Evaluasi Kinerja Kajian Teori

39 penyusun anggaran biaya, sehingga menciptakan peran serta dan komitmen mereka dalam mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian, masing – masing manajer akan merasa bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya adalah anggarannya dan dia akan bersedia dinilai atas tolak ukur anggaran tersebut. Menurut Mulyadi 1992 : 110 bahwa dalam sistem penyusunan anggaran dalam laporan pertanggungjawaban, setiap manajer berpartisipasi dalam penyusunan anggaran bagiannya masing – masing dan oleh karena itu, masing – masing akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi anggaran tersebut. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka hanya biaya – biaya terkendalikan saja yang harus dipertanggungjawabkan olehnya.

2.2.15. Evaluasi Kinerja

Kinerja dievaluasi pada berbagai tingkatan yang berbeda – beda di dalam perusahaan. Menurut Blocher, Chen, Cokins, Lin 2007 : 453 evaluasi kinerja adalah proses dimana para manajer pada seluruh tingkatan mendapatkan informasi mengenai kinerja tugas – tugas yang diberikan dalam perusahaan serta menentukan apakah kinerja tersebut sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebagaimana yang tercantum dalam anggaran, rencana dan tujuan. Keterangan ini juga didukung oleh pernyataan dalam suatu situs internet yaitu www.sukabumikota.go.idrestrabab20v.pdf yang menjelaskan bahwa evaluasi kinerja adalah kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja dan 40 pengembangan indikator kinerja. Oleh karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada ukuran – ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi kinerja adalah kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematik untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2005 : 10,. tujuan evaluasi kinerja yaitu : 1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. 2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seseorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik atau sekurang – kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. 3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang. 4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya. 41 5. Memberikan rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan. Sedangkan dalam situs internet yaitu www.kmpk.ugm,ac.iddataspmkk61 memonitoring 20 dan 20 evaluasi 20 kinerja 20 klinis 20 rev Feb 03. Doc menjelaskan bahwa tujuan evaluasi kinerja yaitu : 1. Menentukan kompetensi pekerjaan 2. Meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik di antara pegawai. 3. Menghargai pengembangan staf dan memotivasi pegawai ke arah pencapaian kualitas yang tinggi. 4. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer 5. mengidentifikasi ketidakpuasan pegawai. Dari kedua tujuan evaluasi kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Memilih metode yang tepat dalam penelitian, ditentukan oleh maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Efferin dkk 2004 : 9, penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan sosial, atau hubungan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan pendekatan yang menekankan pada deskripsi yang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Menurut Mulyana 2001 : 155 metode kualitatif pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, dan analisis dokumen atau metode historis bersifat fundamental dan sering digunakan bersama-sama, seperti dalam studi kasus. Kaum positivis menganggap pengamatan sebagai metode yang tidak andal unrealiable. Menurut mereka, pengamat yang berbeda mungkin melakukan pengamatan berbeda memperoleh data yang berbeda, dan konsekuensinya, menghasilkan kesimpulan penelitian yang berbeda pula. Sedangkan bagi peneliti kualitatif, isunya adalah keotentikan dan realiabilitas. 42