Bank Syariah Dan Perkembangnnya Di Indonesia

bukanlah dari segi fungsi lembaga tersebut melainkan dari segi konsep usahanya yang menarik keuntungan usahanya terutama dari bunga kredit. 24 Atas dasar itulah kemudian timbul keinginan umat Islam untuk membentuk konsep tersendiri bagi lembaga keuangan bank, yaitu bank yang tunduk kepada syariah Islam.

2. Bank Syariah Dan Perkembangnnya Di Indonesia

Oleh karena bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas muslim mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. 25 Sebenarnya sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam muslim world lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah Islamic Economic System untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi Umat. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh dan total seperti yang ditegaskan Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 85: 26 “… Apakah kalian beriman kepada sebagian Alkitab Taurat dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan 24 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan Perasuransian Syariah Di Indonesia, Penerbit Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 53. Lihat juga: M. Hasballah Thaib Dan Iman Jauhari, Kapita Selekta Hukum Islam, Penerbit Pustaka Bangsa Press, Medan, 2004, hal.65-80. 25 Adiwarman A Karim, Op.Cit., hal. 22. 26 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Penerbit Gema Insani Press Bekerja Sama Dengan Tazkia Cendikia, Jakarta, 2001, hal. Vii. Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008 pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” Pemikiran ekonomi Islam sebenarnya bukan hal yang baru dalam tradisi pemikiran intelektual Islam, terutama dalam tradisi para pemikir Islam Klasik yaitu masa kejayaan umat Islam. 27 Namun apabila dibandingkan dengan bidang-bidang lain, pemikiran tentang ekonomi Islam tidak semarak dan simultan dengan pemikiran lainnya seperti tasawuf, kalam, fikih, tafsir, hadits dan lainnya. Bahkan dibandingkan dengan pemikiran politik Islam, yang boleh dikatakan “baru” dalam tradisi intelektual Islam, pemikiran ekonomi Islam masih berada dibawahnya. 28 Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, tetapi usaha ini tidak sukses. 29 Eksperimen lain dilakukan di Pakistan pada akhir tahun 1950-an, dimana suatu lembaga perkreditan tanpa bunga didirikan di pedesaan negara itu. 30 Kemudian disusul dengan didirikannya sebuah bank simpanan lokal local saving bank yang beroperasi tanpa bunga di desa Mit Ghamir, ditepi sungai Nil, Mesir pada tahun 1969 oleh Dr. Abdul Hamid an-Nagar. 31 Walaupun beberapa tahun kemudian tutup karena masalah manajemen, namun bank lokal ini mencatatkan sejarah yang amat berarti, karena telah mengilhami 27 Muslimin H Kara, Bank Syariah Di Indonesia Analisis Kebijakan Pemerintah Indonesia Terhadap Perbankan Syariah, UII-Press, Yogyakarta, 2005, hal. 44. 28 Ibid. 29 Sudin Haron, Dikutip dari Adiwarman A Karim, Op. Cit., hal. 23. 30 Ibid. 31 Ahmad an-Nagar, Muhafazah wal Mu’asarah: Dirasah fil Mashrafiyyah Laa Ribawiyyah, Dikutip dari Muslimin H Kara, Op. Cit., hal. 65. Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008 konferensi ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1975. Dan dua tahun kemudian lahir Bank Pembangunan Islam IDB yang merupakan tindak lanjut dari rekomendasi yang lahir dari konferensi tersebut. Setelah itu muncul bank-bank komersial yang transaksi-transaksinya didasarkan pada ajaran Islam. 32 Munculnya bank-bank swasta Islam baik di tingkat desa maupun internasional, diiringi dengan keperluan akan lembaga-lembaga pendukungnya seperti asuransi, karena itu biasanya jika ada bank Islam di suatu negara, maka muncul pula asuransi Islami takaful. 33 Prakarsa untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990, yang berawal dari lokakarya yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18-20 Agustus 1990 tentang Bunga Bank Dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dan dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia MUI yang menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk kelompok kerja yang disebut Tim perbankan MUI. Dan pada tahun 1991 berdirilah Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor 34 bank syariah di Indonesia. 35 32 Ibid. 33 Ibid., hal. 66. 34 Walaupun banyak pihak berpendapat bank muamalat sebagai Bank syariah pertama yang pernah ada di Indonesia, sebenarnya bank Muamalat bukanlah lembaga keungan syariah yang pertama kali berdiri di Indonesia, karena seblumnya telah pernah berdiri Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS Berkah Amal Sejahtera, dan BPRS Dana Mardhatillah, serta BPRS Amanah Rabaniah. Lihat: Gemalah Dewi, Op. Cit., hal. 62. Bahkan jauh sebelum itu sudah pernah bediri lembaga keuangan syariah Baitul Tamwil Teknosa di Bandung dan Baitul Tamwil Ridho Gusti di Jakarta Lihat: Adiwarman A Karim, Op. Cit., hal.108. 35 Muhammad Syafi’i Antonio, Op. Cit., hal. 25. Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008 Berdirinya bank Muamalat membuat geliat ekonomi syariah di tanah air menjadi wacana yang kerap diperbincangkan. Namun tampaknya gagasan-gagasan tentang perekonomian syariah pada masa itu hanya sebatas wacana saja. karena sejak berdirinya Bank Muamalat tidak diikuti dengan tindakan serupa atau dengan kata lain setelah berdirinya Bank Muamalat tidak ada lagi bank-bank syariah yang berdiri. Sampai akhirnya krisis ekonomi pada tahun 1997 melanda negeri ini, membuat perekonomian menjadi kacau balau dimana pada saat itu sebagian besar bank konvensional bertumbangan, namun Bank Muamalat pada waktu itu tetap dapat bertahan dan dinyatakan sebagai bank yang sehat. Kemampuan sistem keuangan syariah yang dapat bertahan dari krisis ekonomi akhirnya turut memberi faktor pendukung bagi pemerintah untuk merevisi Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan Undang-Udang Nomor 10 Tahun 1998. Pemerintah dengan Undang-Undang baru lebih mengakomodasi sistem perbankan Islam diterapkan dalam sistem perbankan nasional dan memberi peluang yang lebih besar bagi pengembangan bank syariah di Indonesia.

3. Konsep Bank Syariah Di Indonesia