bank, walaupun hubungan kedua variabel tersebut kuat. Sehingga hipotesis ke – 3 ”Diduga bahwa risiko pelaksanaan pembiayaan
mudharabah memiliki hubungan yang signifikan dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” tidak teruji kebenarannya.
4. Variabel risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
Nilai korelasi antara risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
dengan eksistensi bank Y cukup tinggi yaitu sebesar 0,688 dan tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5 yaitu 0,199.
Hal ini berarti variabel risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan eksistensi bank, walaupun hubungan kedua variabel tersebut cukup kuat.
Sehingga hipotesis ke – 4 ”Diduga bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah
dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” tidak teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan
Perkembangan perekonomian nasional mengalami perubahan yang cepat, seiring dengan perkembangan perekonomian internasional yang
berkembang pesat, sehingga membutuhkan perbankan nasional tangguh maka diperlukan adanya pengaturan kegiatan lembaga bank yang
komprehensif, jelas dan memberikan kepastiaan hukum.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan, mencoba mengakomodir keinginan masyarakat Indonesia yang mengharapkan
adanya bank syariah di Indonesia. Keberadaan bank syariah di Indonesia tentunya memerlukan peraturan yang mendukung. Undang-Undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan dipertegas lagi dengan adanya Undang- Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, mengatakan bahwa bank
konvensional dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Undang-Undang No.10 tahun 1998 Tentang Perbankan telah menyebutkan
bahwa bank dapat memberikan kredit dengan imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Bank Syariah Mandiri BSM berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan marupakan Bank Umum Syariah BUS
Nasional ke-2 yang mendasarkan kegiatan operasional perbankannya berdasarkan prinsip syariah setela Bank Muamalat Indonesia yang berdiri
sekitar tahun 1992. Bank Syariah Mandiri BSM dalam melakukan kegiatannya mendasarkan pada peraturan Bank Indonesia No
624PBI2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatannya Berdasarkan Prinsip Syariah, dengan ketentuan modal disetor untuk
mendirikan suatu bank syariah sekurang-kurangnya sebesar satu triliun rupiah hal ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 735PBI2005
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.624PBI2004 Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 83PBI2006 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank
Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah Dan Pembukaan Kantor Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah Oleh Bank Umum Konvensional. Bank Syariah Mandiri BSM merupakan bank umum konvensional yang
merubah kegiatan usaha menjadi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sehingga dalam pengajuan permohonan
izin atau rencana dan atau penyampaian laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 83PBI2006 wajib menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Edaran No. 88DPbS. Kegiatan Bank Syariah Mandiri BSM dalam pembiayaan total
Mudharabah telah diatur dalam peraturan Bank Indonesia No 624PBI2004 pasal 36 tiga puluh enam mengenai kegiatan usaha yang
meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dan juga melakukan penyaluran dana. Pasal 36 tiga puluh enam butir b peraturan Bank
Indonesia No.624PBI2004 menyebutkan bahwa kegiatan menyalurkan dana malalui prinsip jual beli, prinsip sewa menyewa, prinsip pinjam
meminjam dan prinsip bagi hasil, prinsip bagi hasil tersebut terdiri dari mudharabah dan musyarakah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.1. Hubungan Antara Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah X
1
Dengan Eksistensi Bank Y
Nilai korelasi antara pelaksanaan pembiayaan mudharabah X
1
dengan eksistensi bank Y sangatlah tinggi yaitu sebesar 0,983 dan tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5 yaitu 0,003. Hal ini
berarti variabel pelaksanaan pembiayaan mudharabah X
1
memiliki hubungan yang signifikan dengan eksistensi bank, dan hubungan kedua
variabel tersebut sangatlah kuat, sehingga hipotesis ke-1 ”Diduga bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembiayaan
mudharabah dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” teruji kebenarannya.
Adapun bukti bahwa hubungan variabel antara pelaksanaan pembiayaan mudharabah X
1
dengan eksistensi bank Y sangatlah kuat yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.6 : Kurva Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah dan Eksistensi Bank Tahun 2006 – 2010
Berdasarkan data yang diperoleh dan kemudian digambarkan sesuai dengan gambar 4.6 di atas terlihat bahwa peningkatan pelaksanaan
pembiayaan mudharabah berdampak pada peningkatan eksistensi bank, dimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah dan eksistensi cenderung
mengalami peningkatan mulai tahun 2006 sampai dengan 2010. Hal ini kemungkinan disebabkan Bank Syariah Mandiri menunjukkan kinerja
yang positif, pertumbuhan volume usaha Bank Syariah Mandiri cukup tinggi, penyediaan akses jaringan mengalami peningkatan dan menjangkau
kebutuhan masyarakat secara lebih luas sehingga masih memiliki fundamental yang cukup kuat untuk memanfaatkan potensi membaiknya
perekonomian nasional Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2009.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Widyanti 2009
yang menyatakanbahwa variabel pelaksanaan pembiayaan bagi hasil mudharabah memiliki hubungan yang signifikan dengan eksistensi Bank
Syariah Mandiri di Surabaya, dan variabel risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan eksistensi
Bank Syariah Mandiri di Surabaya.
4.4.2. Hubungan Antara Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah X
2
Dengan Eksistensi Bank Y
Nilai korelasi antara pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
2
dengan eksistensi bank Y sangat tinggi yaitu sebesar 0,961 dan tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5 yaitu 0,009. Hal ini berarti
variabel pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
2
memiliki hubungan yang signifikan dengan eksistensi bank, dan hubungan kedua variabel
tersebut sangat kuat, sehingga hipotesis ke-2 ”Diduga bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembiayaan musyarakah
dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” teruji kebenarannya. Adapun bukti bahwa hubungan variabel antara pelaksanaan
pembiayaan musyarakah X
2
dengan eksistensi bank Y sangat kuat, dan signifikan yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.7 : Kurva Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah dan Eksistensi Bank Tahun 2006 – 2010
Berdasarkan data yang diperoleh dan kemudian digambarkan sesuai dengan gambar 4.7 di atas terlihat bahwa peningkatan pelaksanaan
pembiayaan musyarakah berdampak pada peningkatan eksistensi bank, dimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah dan eksistensi cenderung
mengalami peningkatan mulai tahun 2006 sampai dengan 2010. Musyarakah di perbankan Islam syariah telah dipahami sebagai
suatu mekanisme yang dapat menyatukan kerja dan modal untuk produksi barang dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat. Musyarakah dapat
digunakan dalam setiap kegiatan yang menghasilkan laba. Bagi Bank- Bank Islam syariah, musyarakah dapat digunakan untuk tujuan murni
yang lazimnya bersifat jangka pendek, atau untuk keikutsertaan dalam investasi proyek-proyek jangka menengah hingga jangka panjang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Musyarakah atau syirkah dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kerja sama dimana dua atau lebih orang menghimpun modal dan tenaga
bersama-sama, untuk membagi keuntungan, menikmati hak dan kewajiban yang sama. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik
menurut proporsi penyertaan masing-masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama unproportional. Manakala merugi kewajiban hanya
terbatas sampai batas modal masing-masing. Hirsanuddin, 2008 dalam
http:tommirrosandy.wordpress.com
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Maryono 2007
yang menyatakan bahwa bahwa variabel pembiayaan mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan keuntungan. Berbeda halnya
dengan variabel risiko dan penyisihan kerugian tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keuntungan.
4.4.3. Hubungan Antara Risiko Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah X
3
Dengan Eksistensi Bank Y
Nilai korelasi antara risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah X
3
dengan eksistensi bank Y tinggi yaitu sebesar 0,721 dan tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5 yaitu 0,170. Hal ini berarti
variabel risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah X
3
memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan eksistensi bank, walaupun
hubungan kedua variabel tersebut kuat, sehingga hipotesis ke – 3 ”Diduga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” tidak
teruji kebenarannya. Adapun bukti bahwa hubungan variabel antara risiko pelaksanaan
pembiayaan mudharabah X
3
dengan eksistensi bank Y kuat, namun tidak signifikan yaitu :
Gambar 4.8 : Kurva Risiko Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah dan Eksistensi Bank Tahun 2006 – 2010
Berdasarkan data yang diperoleh dan kemudian digambarkan sesuai dengan gambar 4.8 di atas terlihat bahwa risiko pelaksanaan
pembiayaan mudharabah pada tahun 2008 – 2010 mengalami peningkatan yang cukup drastis, begitu juga dengan eksistensi bank mengalami
kenaikan. Peningkatan inilah yang kemungkinan menjadi penyebab tidak signifikannya hubungan risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan eksistensi, disebabkan karena dana yang diberikan kepada nasabah yang dibiayai dengan mudharabah ini sudah terlepas dari kekuasaan dan
pengawasannya bank Syari’ah sedemikian rupa sehingga bank Syari’ah hanya mampu mengawasi melalui laporan keuangan yang sangat mudah
untuk direkayasa Harahap, 2006. Adapun risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah adalah :
1 Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak. 2
Lalai dan kesalahan yang disengaja. 3
Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Widyanti 2009 yang
menyatakanbahwa variabel pelaksanaan pembiayaan bagi hasil mudharabah memiliki hubungan yang signifikan dengan eksistensi Bank
Syariah Mandiri di Surabaya, dan variabel risiko pelaksanaan pembiayaan mudharabah tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan eksistensi
Bank Syariah Mandiri di Surabaya.
4.4.4. Hubungan Antara Risiko Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah X
4
Dengan Eksistensi Bank Y
Nilai korelasi antara risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
dengan eksistensi bank Y cukup tinggi yaitu sebesar 0,688 dan tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5 yaitu 0,199. Hal ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berarti variabel risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan eksistensi bank, walaupun
hubungan kedua variabel tersebut cukup kuat, sehingga hipotesis ke-4 ”Diduga bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara risiko
pelaksanaan pembiayaan musyarakah dengan eksistensi Bank Syariah Mandiri” tidak teruji kebenarannya.
Adapun bukti bahwa hubungan variabel antara risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah X
4
dengan eksistensi bank Y kuat, namun tidak signifikan yaitu :
Gambar 4.9 : Kurva Risiko Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah dan Eksistensi Bank Tahun 2006 – 2010
Berdasarkan data yang diperoleh dan kemudian digambarkan sesuai dengan gambar 4.9 di atas terlihat bahwa risiko pelaksanaan
pembiayaan musyarakah pada tahun 2009 – 2010 mengalami peningkatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang cukup drastis, begitu juga dengan eksistensi bank mengalami kenaikan. Peningkatan inilah yang kemungkinan menjadi penyebab tidak
signifikannya hubungan risiko pelaksanaan pembiayaan musyarakah dengan eksistensi, hal ini disebabkan oleh karena tingkat risiko
pembiayaan musyarakah sangat tinggi hight risk dan pengembaliannya tidak pasti, padahal bank merupakan lembaga bisnis, lembaga lembaga
intermediasi dimana bank berfungsi sebagai perantara pihak yang kekurangan modal lack of fund dan pihak lain yang kelebihan modal
surplus of fund, disamping itu bank juga harus mengembalikan dana nasabah penabung setiap saat. Semestinya bank dengan nasabah harus
memahami betul tentang filosofi pembiayaan dengan sistem musyarakah, karena Islam memberikan solusi yang adil bagi kedua belah pihak dengan
prinsip pertanggung jawaban yang jelas, bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan sendiri sementara pihak yang lain mengalami kerugian bahkan
sampai pada titik dimana tidak punya apa-apa bahkan secara ekonomi tidak berdaya lagi. Disinilah pentingnya mengkaji dan menemukan konsep
yang ideal dari prinsip bagi hasil dan risiko Profit and Loss Sharing dalam perbankan syari’ah, agar kedua belah pihak baik bank maupun
nasabah peminjam dapat menjalankan usaha atau bisnisnya dengan aman tanpa ada kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan Fatahullah, 2008.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Maryono 2007 yang
menyatakan bahwa bahwa variabel pembiayaan mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan keuntungan. Berbeda halnya dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
variabel risiko dan penyisihan kerugian tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan keuntungan.
4.5. Implikasi Hasil Penelitian