30
3.6.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus porselen bersama isinya dipijarkan perlahan-lahan pada suhu 600°C selama 3 jam hingga arang habis, dinginkan, ditimbang sampai
diperoleh bobot yang tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Ditjen POM, 1995.
3.6.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut
dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas saring, lalu cuci dengan air panas. Kemudian residu dan kertas saring dipijarkan sampai diperoleh bobot
tetap, didinginkan dan ditimbang beratnya. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Ditjen POM,
1995.
3.7 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak meliputi pemeriksaan senyawa golongan steroidtriterpenoid, alkaloid, glikosida, flavonoid, saponin,
tanin dan antrakinon.
3.7.1 Pemeriksaan steroidtriterpenoid
Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap, dan pada sisanya
ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat
Universitas Sumatera Utara
31 pereaksi Liebermann-Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah
yang berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroidtriterpenoid Harborne, 1987.
3.7.2 Pemeriksaan alkaloid
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2
menit, didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai untuk tes alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalamnya dimasukkan 0,5 ml filtrat.
Pada masing-masing tabung reaksi: a.
Ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat akan terbentuk endapan berwarna coklat-hitam.
b. Ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff akan terbentuk endapan
berwarna merah atau jingga. c.
Ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer akan terbentuk endapan berwarna putih atau kuning.
Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua dari tiga percobaan diatas Depkes RI, 1979.
3.7.3 Pemeriksaan glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia ditimbang kemudian disari dengan 30 ml campuran etanol 95 dengan air 7:3 dan 10 ml asam klorida 2 N, direfluks
selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit
lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform
Universitas Sumatera Utara
32 2:3, dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Kemudian akan diperoleh dua
lapisan sari air dan sari pelarut organik. Pada kumpulan sari pelarut organik ditambahkan natrium sulfat anhidrat, kemudian disaring lalu filtrat diuapkan
pada suhu tidak lebih dari 500°C. Sisa penguapan dilarutkan dengan 2 ml metanol, dan dimasukkan filtrat 0,1 ml kedalam tabung reaksi, diuapkan diatas
penangas air. Pada sisa filtrat ditambahkan 2 ml air, 5 tetes molish. Kemudian ditambahkan 2 ml asam sulfat, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas
kedua cairan menunjukkan adanya ikatan gula Ditjen POM, 1995.
3.7.4 Pemeriksaan flavanoid