Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban

11 hasil perbandingan antara anggaran dengan realisasinya yang telah dicapai oleh manajer dari masing-masing bagian yang dipimpinnya.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Dalam mengelola modalnya, suatu badan usaha perlu melakukan pengendalian terhadap biaya yang dapat digunakan untuk menciptakan tingkat efisiensi dan efektivitas dari perusahaan. Dalam kaitannya dengan masalah biaya tersebut maka akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk memenuhi tujuan dari akuntansi biaya yaitu digunakan sebagai alat pengendalian. Tujuan dari akuntansi biaya menurut Horgren, dkk 2005 ; 34 adalah untuk melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian. Dalam hal ini pencatatan penyajian dan analisis data biaya yang dapat membantu informasi keuangan sebagai berikut : 1. Menyusun dan melaksanakan rencana dan anggaran operasi badan usaha dalam kondisi ekonomi dan bersaing. 2. Menetapkan metode kalkulasi biaya dan prosedur yang menjamin adanya penggendalian dan jika memungkinkan pengurangan atau pengembangan biaya. 3. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulasi biaya dan penetapan biaya dan sewaktu-waktu memeriksa jumlah persediaan dalam bentuk fisik. 4. Menghitung biaya dan laba badan usaha untuk periode akuntansi tahunan dan periode yang lebih singkat. 12 5. Memilih alternatif terbaik yang bisa menaikkan pendapatan atau menurunkan biaya. Menurut Matz dan Usry 1998 ; 32. ada 6 manfaat akuntansi pertanggungjawaban antara lain : 1. Organisasi dibagi dalam unit yang pengukurannya dapat dikelola. 2. Keputusan dibuat pada waktu yang tepat. 3. Keputusan dibuat pada saat yang tepat. 4. Semangat manajer dan tingkat keputusan pekerjaan lebih tinggi karena mereka berinisiatif aktif dalam pembuatan keputusan. 5. Manajer pusat pertanggungjawaban mempunyai peluang mendapat keuntungan yang lebih mengenai manajerial skill dan mengambil tindakan perusahaan dengan mempersatukan potensial personel tiap manajemen. 6. Manajer dapat memotivasi suatu kegiatan dengan cara yang lebih menguntungkan perusahaan.

2.2.3. Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi 2001 : 166, konsep akuntansi pertanggungjawaban terdiri dari wewenang Authority, tanggung jawab Responsibility, tanggung gugat Accountability. 13 Ketiga konsep akuntansi pertanggungjawaban tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Wewenang Authority Wewenang merupakan kekuatan memerintahkan orang lain untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan dibentuknya departemen atau divisi – divisi yang mendapatkan pelimpahan tugas atau wewenang dari manajemen puncak, diharapkan dapat memperlancar pemenuhan pekerjaan sesuai dengan rencana dan sasaran secara efektif dan efisien. Wewenang harus didelegasikan bagi organisasi atau badan usaha yang memiliki departemen – departemen, divisi – divisi atau segala bentuk pelimpahan pekerjaan agar pelaksanaan dapat dinilai. Jadi konsep pendelegasian wewenang dalam akuntansi pertanggungjawaban akan menunjang inisiatif dan kreativitas pekerja dalam melaksanaan pekerjaan dengan baik. 2. Tanggung jawab responsibility Konsep ini sangat erat hubungannya dengan akuntansi pertanggungjawaban. Tanggung jawab timbul dengan sendirinya sebagai konsekuensi adanya pendelegasian wewenang. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk secara bijaksana melaksanakan wewenang yang dilimpahkan atau diserahkan pada perorangan atau kelompok yang berpartisipasi dalam kegiatan atau keputusan organisasional. 14 Tanggung jawab erat kaitannya dengan pendelegasian wewenang. Inti dari tanggung jawab adalah kewajiban yang khususnya timbul dari hubungan antara atasan dan bawahan, karena kenyataannya pihak atasan mempunyai wewenang untuk menuntut suatu pekerjaan atau jasa tertentu dari bawahnya. Jika bawahannya menerima kewajiban untuk melakukan pekerjaan itu maka mereka menciptakan tanggungjawabnya sendiri. Dengan adanya pendelegasian wewenang dan pembentukan pusat – pusat pertanggungjawaban timbul hubungan manajemen tingkat atas dengan manajemen yang berada dibawahnya. Kenyataan ini menimbulkan wewenang untuk menuntut pekerjaan dari orang yang menerima kewajiban. Proses yang menciptakan tanggungjawab dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban disebut responsibility accounting. 3. Tanggung gugat accountability Adanya pendelagasian wewenang dan tugas oleh manajemen yang berada di atas top management kepada departemen, divisi atau kepala – kepala bagian yang merupakan pusat - pusat pertanggungjawaban, menuntut departemen – departemen, divisi – divisi atau kepala – kapala bagian tersebut untuk melaporkan hasil inilah yang sering disebut tanggung gugat accountability. Disamping aspek pencapaian hasil kerja, aspek lain dari tanggungjawab adalah tanggung gugat accountability yaitu pelaporan hasil kerja pada atasan yang berwenang. Laporan ini penting karena memungkinkan dilakukannya sejumlah pengukuran guna menentukan pencapaian sasaran dalam satuan jumlah, mutu dan biaya 15 Tanggung gugat pada dasarnya merupakan masalah pribadi dan bukan masalah yang menyangkut kelompok kerja, dan azas tanggung gugat ini telah menjadi ketentuan dalam laba dan bukan lagi suatu organisasi untuk mencari laba. Menurut Matz dan Usry 2000 : 325, konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas penggolongan biaya yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. 2. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagian organisasi. 3. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya – biaya yang dapat dikendalikan oleh orang – orang yang bersangkutan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban dapat dijadikan penunjang inisiatif dan kreativitas pekerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik dan inti dari tanggung jawab adalah kewajiban yang khususnya timbul dari hubungan antara atasan dan bawahan.

2.2.4. Syarat-syarat Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban