Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi

45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan telah dilakukan di Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor adalah Alpinia galanga L. Willd. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 69.

4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi

Hasil pemeriksaan makroskopik, rimpang lengkuas merah dicirikan dengan rimpang yang agak kecil, irisan rimpang berwarna kuning dengan tepi berwarna merah, berserat kasar, berbau aromatik, serta berasa sangat tajam. Diameter kira-kira 2 cm. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 71. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang tanaman lengkuas merah adalah bentuk agak pipih, bagian luar berwarna coklat kemerahan, bagian dalam berwarna putih kecoklatan. Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari irisan rimpang, berkerut dan keras. Diameter kira-kira 1 cm. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 71. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rimpang tanaman lengkuas merah adalah terdapat fragmen pati berbentuk lonjong atau bulat telur, sel parenkim berisi tetesan minyak atsiri, jaringan gabus serat dan pembuluh kayu. Gambar pengamatan mikroskopik serbuk simplisia rimpang lengkuas merah dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 72. Universitas Sumatera Utara 46 Simplisia yang akan digunakan sebagai bahan baku obat harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan Materia Medika Indonesia. Persyaratan simplisia lengkuas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang lengkuas merah No. Parameter Simplisia Lengkuas Merah Hasil Persyaratan MMI 1. Kadar air 5,99 ≤ 10 2. Kadar sari larut dalam air 18,53 ≥ 5,2 3. Kadar sari larut dalam etanol 11,94 ≥ 1,7 4. Kadar abu total 2,96 ≤ 3,9 5. Kadar abu tidak larut asam 2,02 ≤ 3,7 Syarat kadar air untuk simplisia rimpang lengkuas merah minimal 0,5, pada pemeriksaan ini kadar air simplisia rimpang lengkuas merah adalah 5,99 berarti standarisasi simplisia memenuhi persyaratan. Apabila kadar air simplisia lebih besar 10 maka simplisia tersebut akan mudah ditumbuhi kapang pada saat penyimpanan sehingga mutu simplisia akan menurun. Hasil yang diperoleh dari kadar sari yang larut dalam air pada simplisia rimpang lengkuas merah adalah 18,53, sedangkan kadar sari yang larut dalam etanol pada simplisia tersebut adalah 11,94. Berdasarkan hasil penetapan kadar sari menunjukkan nilai kadar sari larut dalam air yang lebih besar menunjukan bahwa zat-zat berkhasiat yang berada didalam lengkuas dapat larut dengan baik didalam air dibandingkan didalam etanol. Penetapan kadar sari larut air dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat polar sedangkan kadar sari larut dalam etanol untuk mengetahui senyawa yang Universitas Sumatera Utara 47 terlarut dalam etanol baik polar maupun non polar. Senyawa yang bersifat polar dan larut dalam air akan tersari oleh air. Sedangkan senyawa-senyawa yang tidak larut dalam air dan larut dalam etanol akan tersari oleh etanol WHO, 1998. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan zat berkhasiat, terutama faktor agronomis seperti ketinggian tempat, kelembaban, suhu dan jenis tanah Gupta, 1999. Abu secara umum didefenisikan sebagai residu anorganik dari pembakaran bahan-bahan organik. Komponen-komponen yang umum terdapat pada senyawa anorganik alami adalah silikat, kalium, natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, dan lain-lain. Kadar abu merupakaan parameter yang menunjukaan banyaknya bahan anorganik yang ada didalam produk Apriyantono,1989. Berdasarkan hasil karakterisasi simplisia rimpang lengkuas merah diperoleh kadar abu 2,96 berarti standarisasi simplisia memenuhi persyaratan. Syarat kadar abu untuk simplisia rimpang lengkuas merah maksimal 3,9 Ditjen POM, 1989. Kadar abu tidak larut asam pada simplisia rimpang lengkuas merah diperoleh 2,02, berarti standarisasi memenuhi persyaratan yaitu Maksimal 3,7 Ditjen POM, 1978. Pengujian kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk melihat adanya kandungan mineral yang tidak larut dalam asam kuat HCl. Universitas Sumatera Utara 48

4.3 Hasil Skrining Fitokimia