a. Hubungan variabel pengetahuan anggota koperasi dengan partisipasi berkoperasi menunjukkan nilai sig 0,000 dari α 0,05
maka dapat disimpulkan linier. b. Hubungan variabel persepsi anggota terhadap pelayanan koperasi
dengan partisipasi berkoperasi menunjukkan nilai sig 0,001 dari α 0,05 maka dapat disimpulkan linier .
c. Hubungan variabel motivasi berkoperasi dengan partisipasi berkoperasi menunjukkan nilai sig 0,000 dari α 0,05 maka
dapat disimpulkan linier.
N. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dengan model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel bebas. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolineritas maka selanjutnya dengan SPSS 16.0 diadakan pengujian Colenearity Statistic, maka akan diperoleh
VIF Variance Inflation Factor. Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolineritas, digunakan ketentuan sebagai berikut: jika VIF di bawah
10 dan nilai tolerance diatas 0,1 maka tidak terjadi gejala multikolineritas Ghozali, 2001:91. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.9. Hasil Uji Multikolinearitas
Model Colinearity Statistic
Tolerance VIF
Pengetahuan anggota koperasi X1
0,819 1,221
Presepsi anggota tentang pelayanan
koperasi X2 0,818
1,222 Motivasi berkoperasi
X3 0,999
1,001 Sumber : Data Primer, diolah 2015
Hasil uji multikolinearitas VIF pada tabel diatas menunjukkan nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka model
regresi tidak mengandung multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke
observasi lainya, maka terjadi homoskedastisitas dan jika berbeda terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan uji korelasi
Spearman’s Rank Correlation Test. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi, yaitu jika
signifikansi 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedasitas dan jika signifikansi 0,05 maka terjadi gejala heteroskedasitas. Hasil uji
heteroskedastisitas Spe arman’s Rank Correlation dapat dilihat pada
tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.10. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroscedasticity
Error Term Spearmans
rho X1 Pengetahuan anggota
tentang koperasi Correlation
Coefficient .021
Sig. 2-tailed .855
N 79
X2 Persepsi anggota tentang pelayanan koperasi
Correlation Coefficient
.075 Sig. 2-tailed
.511 N
79 X3 Motivasi berkoperasi
Correlation Coefficient
-.064 Sig. 2-tailed
.572 N
79
Sumber : Data Primer, diolah 2015 Hasil
uji heteroskedastisitas
Spearman’s Rank Correlation
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen memiliki nilai signifikansi di bawah α = 0,05, maka dapat
disimpulkan model regresi dapat digunakan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
O. Analisis Data