59
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
A. Universitas Islam Indonesia 1. Selintas Perjalanan Universitas Islam Indonesia UII
Universitas Islam Indonesia didirikan pada tanggal 27 Rajab 1364 H atau bertepatan dengan 8 Juli 1945 40 hari sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, dengan nama Sekolah Tinggi Islam STI di Jakarta. STI adalah cita-cita luhur tokoh-tokoh nasional
Indonesia yang melihat kenyataan bahwa ketika itu pendidikan tinggi yang ada adalah milik Belanda Technische Hoogeschool atau Institut
Teknologi Bandung kini, Recht Hoogeschool di Jakarta dan Sekolah Tinggi Pertanian di Bogor. STI lahir untuk menjadi bukti adanya
kesadaran berpendidikan pada masyarakat pribumi. Dibidani oleh tokoh-tokoh nasional seperti Dr. Moh. Hatta
Proklamator dan mantan Wakil Presiden RI, Moh. Natsir, Prof. KHA. Muzakkir, Moh. Roem, KH. Wachid Hasyim, dll, menjadikan STI sebagai
basis pengembangan pendidikan yang bercorak nasional dan Islamis serta menjadi tumpuan harapan seluruh anak bangsa.
Seiring hijrahnya ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta, maka STI pun hijrah dan diresmikan kembali oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 27 Rajab 1365 H atau bertepatan dengan tanggal 10 April 1946 bertempat di nDalem Pangulon Yogyakarta. Untuk peningkatan peran
dalam perjuangan, maka STI yang kala itu menjadi satu-satunya perguruan tinggi Islam, diubah menjadi universitas dengan nama University Islam
Indonesia atau sekarang Universitas Islam Indonesia Islamic University of Indonesia, Al Jami¿ah Islamiyah Al Indonesiyah
pada tahun 1947. Realisasi perubahan STI menjadi Universitas Islam Indonesia UII
didahului pembukaan kelas pendahuluan semacam pra universitas yang diresmikan pada bulan Maret 1948 di Pendopo nDalem Purbojo, Ngasem
Yogyakarta. Pembukaan Universitas Islam Indonesia menggantikan STI secara resmi diselenggarakan pada tanggal 27 Rajab 1367 H bertepatan
dengan tanggal 4 Juni 1948 bertempat di nDalem Kepatihan Yogyakarta dan mendapat kunjungan dari para menteri serta pejabat sipil dan militer
lainnya. Dengan demikian, pada tanggal 27 Rajab 4 Juni 1948 hadirlah
Universitas Islam Indonesia yang merupakan wajah baru STI dan telah resmi beroperasi sejak tiga tahun sebelumnya di Negara Republik
Indonesia. Pada saat diresmikan Universitas Islam Indonesia membuka empat Fakultas, yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas
Pendidikan, dan Fakultas Agama. Universitas Islam Indonesia UII sebagai universitas swasta tertua
di Indonesia, kemudian berkembang sangat pesat dengan lebih 22 fakultas cabang, tersebar diseluruh Indonesia Surakarta, Madiun, Purwokerto,
Gorontalo, Bangil, Cirebon dan Klaten dengan pusatnya di Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Namun seiring dengan kebijaksanaan pemerintah bahwa cabang universitas harus ditiadakan, maka cabang-cabang ini kemudian tumbuh
sebagai perguruan tinggi baru baik negeri ataupun swasta atau tergabung dengan perguruan tinggi negeri yang telah ada. Jadi secara tidak langsung
Universitas Islam Indonesia mendorong tumbuh dan berkembangnya perguruan-perguruan tinggi di berbagai kota di Indonesia dan Universitas
Islam Indonesia secara nyata menjadi bagian dari sejarah pendidikan nasional itu sendiri.
2. Visi dan Misi Universitas Islam Indonesia UII a. Visi UII
Terwujudnya Universitas Islam Indonesia sebagai rahmatan lilalamin, memiliki komitmen pada kesempurnaan dan risalah
Islamiyah di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan dakwah Islamiyah.
b. Misi UII Menegakkan Wahyu Illahi dan Sunnah Nabi sebagai sumber
kebenaran abadi yang membawa rahmat bagi alam semesta melalui pengembangan dan penyebaran ilmu, teknologi, budaya dan seni
yang berjiwa Islam, dalam rangka membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bertakwa dan berakhlak mulia,
yang mempunyai
keunggulan dalam
keilmuan keislaman,
kepemimpinan, keahlian profesional dan kemandirian, berilmu amaliah, dan beramal ilmiah.
3. Tujuan Universitas Islam Indonesia UII Berdasarkan misi dan visi seperti di atas, dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai Universitas Islam Indonesia. a.
Membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang berkualitas,
bermanfaat bagi
masyarakat, menguasai
ilmu keislaman dan mampu menerapkan nilai-nilai islami serta berdaya
saing tinggi. b.
Mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya dan seni yang berjiwa Islam.
c. Turut serta membangun masyarakat dan negara Republik Indonesia
yang adil dan makmur serta mendapat ridho Allah SWT. d.
Mendalami, mengembangkan, dan menyebarluaskan pemahaman ajaran agama Islam untuk dihayati dan diamalkan oleh warga UII
dan masyarakat.
B. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 1. Selintas Perjalanan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY
Sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan, Muhammadiyah tak pelak lagi merupakan suatu fenomena modern ketika didirikan oleh K. H.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 1912. Ciri kemodern tampak paling sedikit dalam 3 hal pokok, yaitu, pertama, bentuk gerakannya yang
terorganisasi, kedua, aktivitas pendidikannya yang mengacu pada model sekolah modern untuk ukuran zamannya, dan ketiga, pendekatan
teknologis yang digunakan dalam mengembangkan aktivitas organisasi terutama amal usahanya.
Ciri yang ketiga ini sesungguhnya memberi warna tersendiri bagi berbagai aktivitas Muhammadiyah pada periode awal, baik yang berkaitan
dengan pemikiran keagamaan yang dikembangkan, maupun
yang berhubungan dengan berbagai model aktivitas yang diselenggarakan.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa pendekatan teknologis yang digunakan bertumpu pada kecermatan membaca realitas sosial serta
ketepatan memperhitungkan tantangan saat itu dan di masa depan. Pengembangan aktivitas organisasi kemudian dirumuskan sebagai jawaban
strategis terhadap kondisi saat itu dengan memperhitungkan tantangan masa depan. Bahkan Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan adalah
jawaban strategis itu sendiri. Kendatipun Muhammadiyah lahir sebagai perwujudan dari suatu
pergumulan pemikiran yang mendalam, akan tetapi jawaban strategis yang diberikan bukanlah dalam bentuk gerakan pemikiran semata-mata, akan
tetapi berupa amal nyata di tengah-tengah masyarakat. Dasaran geraknya adalah praksis, tetapi basisnya adalah pemikiran.
Dengan pendekatan teknologis itulah Muhammadiyah sejak awal kehadirannya sebagai gerakan Islam, dakwah dan tajdid, memberikan
perhatian yang paling utama kepada pengembangan SDM. Hal ini dapat dilihat dari kiprahnya di bidang pendidikan, kesehatan dan tabligh.
Oleh karena itu, sangat mudah dipahami bahwa delapan puluh empat tahun setelah didirikan, Muhammadiyah mengalami pertumbuhan
yang spektakuler
di berbagai
amal usahanya,
khususnya bidang
pendidikan. Di dalam bidang pendidikan tinggi, misalnya Muhammadiyah saat ini memiliki 24 universitas, 5 institut, 52 sekolah tinggi, 34 akademi,
dan 3 politeknik. Suatu jumlah yang cukup mencengangkan. Perhatian utama kepada pengembangan SDM itulah yang juga
mendorong para aktivis Muhammadiyah mengikhtiarkan berdirinya suatu universitas di “Ibu Kota” Muhammadiyah, Yogyakarta. Niat mendirikan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY telah ada sejak lama. Prof. Dr. Kahar Muzakkir dalam berbagai kesempatan melemparkan
gagasan perlu didirikannya universitas Muhammadiyah ketika Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pengajaran meresmikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1960, secara eksplisit piagam pendiriannya mencantumkan FKIP sebagai bagian dari
Universitas Muhammadiyah.
barulah, pada
Maret 1981,
melalui perjuangan keras beberapa aktivis Muhammadiyah seperti Drs. H. Mustafa
Kamal Pasha, Drs. M. Alfian Darmawan, Hoemam Zainal, S.H., Brigjen. TNI Purn. Drs. H. Bakri Syahid, K.H. Ahmad Azhar Basyir, M.A., Ir.
H.M. Dasron Hamid, M.Sc., H. M. Daim Saleh, Dr. M. Amien Rais, H.M.H. Mawardi, Drs. H. Hasan Basri, Drs. H. Abdul Rosyad Sholeh,
Zuber Kohari, Ir. H. Basit Wahid, serta didukung oleh ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, K.H. A.R. Fakhruddin dan Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah DIY, H. Mukhlas Abror, secara resmi didirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang kemudian berkembang
sampai hari ini. Awal berdiri, Rektor UMY dipercayakan kepada Brigjen. TNI
Purn. Drs. H. Bakri Sjahid, yang saat itu sudah selesai masa tugasnya sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rektor Periode
berikutnya dipercayakan kepada Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc. Akan tetapi karena proses permintaan izin menteri belum selesai, maka ditunjuk
seorang sesepuh Muhammadiyah, H.M.H. Mawardi, menjadi rektor. Setelah turun izin menteri, ditetapkan kembali Ir. H.M. Dasron Hamid
menjadi Rektor UMY. Setelah melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan, UMY kini
telah memiliki 7 fakultas, yaitu Fakultas kedokteran, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian., Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas
Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Visi dan Misi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY
a. Visi UMY Menjadi Universitas yang berorientasi ke masa depan dengan
bertumpu pada upaya penguatan iman dan taqwa kepada Allah S.W.T. serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat
menjadi pusat keunggulan yang merupakan kebanggaan warga Muhammadiyah, umat Islam, dan bangsa Indonesia.
b. Misi UMY Melalui pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY dapat berperan aktif di dalam proses pembangunan bangsa maupun
pencerahan umat manusia, serta dapat melahirkan sarjana yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi di atas landasan iman dan
taqwa yang kokoh, sehingga menjadi insan yang mandiri, berwawasan luas, sadar akan keberadaannya dan bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia yang majemuk, ikhlas dan bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar.
3. Tujuan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY Berdasarkan misi dan visi seperti diatas, dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 1. Menguasai, mengembangkan, dan mengamalkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dijiwai oleh nilai islam serta relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa.
2. Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai
islam yang
menjujung tinggi
kebenaran, keadilan,
kesungguhan, inovatif, kritis-konstruksi, terbuka, tanggap terhadap perubahan.
3. Memperluas wawasan dan memperkokoh nilai kemanusiaan, akhlaqul karimah, dan etika, yang bersumberkan ajaran Islam, serta memupuk
keikhlasan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di samping mengembangkan tiga tujuan umum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagaimana disebutkan di atas, dalam
hubungannya dengan upaya peningkatan kualitas output, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta UMY
mengarahkan segenap
proses pendidikannya bagi tujuan khusus sebagi berikut.
“Mewujudkan sarjana muslim yang berakhlaq mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, serta berguna bagi masyarakat dan negara”.
68
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN