murabahah terhadap rumahproperti sebagai objek pembiayaan pembiayaan murabahah.
B. Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Terhadap Pembiayaan
RumahProperti Pada Bank BNI Syariah Pada Bank BNI Syariah.
Berdasarkan wawancara dengan staff pemasaran pada Bank BNI Syariah Cabang Medan sistem jual beli murabahah terhadap pembiayaan rumahproperti
sistem pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Medan dapat digambarkan sebagai berikut:
76
1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.
Pada tahap ini nasabah menghadap kepada Bank untuk mengutarakan keinginannya untuk memperoleh pembiayaan guna membiayai pembelian
suatu bidang tanah berikut bangunan rumah yang terdapat diatasnya. Atas permohonan tersebut maka;
a Petugas bank akan menanyai nasabah dan mewawancarai secara
umum, mengenai objek dan keperluan pembiayaan serta hal-hal yang bersangkutan dengan pekerjaanusaha, penghasilan dan hal-hal yang
berhubungan dengan persyaratan pembiayaan seperti: 1
Harga dari barang yang akan dibeli 2
Besarnya pembiayaan sendiri Self Financing yang dapat disediakan nasabah.
76
Wawancara dengan Penyelia Pemasaran, Bank BNI Syariah Cabang Medan, Pada tanggal 28 Mei 2007.
Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008
3 Lamanya jangka waktu pembiayaan.
4 Dan lain-lain yang berhubungan dengan permohonan pembiayaan
nasabah. b
Setelah itu bank akan memberikan formulir permohonan pembiayaan untuk diisi oleh nasabah beserta persyaratan-persyaratan pembiayaan
yang diperlukan dan harus dipenuhi nasabah, baik persyaratan yang umum maupun persyaratan khusus. Persyaratan umum disini
maksudnya ialah persyaratan standar yang biasanya dimintakan bank dalam transaksi-transaksi pembiayaan. Selengkapnya lihat pada
lampiran. Adapun persyaratan khusus untuk pembiayaan murabahah terhadap rumah
atau properti adalah: 1
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. 2
Fotocopy Sertifikat tanah yang akan dibeli oleh nasabah. 3
Fotocopy Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang - Pajak Bumi dan Bangunan SPPT-PBB tahun berjalan dan bukti pelunasan
pembayarannya. 4
Penawaran harga dari penjual. 2.
Tahap Pemeriksaan dan Analisa Oleh Bank Pada tahap ini bank akan memeriksa kelengkapan dokumen nasabah, dan
pemeriksaan kelapangan mengenai objek yang akan dibiayai, keadaan usahapekerjaan nasabah dan verifikasi data-data yang disampaikan nasabah
dengan kondisi dilapangan.
Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008
Selanjutnya bank akan menganalisa kelayakan nasabah untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dengan sistem jual beli murabahah.
Proses pemeriksaan dan anlisa pada Bank BNI Syariah Cabang Medan dilakukan oleh Bagian Pemasaran Pengelola Pemasaran dan keputusan atas
pembiayaan yang diajukan nasabah diputuskan oleh Kelompok Pemutus Pembiayaan. Keputusan tersebut dapat berupa persetujuan atau penolakan
terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan, yang dituangkan dalam suatu surat keputusan yang disebut Surat Keputusan Pembiayaan SKP.
3. Tahap Keputusan Pembiayaan
Setelah melalui proses pemeriksaan dan analisa, kemudian berkas permohonan nasabah beserta hasil pemeriksaan dan analisa disampaikan
kepada Kelompok Pemutus yang terdiri dari Penyelia Pemasaran Bisnis PPB dan Pemimpin Cabang serta Pejabat Syariah Fund Risk Management SFRM
dan untuk pinjaman dalam jumlah besar diatas Rp.250.000.000,- akan diteruskan dan diputuskan oleh Divisi Usaha Syariah Bank BNI.
Keputusan atas permohonan pembiayaan dapat berupa persetujuan atau penolakan, yang akan dibuatkan dalam suatu Surat Keputusan
PembiayaanSKP yang akan disampaikan kepada nasabah. Untuk permohonan pinjaman yang disetujui, maka SKP tersebut menjadi
dasar atau bagian yang tidak terpisahkan dari Akad Perjanjian Pinjaman yang akan dibuat dan ditandatangani oleh peminjam dan bank.
Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008
Apabila permohonan disetujui, selanjutnya bank akan melakukan negosiasi ulang dengan nasabah berkenaan dengan persyaratan yang harus dipenuhi
nasabah sebagaimana yang tercantum dalam SKP. Dalam negosiasi ini apabila tidak tercapai kata sepakat, maka para pihak dapat
memilih untuk tidak melanjutkan transaksi. Namun apabila tercapai kata sepakat diantara kedua pihak maka transaksi akan dilanjutkan dengan
penandatanganan Akad Perjanjian Pembiayaan. 4.
Tahap penandatanganan akad Penadatanganan akad dilakukan dalam satu majelis dengan dihadiri oleh para
pihak yang akan melakukan transaksi yaitu pihak nasabah, bank, pemilik rumah, Notaris danatau Pejabat Pembuat Akta Tanah, dan saksi-saksi.
Pada kenyataannya isi dari akad pembiayaan murabahah dapat saja berbeda- beda antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya. Hal ini didasarkan
atas asas kebebasan berkontrak dalam lapangan hukum perdata. Pada asasnya orang bebas untuk memperjanjikan sesuatu, selama itu tidak terlarang. Hal itu
didasarkan atas pemikiran hukum di bidang keperdataan pada umumnya adalah hukum yang sifatnya pelengkap. Karena itu hukum membiarkan
sedapat mungkin individu mengurus dan menyelenggarakan kepentingan privatnya sendiri selama tidak bertentangan dengan hal-hal yang terlarang.
77
Namun setidak-tidaknya dalam akad pembiayaan murabahah tersebut harus memuat rukuan dan syarat jual beli menurut syariat Islam.
77
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku II, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 148.
Ridha Kurniawan Adnans : Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank Syariah, 2007 USU e-Repository © 2008
Adapun akad-akad yang ditandatangani berkenaan dengan sistem jual beli murabahah terhadap pembiayaan rumah secara berturut-turut adalah:
a. Akad murabahah
Sebelum akad murabahah diselenggarakan, bank terlebih dahulu melakukan jual beli barangrumah dengan suplier. Jual beli ini hanya
dilakukan secara lisan. Setelah terjadi jual beli antara bank dengan suplier segera setelah itu
diselenggarakan akad murabahah. Akad ini dibuat dalam bentuk dibawah tangan, ditandatangani oleh nasabah dengan bank yang diwakili oleh
pemimpin cabang, dan saksi-saksi. b.
Akta Jual Beli Akta ini dibuat dalam bentuk otentik dihadapan pejabat umum yang
berwenang, ditandatangani oleh nasabah, pemilik rumah, saksi-saksi, dan pejabat umum tersebut.
c. Akad-akad lainnya, seperti Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan,
dan Akta Pemberian Hak Tanggungan
C. Penyimpangan Dalam Penerapan Sistem Jual Beli Murabahah Pada Bank