Sosiologi Sastra Ideologi 3 Latar Sosial

11 Latar sosial berkaitan erat dengan tempat kejadian suatu peristiwa. Latar yang mengambil daerah pedesaan akan menggambarkan pula situasi pergaulan dan adat istiadat di daerah tersebut. Selain itu penggunaan bahasa khas daerah dan penamaan tokoh juga berkaitan erat dengan latar sosial Nurgiyantoro, 2000:235.

1.6.2 Sosiologi Sastra

Ada beberapa hal pokok yang bisa dipegang dalam teori sosiologi sastra. Sapardi Djoko Damono memaparkan bahwa sosiolosi sastra bisa mempermasalahkan ideologi pengarang tentang masyarakatnya, sosiologi sastra yang mempermasalahkan karya itu sendiri, dan sosiologi sastra yang memasalahkan pengaruh sosial sebuah karya sastra Damono, 1978:34. Secara khusus penelitian ini akan berfokus pada teks sastra itu sendiri. Sastra adalah refleksi atau cerminan dari masyarakat Faruk, 2014:5. Dalam konteks ini akan dilihat sejauh mana sebuah karya satra mencerminkan masyarakat dan juga sejauh mana sebuah karya digunakan pengarang untuk mewakili seluruh masyarakat. Sosiologi sastra akan menjadi pendekatan utama dalam penilitian ini. Konteks sosial dan situasi masyarakat akan menjadi pokok pembahasan yang dominan. Pendekatan sosiologi sastra sekaligus akan menjadi pembatasan pembahasan penelitian. Maka konteks sosial yang menjadi setting dari novel Bukan Pasar Malam akan menjadi acuan dalam penentuan latar. Sosiologi sastra tidak melepaskan sebuah karya dari konteks sosial tempat karya tersebut lahir. Dengan demikian, akan dilihat pula konteks sosial karya ini untuk mempertajam pembahasan dan memberikan konteks yang lebih luas untuk memahami karya ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

1.6.3 Ideologi

Jika melihat KBBI Depdiknas, 2008:538 ada tiga definisi tentang ideologi. Pertama, kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas. Kedua, cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ketiga, paham atau teori, dan tujuan yang berpadu merupakan suatu program sosial politik. Istilah ideologi yang menjadi landasan teori penelitian ini adalah definisi yang kedua yaitu cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Secara lebih khusus lagi ideologi merupakan cara-cara merasa, menilai, memandang, dan memercayai yang berhubungan dengan kekuatan sosial Eagleton, 2007:20 Dengan demikian ideologi cara berpikir, merasakan dan bertindak dari sebuah kelas sosial. Kelas sosial yang dimaksud di sini mengikuti pembagian kelas yang dimaksud oleh Karl Marx. Ideologi ini dalam novel akan ditentukan oleh relasi yang terjadi di antara kelas-kelas. Apa yang terjadi dalam interaksi yang ada mencerminkan reaksi yang muncul dalam diri tokoh. Setiap tokoh mewakili kelas sosial tertentu. Dengan demikian, akan bisa diteliti bagaimana cara merasa, menilai, memandang dan memercayai sebuah kejadian. Sesuai dengan apa yang dikemukakan Eagleton2007:20 sebelumnya, ideologi selalu berhubungan erat dengan kekuatan sosial dalam masyarakat. Ideologi yang dimaksud di sini bukanlah paham yang telah terstruktur dan sudah menjadi pegangan yang mapan dalam suatu masyakarat. Ideologi yang dimaksud dalam penelitian ini lebih mengarah pada perasaan, pemikiran dan tindakan kaum proletar atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam hidup mereka. 13 Inilah yang akan menjadi pembatasan penyebutan istilah ideologi dalam penelitian ini.

1.6.4 Marxisme