37
2. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
3. Menyediakan rencana secara terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4.
Mengkoordinasikan cara yang akan ditempuh dalam rangka mememaksimalkan sumber daya.
5. Menyediakan alat pengukur dan mengandalkan kinerja individu dan kelompok serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
2.2.14. Sistem Anggaran Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Salah satu syarat utama dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah dapat dibuatnya laporan tentang pertanggungjawaban yang disusun berdasarkan
tingkat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan. Untuk menghasilkan laporan yang efektif, maka penyusunan anggaran harus dibuat di setiap pusat
pertanggungjawaban yang ada. Oleh karena itu pada proses penyusunan anggaran, masing-masing bagian akan terlibat secara aktif untuk menyusun anggaran di
masing-masing bagian tersebut. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
pesan role setting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan
sebagian kegiatan pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha
38
pencapaian tujuan perusahaan tersebut diukur dalam satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu penyusunan anggaran hanya mungkin
dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban. Penyusunan anggaran perusahaan secara keseluruhan harus didukung oleh
anggaran-anggaran dari seluruh unit aktivitas. Antara unit aktivitas satu dengan aktivitas unit lainnya harus saling menunjang dan melengkapi. Keikutsertaan
setiap tingkatan manajemen dalam menyusun anggaran akan memberikan motivasi bagi tiap manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan
anggarannya dengan sebaik-baiknya. Dalam akuntansi pertanggungjawaban anggaran dapat digunakan sebagai tolak
ukur pengendalian biaya Mulyadi, 1992 : 109. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk tujuan pengendalian biaya, organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap – tiap manajer jelas. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, tiap – tiap manajernya mengetahui
wewenang dan tanggungjawabnya masing – masing. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran akan
mudah ditunjuk siapa yang bertanggung jawab. Untuk pengendalian biaya, anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkat
manajemen dalam organisasi. Tiap – tiap manajer harus mengajukan rancangan anggaran biaya – biaya yang ada di bawah tanggungjawabnya masing – masing.
Rancangan anggaran ini kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Setiap perubahan yang dilakukan terhadap rancangan
anggaran tersebut harus dirundingkan dengan dan diberitahukan kepada manajer
39
penyusun anggaran biaya, sehingga menciptakan peran serta dan komitmen mereka dalam mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian, masing –
masing manajer akan merasa bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya adalah anggarannya dan dia akan
bersedia dinilai atas tolak ukur anggaran tersebut. Menurut Mulyadi 1992 : 110 bahwa dalam sistem penyusunan anggaran
dalam laporan pertanggungjawaban, setiap manajer berpartisipasi dalam penyusunan anggaran bagiannya masing – masing dan oleh karena itu, masing –
masing akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi anggaran tersebut. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan
oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka hanya biaya – biaya terkendalikan saja yang harus dipertanggungjawabkan olehnya.
2.2.15. Evaluasi Kinerja