Perizinan Tinjauan Yuridis Mengenai Kebijakan Daftar Negatif Investasi Dalam Kegiatan Penanaman Modal Di Indonesia.

D. Perizinan

Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untuk melakukan penanaman modal yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 52 Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. 53 Izin sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. 54 Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. 55 52 Pasal 1 angka 5 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 53 Undang-Undang Penanaman Modal, op. cit., Pasal 25 ayat 4. 54 Ibid., Pasal 25 ayat 5. 55 Pasal 1 angka 4 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara PTSP di bidang penanaman modal bertujuan untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal, dengan cara mempercepat, menyederhanakan pelayanan, dan meringankan atau menghilangkan biaya pengurusan perizinan dan nonperizinan. 56 Ruang lingkup PTSP di bidang penanaman modal mencakup pelayanan untuk semua jenis perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penanaman modal. 57 PTSP di bidang penanaman modal diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. 58 Penyelenggaraan PTSP di bidang penanaman modal oleh pemerintah dilaksanakan oleh BKPM. 59 Dalam menyelenggarakan PTSP di bidang penanaman modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal: 60 a. Kepala BKPM mendapat Pendelegasian atau Pelimpahan Wewenang dari Menteri TeknisKepala LPND yang memiliki kewenangan Perizinan dan 56 Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 57 Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 58 Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 59 Pasal 7 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 60 Pasal 7 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara Nonperizinan yang merupakan urusan Pemerintah di bidang Penanaman Modal; dan b. Menteri TeknisKepala LPND, Gubernur atau BupatiWalikota yang mengeluarkan Perizinan dan Nonperizinan di bidang Penanaman Modal dapat menunjuk Penghubung dengan BKPM. Urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 huruf a Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal terdiri atas: 61 a. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi; b. Urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang meliputi: 1. Penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi; 2. Penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; 3. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; 4. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; 61 Pasal 8 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara 5. Penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh Pemerintah dan pemerintah negara lain; dan 6. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut undang-undang. Kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM ini diperkuat lagi dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Kewenangan BKPM telah ditentukan dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ditentukan bahwa koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. Koordinasi kebijakan penanaman modal, meliputi koordinasi: 62 1. antar instansi pemerintah; 2. antar instansi pemerintah dengan Bank Indonesia; 3. antar instansi pemerintah dengan pemerintah daerah; dan 4. koordinasi antar pemerintah daerah. Tugas dan fungsi BKPM ditentukan dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Tugas dan fungsi BKPM adalah: 63 62 Salim H. S. dan Budi Sutrisno, op. cit., hal. 230. 63 Ibid., hal. 230-231. Universitas Sumatera Utara 1. melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal; 2. mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman modal; 3. menetapkan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal; 4. mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dan memberdayakan badan usaha; 5. menyusun peta penanaman modal Indonesia; 6. mempromosikan penanaman modal; 7. mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal; 8. membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal; 9. mengoordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia; 10. mengoordinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu; dan 11. melaksanakan pelayanan penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Universitas Sumatera Utara Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota. 64 Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal oleh pemerintah provinsi dilaksanakan oleh PDPPM. 65 Dalam menyelenggarakan PTSP di bidang Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, Gubernur memberikan Pendelegasian Wewenang pemberian Perizinan dan Nonperizinan di bidang Penanaman Modal yang menjadi urusan pemerintah provinsi kepada kepala PDPPM. 66 Urusan pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, meliputi: 67 a. urusan pemerintah provinsi di bidang Penanaman Modal yang ruang lingkupnya lintas kabupatenkota berdasarkan peraturan perundang- undangan mengenai pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi; dan b. urusan pemerintah di bidang Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang 64 Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 65 Pasal 11 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 66 Pasal 11 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 67 Pasal 11 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang diberikan Pelimpahan Wewenang kepada Gubernur. Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal oleh pemerintah kabupatenkota dilaksanakan oleh PDKPM. 68 Dalam menyelenggarakan PTSP di bidang Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, BupatiWalikota memberikan Pendelegasian Wewenang pemberian Perizinan dan Nonperizinan di bidang Penanaman Modal yang menjadi urusan pemerintah kabupatenkota kepada kepala PDKPM. 69 Urusan pemerintah kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, meliputi: 70 a. urusan pemerintah kabupatenkota di bidang Penanaman Modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupatenkota berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dan pemerintah kabupatenkota; dan b. urusan pemerintah di bidang Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang 68 Pasal 12 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 69 Pasal 12 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. 70 Pasal 12 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang diberikan Penugasan kepada pemerintah kabupatenkota. Jenis perizinan penanaman modal, antara lain: 71 a. Pendaftaran Penanaman Modal; b. Izin Prinsip Penanaman Modal; c. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal; d. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal; e. Izin Usaha, Izin Usaha Perluasan, Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal merger dan Izin Usaha Perubahan; f. Izin Lokasi; g. Persetujuan Pemanfaatan Ruang; h. Izin Mendirikan Bangunan IMB; i. Izin Gangguan UUGHO; j. Surat Izin Pengambilan Air Bawah Tanah; k. Tanda Daftar Perusahaan TDP; l. Hak atas tanah; m. Izin-izin lainnya dalam rangka pelaksanaan penanaman modal. Pendaftaran penanaman modal, yang selanjutnya disebut pendaftaran adalah bentuk persetujuan awal pemerintah sebagai dasar memulai rencana penanaman 71 Pasal 13 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara modal. 72 Permohonan pendaftaran penanaman modal adalah permohonan yang disampaikan oleh penanam modal untuk mendapatkan persetujuan awal pemerintah sebagai dasar memulai rencana penanaman modal. 73 Permohonan pendaftaran disampaikan ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, PTSD PDKPM sesuai kewenangannya. 74 Permohonan pendaftaran dapat diajukan oleh: 75 a. pemerintah negara lain danatau warga negara asing danatau badan usaha asing b. pemerintah negara lain danatau warga negara asing danatau badan usaha asing bersama dengan warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia; c. perseorangan warga negara Indonesia danatau badan usaha Indonesia lainnya. Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, dengan menggunakan formulir pendaftaran, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM, dengan dilengkapi persyaratan bukti diri pemohon: 76 72 Pasal 1 angka 10 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 73 Pasal 1 angka 9 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 74 Pasal 33 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 75 Pasal 33 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 76 Pasal 33 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Universitas Sumatera Utara a. surat dari instansi pemerintah negara yang bersangkutan atau surat yang dikeluarkan oleh kedutaan besarkantor perwakilan negara yang bersangkutan di Indonesia untuk pemohon adalah negara lain; b. rekaman paspor yang masih berlaku untuk pemohon adalah perseorangan asing; c. rekaman Anggaran Dasar Article of Association dalam bahasa Inggris atau terjemahannya dalam bahasa Indonesia dari penterjemah tersumpah untuk pemohon adalah untuk badan usaha asing; d. rekaman KTP yang masih berlaku untuk pemohon adalah perseorangan Indonesia; e. rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya beserta pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM untuk pemohon adalah badan usaha Indonesia; f. rekaman NPWP baik untuk pemohon adalah perseorangan Indonesia maupun badan usaha Indonesia; g. permohonan pendaftaran ditandatangani di atas materai cukup oleh seluruh pemohon bila perusahaan belum berbadan hukum atau oleh direksi perusahaan bila perusahaan sudah berbadan hukum; h. Surat kuasa asli bermaterai cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak dilakukan secara langsung oleh pemohondireksi perusahaan; i. ketentuan tentang surat kuasa sebagaimana dimaksud pada butir h diatur dalam Pasal 63 peraturan ini. Universitas Sumatera Utara Pendaftaran diterbitkan dalam 1 satu hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. 77 Izin prinsip penanaman modal, yang selanjutnya disebut izin prinsip adalah izin untuk memulai kegiatan penanaman modal di bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal. 78 Permohonan izin prinsip penanaman modal adalah permohonan yang disampaikan oleh perusahaan untuk mendapatkan izin dari pemerintah dalam memulai kegiatan penanaman modal. 79 Permohonan izin prinsip bagi perusahaan penanaman modal asing yang bidang usahanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 dan ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal disampaikan ke PTSP BKPM dengan menggunakan formulir izin prinsip, sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM. 80 Permohonan izin prinsip sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 34 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 77 Pasal 33 ayat 4 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 78 Pasal 1 angka 14 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 79 Pasal 1 angka 13 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal. 80 Pasal 34 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal dilengkapi persyaratan sebagai berikut: 81 a. bukti diri pemohon 1. Pendaftaran bagi badan usaha yang telah melakukan pendaftaran; 2. Rekaman akta pendirian perusahaan dan perubahannya; 3. Rekaman pengesahan anggaran dasar perusahaan dari Mentri Hukum dan HAM; 4. Rekamanan nomor pokok wajib pajak NPWP. b. keterangan rencana kegiatan, berupa: 1. uraian proses produksi yang mencantumkan jenis bahan baku dan dilengkapi dengan diagram ulir flow chart; 2. uraian kegiatan usaha sektor jasa. c. rekomendasi dari instansi pemerintah terkait, bila dipersyaratkan; d. permohonan izin prinsip disampaikan oleh direksi perusahaan ke PTSP BKPM; e. permohonan yang secara tidak langsung disampaikan oleh direksi perusahaan PTSP BKPM harus dilampiri surat kuasa asli; f. ketentuan tentang surat kuasa sebagaiman dimaksud pada butir e diatur dalam Pasal 63 peraturan ini. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 34 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang 81 Pasal 34 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, diterbitkan izin prinsip dengan tembusan kepada: 82 a. Menteri Dalam Negeri; b. Menteri Keuangan; c. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia u.p. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum; d. Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan; e. Menteri Negara Lingkungan Hidup [bagi perusahaan yang diwajibkan AMDAL atau Upaya Pengelolaan Lingkungan UKLUpaya Pemantauan Lingkungan UPL]; f. Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah bagi bidang usaha yang diwajibkan bermitra; g. Gubernur Bank Indonesia; h. Kepala Badan Pertanahan Nasional bagi penanaman modal yang akan memiliki lahan; i. Duta Besar Republik Indonesia di negara asal penanam modal asing; j. Direktur Jenderal Pajak; k. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; l. Direktur Jenderal Teknis yang bersangkutan; m. Gubernur yang bersangkutan; 82 Pasal 34 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara n. Bupatiwalikota yang bersangkutan; o. Kepala PDPPM; p. Kepala PDKPM. Izin prinsip diterbitkan selambat-lambatnya 3 tiga hari kerja sejak diterimanya permohonan dengan lengkap dan benar. 83 Permohonan izin prinsip untuk penanaman modal dalam negeri diajukan oleh: 84 a. perseorangan warga negara Indonesia; b. Perseroan Terbatas PT danatau perusahaan nasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia; c. Commanditaire Vennootschap CV, atau Firma Fa, atau usaha perseorangan; d. Koperasi; e. Yayasan yang didirikan oleh warga negara Indonesiaperusahaan nasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia; atau f. Badan Usaha Milik Negara BUMN, atau Badan Usaha Milik Daerah. Permohonan izin prinsip sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal disampaikan oleh pemohon ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, PTSP PDKPM sesuai kewenangannya 83 Pasal 34 ayat 4 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 84 Pasal 35 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan formulir izin prinsip, sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM. 85 Permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal dilengkapi persyaratan sebagai berikut: 86 a. bukti diri pemohon: 1. pendaftaran bagi badan usaha yang telah melakukan pendaftaran; 2. rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya untuk PT, CV, Fa, atau rekaman Anggaran Dasar bagi badan usaha Koperasi; 3. rekaman pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan dari Menteri Hukum dan HAM atau pengesahan Anggaran Dasar badan usaha Koperasi oleh instansi yang berwenang; 4. rekaman KTP untuk perseorangan; 5. rekaman NPWP. b. keterangan rencana kegiatan, berupa: 1. uraian proses produksi yang mencantumkan jenis bahan baku dan dilengkapi dengan diagram alir flow chart; 2. uraian kegiatan usaha sektor jasa. c. rekomendasi dari instansi pemerintah terkait apabila dipersyaratkan; 85 Pasal 35 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 86 Pasal 35ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara d. permohonan yang tidak secara langsung disampaikan oleh pemohon ke PTSP sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus dilampiri surat kuasa asli; e. ketentuan tentang surat kuasa sebagaimana dimaksud pada butir d diatur dalam Pasal 63 Peraturan ini. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, diterbitkan izin prinsip dengan tembusan kepada: 87 a. Menteri Dalam Negeri; b. Menteri Keuangan; c. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia u.p. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum; d. Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan; e. Menteri Negara Lingkungan Hidup [bagi perusahaan yang diwajibkan AMDAL atau Upaya Pengelolaan Lingkungan UKLUpaya Pemantauan Lingkungan UPL]; f. Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah bagi bidang usaha yang diwajibkan bermitra; g. Gubernur Bank Indonesia; 87 Pasal 35 ayat 4 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara h. Kepala Badan Pertanahan Nasional bagi penanaman modal yang akan memiliki lahan; i. Direktur Jenderal Pajak; j. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; k. Direktur Jenderal Teknis yang bersangkutan; l. Gubernur yang bersangkutan; m. Bupatiwalikota yang bersangkutan; n. Kepala BKPM khusus bagi izin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan oleh PTSP PDPPM dan PTSP PDKPM; o. Kepala PDPPM khusus bagi izin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan oleh PTSP BKPM dan PTSP PDKPM; danatau p. Kepala PDKPM khusus bagi izin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan oleh PTSP BKPM dan PTSP PDPPM. Izin prinsip diterbitkan selambat-lambatnya 3 tiga hari kerja sejak diterimanya permohonan dengan lengkap dan benar. 88 Izin prinsip perluasan penanaman modal, yang selanjutnya disebut izin prinsip perluasan, adalah izin untuk memulai rencana perluasan penanaman modal di bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal. 89 Permohonan izin prinsip perluasan 88 Pasal 35 ayat 5 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 89 Pasal 1 angka 16 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara penanaman modal adalah permohonan yang disampaikan oleh perusahaan untuk mendapatkan izin dari pemerintah dalam memulai rencana perluasan penanaman modal. 90 Permohonan izin prinsip perluasan, diajukan dengan menggunakan formulir izin prinsip perluasan sebagaimana tercantum dalam Lampiran V, dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM, dengan dilengkapi persyaratan: 91 a. rekaman izin usaha, bila diperlukan; b. rekaman Akta Pendirian dan perubahannya, dilengkapi dengan pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM; c. keterangan rencana kegiatan berupa: 1. uraian proses produksi yang mencantumkan jenis bahan baku dan dilengkapi dengan diagram alir flow chart; 2. uraian kegiatan usaha sektor jasa. d. rekaman izin prinsip danatau perubahannya; e. dalam hal terjadi perubahan penyertaan modal dalam perseroan yang mengakibatkan terjadinya perubahan persentase saham antara asing dan Indonesia dalam modal perseroan atau terjadi perubahan nama dan negara asal pemegang saham, perusahaan harus menyampaikan: 90 Pasal 1 angka 15 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 91 Pasal 36 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara 1. kesepakatan perubahan komposisi saham antara asing dan Indonesia dalam perseroan yang dituangkan dalam Risalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Keputusan Sirkular yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham dan telah dicatat waarmerking oleh Notaris atau rekaman pernyataan Keputusan Rapat Berita Acara Rapat dalam bentuk Akta Notaris, yang memenuhi ketentuan Pasal 21 dan Bab IV Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dilengkapi dengan bukti pemegang saham baru; 2. kronologis penyertaan dalam modal perseroan sejak pendirian perusahaan sampai dengan permohonan terakhir . f. Laporan Kegiatan Penanaman Modal LPKM; g. Permohonan izin prinsip perluasan: 1. disampaikan oleh direksi perusahaan ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, atau PTSP PDKPM sesuai kewenangannya; 2. permohonan yang tidak secara langsung disampaikan oleh direksi perusahaan ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, atau PTSP PDKPM harus dilampiri surat kuasa; 3. ketentuan tentang surat kuasa sebagaimana dimaksud pada angka 2 diatur dalam Pasal 63. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan izin prinsip perluasan dengan tembusan kepada pejabat instansi sebagaimana dimaksud Universitas Sumatera Utara dalam Pasal 34 ayat 3 bagi penanaman modal asing dan Pasal 35 ayat 4 bagi penanaman modal dalam negeri. 92 Izin prinsip perluasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan selambat-lambatnya 3 tiga hari kerja sejak diterimanya permohonan dengan lengkap dan benar. 93 Izin prinsip perubahan penanaman modal, yang selanjutnya disebut izin prinsip perubahan adalah izin untuk melakukan perubahan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin prinsipizin prinsi perluasan sebelumnya. 94 Penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri dapat mengubah: 95 a. ketentuan bidang usaha termasuk jenis dan kapasitas produksi, danatau; b. penyertaan modal dalam perseroan; c. jangka waktu penyelesaian proyek. Permohonan izin prinsip perubahan penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasl 37 ayat 1, dengan menggunakan formulir izin prinsip perubahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX, dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM dan dilengkapi persyaratan: 96 a. rekaman izin prinsip penanaman modal yang dimohonkan perubahannya; 92 Pasal 36 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 93 Pasal 36 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 94 Pasal 1 angka 18 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 95 Pasal 37 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 96 Pasal 42 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara b. rekaman Akta Pendirian dan perubahannya; dilengkapi dengan pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM; c. untuk perubahan bidang usaha jeniskapasitas produksi dilengkapi dengan: 1. keterangan rencana kegiatan, berupa uraian proses produksi yang mencantumkan jenis bahan baku dan dilengkapi dengan diagram alir flow chart; 2. rekomendasi dari instansi pemerintah terkait, bila dipersyaratkan. d. untuk perubahan penyertaan dalam modal perseroan persentase kepemilkan saham asing dilengkapi dengan: 1. kesepakatan para pemegang saham tentang perubahan persentase saham antara asing dan Indonesia dalam perseroan yang dituangkan dalam bentuk rekaman Risalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Keputusan Sirkular yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham dan telah dicatat waarmerking oleh Notaris atau rekaman pernyataan Keputusan Rapat Berita Acara Rapat dalam bentuk Akta Notaris, yang memenuhi ketentuan Pasal 21 dan Bab IV Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dilengkapi dengan bukti pemegang saham baru; 2. kronologis penyertaan dalam modal perseroan sejak pendirian perusahaan sampai dengan permohonan terakhir; 3. khusus untuk perusahaan terbuka Tbk, permohonan dilengkapi dengan persyaratan sesuai ketentuan perundangan di pasar modal. Universitas Sumatera Utara e. untuk perubahan jangka waktu penyelesaian proyek dilengkapi dengan alasan perubahan; f. Laporan Kegiatan Penanaman Modal LPKM periode terakhir; g. Permohonan izin prinsip penanaman modal: 1. disampaikan oleh direksi perusahaan ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, atau PTSP PDKPM sesuai kewenangannya; 2. permohonan yang tidak secara langsung disampaikan oleh direksi perusahaan ke PTSP BKPM, PTSP PDPPM, atau PTSP PDKPM harus dilampiri surat kuasa; 3. ketentuan surat kuasa sebagaimana dimaksud pada angka 2 diatur dalam Pasal 63. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan izin prinsip perubahan penanaman modal dengan tembusan kepada pejabat Instansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 3 bagi penanaman modal asing dam Pasal 35 ayat 4 bagi penanaman modal dalam negeri. 97 Izin prinsip perubahan penanaman modal diterbitkan selambat-lambatnya 5 lima hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. 98 Izin usaha adalah izin yang wajib dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan produksioperasi komersial baik produksi barang maupun jasa sebagai 97 Pasal 42 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 98 Pasal 42 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara pelaksanaan atas pendaftaranizin prinsippersetujuan penanaman modalnya, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan sektoral. 99 Perusahaan penanaman modal yang telah memiliki pendaftaramizin prinsipsurat persetujuan penanaman modal harus memperoleh izin usaha untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan produksioperasi komersial, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan sektoral. 100 Perusahaan penanaman modal yang telah memiliki izin prinsip perluasansurat persetujuan perluasan penanaman modal, harus memperoleh izin usaha perluasan untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan operasiproduksi komersial atas proyek perluasannya, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan sektoral. 101 Perusahaan penanaman modal dalam negeri yang tidak memerlukan fasilitas dan tidak memiliki pendaftaran penanaman modal diwajibkan mengajukan permohonan izin usaha pada saat melakukan produksi komersial. 102 Perusahaan penanaman modal yang masing-masing telah memiliki izin usaha dan kemudian melakukan penggabungan perusahaan merger langsung mengajukan permohonan izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal merger. 103 99 Pasal 1 angka 22 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 100 Pasal 44 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 101 Pasal 44 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 102 Pasal 44 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 103 Pasal 44 ayat 4 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara Perusahaan penanaman modal yang telah memiliki izin usaha dapat melakukan perubahan atas ketentuan yang tercantum dalam izin usahanya, meliputi perubahan lokasi proyek, jenis produksidiversifikasi produksi tanpa menambah mesinperalatan dalam lingkup klasifikasi baku lapangan usaha yang sama, penyertaan dalam modal perseroan, perpanjangan izin usaha dengan mengajukan izin usaha perubahan. 104 Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diajukan dengan menggunakan formulir izin usaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII untuk yang berlokasi di luar kawasan industri dan Lampiran XIV untuk yang berlokasi di dalam kawasan industri, dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM, dengan dilengkapi persyaratan: 105 a. Laporan Hasil Pemeriksaan proyek LHP, untuk permohonan izin usaha atau izin usaha perluasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 1 dan ayat 2 yang kegiatan usahanya memerlukan fasilitas bea masuk atas impor barang dan bahan; b. rekaman akta pendirian dan pengesahan serta akta perubahan dan pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM; 104 Pasal 44 ayat 5 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. 105 Pasal 45 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara c. rekaman pendaftaranizin prinsipizin prinsip perluasansurat persetujuan penanaman modalizin usaha danatau surat persetujuan perluasan penanaman modalizin usaha perluasan yang dimiliki d. rekaman NPWP; e. bukti penguasaanpenggunaan tanah atas nama: 1. rekaman sertifikat Hak Atas Tanah atau akta jual beli tanah oleh PPAT; atau 2. rekaman perjanjian sewa-menyewa tanah. f. bukti penguasaanpenggunaan gedungbangunan: 1. rekaman Izin Mendirikan Bangunan IMB; atau 2. rekaman akta jual beliperjanjian sewa menyewa gedungbangunan. g. rekaman izin Gangguan UUGHO atau rekaman Surat Izin Tempat Usaha SITU bagi perusahaan yang berlokasi di luar kawasan industri; h. rekaman Laporan Kegiatan Penanaman Modal LPKM periode terakhir; i. rekaman persetujuanpengesahan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL atau rekaman persetujuanpengesahan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL; j. persyaratan lain sebagaimana diatur dalam peraturan instansi teknis terkait danatau peraturan daerah setempat; k. permohonan ditandatangani di atas materai cukup oleh direksi perusahaan; l. surat kuasa bermaterai cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak dilakukan secara langsung oleh direksi perusahaan; Universitas Sumatera Utara m. ketentuan surat kuasa sebagaimana dimaksud pada butir l diatur dalam Pasal 63 peraturan ini. Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 4, diajukan dengan menggunakan formulir izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal merger sebagaimana tercantum dalam Lampiran XV, dalam bentuk hardcopy atau softcopy berdasarkan investor module BKPM, dengan dilengkapi persyaratan: 106 a. rekaman akta pendirian perusahaan dan perubahannya dengan pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM untuk masing-masing perusahaan; b. kesepakatan seluruh pemegang saham masing-masing perusahaan baik perusahaan yang meneruskan kegiatan surviving company maupun perusahaan yang menggabung merging company tentang persetujuan penggabungan perusahaan dalam bentuk akta Pernyataan Keputusan Rapat umum Pemegang Saham yang memenuhi ketentuan Bab V UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas; c. kesepakatan seluruh pemegang saham perusahaan yaitu perusahaan yang meneruskan kegiatan perusahaan yang meneruskan kegiatan surviving company maupun perusahaan yang menggabung merging company dan perusahaan yang menggabung merging company tentang rencana penggabungan perusahaan 106 Pasal 45 ayat 4 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara Merger Plan dalam bentuk akta merger yang telah disetujui Menteri Hukum dan HAM; d. rekaman izin usaha, izin prinsip Surat persetujuan penanaman modal dan perubahannya dari masing-masing perusahaan; e. rekaman Laporan Kegiatan Penanaman Modal LKPM periode terakhir bagi perusahaan yang meneruskan kegiatan usaha perusahaan yang meneruskan kegiatan surviving company; f. surat kuasa bermaterai cukup untuk pengurusan permohonan yang tidak dilakukan secara langsung oleh direksi perusahaan; g. ketentuan surat kuasa sebagaimana dimaksud pada butir f diatur dalam Pasal 63 peraturan ini. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 5 diterbitkan izin usaha atau izin usaha perluasan atau izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal merger atau izin usaha perubahan dengan tembusan kepada pejabat instansi: 107 a. Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan; b. Kepala BKPM bagi izin usaha yang diterbitkan PTSP di PDPPM atau PTSP di PDKPM; c. Direktur Jenderal Teknis yang bersangkutan; d. Direktur Jenderal Pajak; 107 Pasal 45 ayat 7 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman. Universitas Sumatera Utara e. Gubernur yang bersangkutan; f. Kepala PDPPM bagi izin usaha yang diterbitkan PTSP di PDPPM atau PTSP di PDKPM; g. Kepala PDKPM bagi izin usaha yang diterbitkan PTSP di PDPPM atau PTSP di PDPPM. Izin usaha atau izin usaha perluasan atau izin usaha penggabungan perusahaan penanaman modal merger diterbitkan selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. 108 Izin usaha perubahan diterbitkan selambat-lambatnya 5 lima hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. 109 Adapun perizinan lainnya seperti, izin lokasi, persetujuan pemanfaatan ruang, izin mendirikan bangunan IMB, izin gangguan UUGHO, surat izin pengambilan air tanah, tanda daftar perusahaan, hak atas tanah, serta izin-izin lainnya diatur mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi tekniskepala LPND terkait, gubernur, bupatiwalikota.

E. Fasilitas