Tingkah Laku Pluralisme Agama Pluralisme Agama Secara Umum.

lxxvii beragama adalah hak asasi manusia, dan tidak keberatan bila rumah peribadatan agama lain dibangun disekitar tempat tinggal mereka. Tabel 11. Responden Menurut Sikap Pluralisme Agama N = 250 Sikap Pluralis Frekuensi Persen Sangat Rendah 4 1.6 Rendah 39 15.6 Sedang 117 46.8 Tinggi 75 30 Sangat Tinggi 15 6 Total 250 100 Rataan 54.7 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sikap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama 1.6 sangat rendah, 15.6 rendah, 46.8 sedang, 30 tinggi, dan 15 sangat tinggi. Dengan demikian, tingkat sikap mahasiswa terhadap pluralisme agama bisa dikatakan relatif sedang dengan prosentase 46.8 . Hal ini dapat dilihat dari rataan sebesar 54.7 yang artinya relatif sedang dalam menghargai umat yang berbeda agama.

3. Tingkah Laku Pluralisme Agama

Tingkah laku dalam pluralisme agama adalah keterlibatan aktif terhadap orang- orang diluar agamanya, juga terlibat dalam memahami perbedaan dan persamaan agar tercapainya kerukunan antar umat beragama. Diantaranya terlibat dalam mengadakan kegiatan bakti sosial dengan orang yang berbeda keyakinan, menolong orang lain lxxviii walaupun agama yang dianutnya berbeda, mengucapkan selamat pada hari perayaan mereka, selalu membaca dan mengikuti diskusi serta menghadiri seminar tentang pluralisme. Tabel 12. Responden Menurut Tingkah Laku Pluralisme Agama N = 250 Tindakan Pluralis Frekuensi Persen Sangat Rendah 81 32.4 Rendah 109 43.6 Sedang 44 17.6 Tinggi 14 5.6 Sangat Tinggi 2 0.8 Total 250 100 Rataan 30.01 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Namun, tingkat tindakan atau tingkah laku mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama relatif rendah yaitu 43.6 . Dengan demikian, pengetahuan dan sikap mahasiswa yang cenderung tinggi terhadap pluralisme agama lxxix kurang diaplikasikan kedalam tindakan yang memerlukan keikutsertaan atau keterlibatan aktif dengan orang yang berbeda keyakinan. Seperti mengadakan kegiatan bakti sosial dengan umat yang berbeda agama, menolong dan mengucapkan selamat pada hari perayaan mereka. Hal ini dapat dilihat oleh rataan yang relatif rendah yaitu 30.01.

4. Pluralisme Agama Secara Umum.

Dari tiga tabel diatas yang menjelaskan tentang pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama, sikap mahasiswa terhadap pluralisme agama, dan tingkah laku atau tindakan mahasiswa dalam pluralisme agama. Tabel 13 dibawah ini menjelaskan bagaimana pandangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari ketiga variabel yang telah disebutkan diatas secara keseluruhan. Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Variabel Pluralisme Agama N = 250 Variabel Pluralis Frekuensi Persen Sangat Rendah 2 0.8 Rendah 50 20 Sedang 148 59.2 Tinggi 44 17.6 Sangat Tinggi 6 2.4 Total 250 100 Rataan 51.07 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Secara umum, pada tabel 10 dapat digambarkan bahwa pandangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang yaitu 59.2 . Pandangan mahasiswa UIN lxxx Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pluralisme agama dapat diukur melalui pengetahuan terhadap pluralisme agama, sikap, dan tindakan terhadap pluralisme agama. Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa cukup mengerti tentang pandangan pluralisme agama. Hal ini dibuktikan oleh rataan sebesar 51.07. Pada kenyataannya memang banyak faktor yang menyebabkan masing-masing pemeluk cenderung menampilkan corak keberagamaan yang berbeda. Diantarnya faktor sosial dan budaya. Seperti dalam pemikiran Eric Fromm tentang dua modus eksistensi yaitu memiliki dan menjadi. Dua modus ini merupakan dua modus pengalaman yang mendasar yang kekuatannya masing-masing menentukan perbedaan antara watak-watak individual dan berbagai tipe watak sosial. Modus memiliki akan berhenti pada keberagamaan yang personal dan cenderung dogmatis, modus ini tidak memberikan peluang terhadap pembedayaan akal pikiran dalam menerjemahkan teks-teks ajaran Tuhan. Modus kedua adalah menjadi, dalam keberagamaan yang menjadi itu manusia tidak pernah puas terhadap apa yang selama ini dipahami. Karena itu juga agama tidak berhenti pada pemahaman dirinya, tetapi didialogkan dengan keberagamaan orang lain. Keberagamaan dalam dalam modus memiliki jelas merugikan manusia, sedangkan keberagamaan dalam modus menjadi jelas sangat memberikan manfaat bagi manusia. Karena itu, jika dihubungkan dengan peranan agama untuk memberi rahmat bagi manusia, tampaknya paham keberagamaan dalam modus menjadi termasuk yang paling sejalan dengan misi pengembangan agama yang inklusif-pluralis. Fenomena-fenomena konflik sosial dengan lebel agama banyak kita temukan belakangan ini, realitas empiris ini tentu saja patut untuk dicermati bersama baik oleh semua kalangan. Realitas empiris ini sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa lxxxi masih ada problem mendasar terhadap agama sebagai kumpulan doktrin disatu pihak dan sikap keagamaan yang mewujud dalam perilaku kebudayaan dilain pihak. lxxxii E. Perbedaan Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum. Tabel 11. Responden Menurut Rataan Keberagamaan Mahasiswa antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum N = 250 Variabel Kategori N Mean Fakultas Agama 150 67.26 Fakultas Umum 100 66.86 Praktek Keagamaan Rataan: 67.10 Fakultas Agama 150 56.78 Fakultas Umum 100 52.25 Pengetahuan Keagamaan Rataan: 54.97 Fakultas Agama 150 89.98 Fakultas Umum 100 91.26 Ideologi Keagamaan Rataan: 90.49 Fakultas Agama 150 72.67 Fakultas Umum 100 71.59 Keberagamaan Rataan: 72.24 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Dari hasil rataan menggambarkan aspek praktek keagamaan 67.10 , pengetahuan keagamaan 54.97 dan ideologi atau keyakinan keagamaan 90.49 antara fakultas agama dan fakultas umum. Yang diperoleh dari perhitungan SPSS 11.5 dengan uji beda t-test pada = 0.05 diperoleh bahwa hipotesis H o diterima. Maka, dapat dikatakan tingkat keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak ada perbedaan antara fakultas agama dengan fakultas umum. Hal ini dapat ditunjukkan dari uraian diatas bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa fakultas agama tidak berarti lebih tinggi daripada mahasiswa fakultas umum, disebabkan banyak mahasiswa fakultas umum yang aktif dalam organisasi ekstra kampus yang berbasis agama. Contohnya, lembaga lxxxiii dakwah kampus sehingga mahasiswa fakultas umum yang sebagian besar aktif pada organisasi tersebut bisa meningkatkan ketaatan terhadap ajaran agamanya. Sebaliknya, mahasiswa fakultas agama yang sebagian besar mengetahui tentang ajaran keagamaan kurang mengaplikasikan ajaran keagamaannya. Hal tersebut menimbulkan tidak ada perbedaan tingkat keberagamaan antara fakultas agama dan fakultas umum. F. Perbedaan Pandangan Pluralisme Agama Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum. Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Rataan Pandangan Mahasiswa Terhadap Pluralisme Agama antara Fakultas Agama dan Fakultas Umum N = 250 Variabel Kategori N Mean Fakultas Agama 150 71.54 Fakultas Umum 100 70.33 Pengetahuan Pluralisme Agama Rataan: 71.06 Fakultas Agama 150 52.69 Fakultas Umum 100 57.71 Sikap Pluralisme Agama Rataan: 54.70 Fakultas Agama 150 31.98 Fakultas Umum 100 27.05 TindakanTingkah laku Pluralisme Agama Rataan: 30.01 Fakultas Agama 150 51.11 Fakultas Umum 100 51.00 Pluralisme Agama Rataan: 51.07 Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah 41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi Dari rataan aspek menggambarkan bahwa pengetahuan pluralisme agama sebesar 71.06 , sikap terhadap pluralisme agama 54.70 , dan tindakan atau tingkah laku pluralisme agama 30.01 . Dari hasil perhitungan yang didapat berdasarkan variabel pluralisme sebesar 0.015 lebih kecil dari nilai = 0.05 yang artinya tolak H o dan terima lxxxiv H a yang berarti tidak ada perbedaan pandangan antara mahasiswa fakultas agama dengan fakultas umum. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan pluralisme agama mahasiswa fakultas agama dan mahasiswa fakultas umum relatif tinggi, sikap pluralisme agama mahasiswa fakultas agama dan fakultas umum relatif sedang. Sedangkan, rataan pada aspek tindakan atau tingkah laku pluralisme agama antara mahasiswa fakultas agama dan fakultas umum relatif rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pandangan mahasiswa terhadap pluralisme agama antara fakultas agama dan fakultas umum tidak ada perbedaan dan rataannya relatif sedang. G. Pengaruh Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Terhadap Pandangan Pluralisme Agama. Dengan menggunakan Analisa Regresi Sederhana dengan SPSS maka didapatkan hasil perhitungannya:

1. Korelasi