini. MF menjawabnya dengan mengangguk dan mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk klarifikasi. Setelah MF
menghabiskan makanannya, peneliti meminta MF untuk menandatangani informed concern dan kemudian dilakukan wawancara awal.
Universitas Sumatera Utara
Di wawancara awal, partisipan pada awalnya terlihat kaku dan menunduk ke arah handphone yang digunakan peneliti untuk merekam. Namun seiring
berjalannya waktu kira-kira 10 menit kemudian, MF mulai terlihat santai dan menjawab pertanyaan peneliti dengan sangat panjang lebar. MF pun mulai
melakukan kontak mata dan menggerak-gerakkan tangannya. MF bahkan secara tidak sadar memainkan handphone yang digunakan peneliti untuk merekam dengan
memutar-mutar nya di tangannya. Jika ada pertanyaan yang membuatnya sangat antusias, MF akan sedikit memajukan badan dan wajahnya ke arah peneliti. Ada
beberapa pertanyaan yang dianggap ‘sulit’ oleh MF sehingga dibutuhkan waktu lama untuk menjawabnya. Wawancara pada awalnya berjalan dengan lancar dan
nyaman, namun seiring waktu, suara musik terdengar lebih keras. Topik wawancara kali itu adalah pengalaman partisipan saat mengenal straight edge dan keinginannya
untuk menjadi straight edger.
• Pertemuan Kedua Tabel 2.3. Jadwal Wawancara dengan Partisipan
No HariTanggal
Waktu Tempat
Kegiatan
2 Kamis 10-03-14
22.28 – 23.10 Kafe Kopi
Pertanyaan utama,
probing, dan kredibilitas
data
Universitas Sumatera Utara
Pertemuan kedua berlangsung di sebuah kafe kopi Jl. Jamin Ginting. Pertemuan ini cenderung mendadak setelah peneliti mendengar kabar bahwa Hero
akan melakukan tour di Pulau Jawa, dan MF mungkin akan kembali dalam waktu yang lama. Maka diaturlah pertemuan sedemikian rupa karena MF akan berangkat
pada Sabtu, 12 Maret. MF meluangkan waktunya di malam hari selepas latihan dengan band keduanya selain band straight edge. Pada kesepakatan awal, MF
meminta kesepakatan untuk wawancara jam 10 malam. Namun karena terlambatnya jadwal latihan mereka band, MF pun terlambat datang ke tempat yang sudah
dijanjikan. Peneliti menunggu MF di sebuah kafe yang berada dekat sekali dengan studio latihan MF, seperti kesepakatan kami sebelumnya. Suasana di kafe cukup
ramai dan lumayan terbuka, sehingga suara-suara kendaraan yang melintas mudah sekali terdengar. Ramainya konsumen di kafe ini mungkin disebabkan oleh fasilitas
wifi yang dimiliki kafe ini, sehingga banyak konsumen yang terlihat membuka laptop di meja nya dan tampaknya sudah cukup lama mereka menghabiskan waktu
disana. Peneliti memilih tempat duduk di baris paling belakang, di dekat dapur. Hal ini dilakukan untuk menghindari suara bising dari kendaraan yang melintas di
sekitar Jl. Jamin Ginting. Akhirnya MF datang pada pukul 22.28 mengenakan kaos polos berlengan
pendek warna abu-abu, celana jeans panjang, serta sepatu vans. Beda dengan penampilan sebelumnya, MF terlihat lebih segar karena telah mencukur bulu-bulu
brewok yang ada di wajahnya, dan tampaknya juga baru saja memangkas rambutnya. Penampilan MF pun lebih sederhana tanpa aksesoris seperti sebelumnya.
Dia hanya membawa sebuah masker berwarna abu-abu di tangannya.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti dan MF kali ini duduk bersampingan, karena ukuran meja terlalu lebar untuk melakukan posisi duduk berhadapan. Selama wawancara, peneliti
memegangi handphone yang digunakan untuk wawancara untuk tetap dekat dengan suara partisipan. Selama wawancara berlangsung, MF masih tetap menjawab dengan
lancar dan panjang lebar. MF sedikit terganggu dengan pertanyaan probing yang peneliti ajukan, karena merasa sudah menjelaskan pada pertemuan sebelumnya. MF
akan menjawab “kan udah dibahas kemaren pas pertama..” setiap peneliti mengulang pertanyaan probing.
MF sesekali melihat ke arah bawah saat sedang memikirkan jawaban. Sama seperti wawancara sebelumnya, ketika ada pertanyaan yang membuat MF antusias,
dia akan memajukan wajah dan badannya ke arah peneliti dan mempertahankan kontak mata dengan intens. Namun jawaban MF menjadi acuh setiap ditanyakan
mengenai perasaannya terhadap straight edger lain, ataupun poser. MF akan menjawab acuh seperti “biarin aja lah”, “gak urus”, “ngapain diurusin”.
Berbeda dari wawancara sebelumnya, kali ini intonasi suara MF terlihat lebih santai dan tidak kaku. Bahasa tubuhnya pun lebih leluasa. Topik wawancara pada
saat itu merupakan probing dari wawancara pertama dan kredibilitas data.
• Pertemuan Ketiga Tabel 2.3. Jadwal Wawancara dengan Partisipan
No HariTanggal
Waktu Tempat
Kegiatan
3 Rabu 10-05-14
15.13 – 15.52 Kafe Kopi
Probing, dan kredibilitas
data
Universitas Sumatera Utara
Di pertemuan akhir ini, terkesan mendadak. Peneliti merasa perlu menanyakan beberapa hal kepada MF. Setelah diatur jadwal pertemuan di sela-sela
kegiatan MF yang padat, akhirnya kami bertemu kembali di Kafe Kopi. MF memilih tempat ini, agar ia dapat langsung pergi ke studio di sebelah kafe untuk latihan
bersama band nya. Waktu wawancara termasuk singkat, namun tidak terlalu terburu- buru karena peneliti hanya melakukan probing tambahan saja.
Pada hari itu, MF mengenakan kaos oblong berwarna hitam dan celana jeans longgar berwarna biru tua. Penampilannya cukup santai pada hari itu. Rambutnya
masih terpotong pendek, namun bulu-bulu halus yang baru tumbuh terlihat jelas di wajahnya.Kali ini, peneliti dan MF duduk bersila dan bersampingan di lesehan.
Suasana kafe saat itu tidak terlalu ramai sehingga cukup tenang. Kendaraan lalu lalang terdengar samar-samar, dan sesekali terdengar suara klakson.
Sikap MF selama wawancara masih mempertahankan kontak mata dengan peneliti. Setiap peneliti menanyakan mengenai sikap dan perasaannya terhadap
straight edge lain ataupun poser, MF masih menjawab acuh sambil tersenyum dengan hanya menarik sebelah bibirnya.
B. ANALISA DATA PARTISIPAN 1 B.1 Latar Belakang Kehidupan