perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dengan tujuan memperoleh imbalan material atau untuk menghindari hukuman. Solihin, 2009:153.
Ada beberapa bentuk umum dari motivasi intrinsik yang bisa kita lihat dalam kehidupan berorganisasi yang diberikan dari lingkungan organisasi atau
lingkungan kerja. Hal ini sejalan dengan teori Hierarki yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dan teori motivasi yang dikemukakan oleh McClelland.
Bentuknya seperti : adanya kepuasan dalam menyelesaikan pekerjaanprestasi, adanya rasa ingin dihormati dalam lingkungan kerja sense of importance, adanya
rasa memiliki terhadap organisasiinstansi tempat bekerja sense of belonging, adanya rasa ingin mendapat pujian dari atasan, rasa aman dan nyaman di tempat
bekerja safety and security needs. Sedangkan kebutuhan ektrinsik eksternal adalah kekuatan yang ada di luar diri individu seperti halnya factor pengendalian
oleh manajer juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti gajiupah, insentif bonus, jabatan, kebijaksanaan dan pekerjaan yang
mengandung penghargaan, pengembangan dan tanggung jawab, aturan-aturan yang diterapkan di lingkungan kerja.
1.5.4 Teori Motivasi
a. Teori Hierarki Kebutuhan menurut Maslow Teori ini dipelopori oleh Abraham Maslow yang dituangkan dalam
bukunya Motivation and Personality. Dalam teori ini dikemukakan bahwa ada kebutuhan internal yang sangat mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja.
Maslow dalam Siagian, 1989:146 berpendapat bahwa kebutuhan itu tersusun sebagai hierarki yang terdiri atas lima tingkatan kebutuhan dimana kebutuhan
manusia tersebut sifatnya berjenjang, artinya bahwa jika kebutuhan pertama telah
terpenuhi, orang akan berusaha mencapai pemenuhan kebutuhan kedua, dan dan demikian dengan seterusnya. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Maslow dengan
mengemukakan teori hierarki kebutuhan sebagai salah satu sebab timbulnya motivasi untuk bekerja lebih giat dalam diri pegawai.
Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya; hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud oleh Maslow adalah sebagai berikut : 1. Physiological Needs
Physiological Needs kebutuhan fisik = biologis yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,
minum, perumahan, dll. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang untuk berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan fisik ini
termsuk kebutuhan utama, tetapi merupakan tingkat kebutuhan yang bobotnya paling rendah.
2. Safety and security Needs Safety and security needs keamanan dan keselamatan adalah kebutuhan
akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
3. Affiliation or Acceptance Needs Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dan
diterima dalam pergaulan kelompok kerja. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorang pun manusia ingin hidup menyendiri di
tempat terpencil. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia
menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok, yaitu :
1 Kebutuhan akan perasaan oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja sense of belonging.
2 Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting sense of importance. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan
seseorang ia tetap merasa dirinya penting. Karena itu dalam memotivasi bawahan, pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan
bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. 3 Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi
kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
4 Kebutuhan akan perasaan ikut serta sense of participation. Setiap karyawan akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan peusahaan
dalam arti diberi kesempatan dalam untuk mengemukakan saran-saran dan pendapat-pendapatnya kepada pimpinan mereka.
b. Teori McClelland Dalam teori ini dikemukakan bahwa kebutuhan manusia digolongkan ke
dalam tiga jenis yaitu keberhasilan, kekuasaan, dan afiliasi. Menurut Hasibuan 1996 : 231 ada tiga macam kebutuhan yang perlu diperhatikan apabila pemimpin
akan memotivasi para pegawainya. Adapun tiga macam kebutuhan itu adalah : 1. Kebutuhan akan Prestasi Need for Achievement
Kebutuhan prestasi adalah kebutuhan untuk selalu meningkatkan hasil kerja dan mutu kerjanya serta selalu ingin menonjol di kalangan sesamanya.
2. Kebutuhan Afiliasi Need for Afiliation Kebutuhan yang menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat
bekerja seseorang. Kebutuhan berafiliasi ini adalah kebutuhan yang bersifat sosial, senang bergaul dengan sesama dan bersifat penolong terhadap sesama.
3. Kebutuhan akan Kekuasaan Need for Power Kebutuhan akan kekuasaan ini merangsang dan memotivasi gairah kerja
seseorang serta menggerakkan semua kemauan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
c. Teori Keadilan Pengertian adil dalam teori ini adalah sesuatu yang diberikan pada
seseorang sesuai dengan haknya atau reward yang diterima oleh seseorang sesuai dengan kontribusi yang ditinjau dari segi masa kerja, pendidikan, golongan, dll.
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya apabila ia diperlakukan secara adil dalam
pekerjaannya. Ketidakadilan akan ditanggapi dengan bermacam-macam perilaku menyimpang dari aktivitas pencapaian tujuan, misalnya : mengubah masukan
dalam pelaksanaan tugas pekerjaan yaitu dengan tidak berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan kinerja terbaiknya atau dengan kata lain
menurunkan prestasi kerja, mogok, dan malas. Di sini pegawai membandingkan imbalan dengan pengorbanan yang mereka berikan, jika mereka telah
mendapatkan keadilan dalam bekerja maka mereka akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
d. Teori Harapan Ekspektansi
Teori Harapan ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari
hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Pegawai akan termotivasi bekerja, jika mereka akan mendapatkan
imbalan, seperti misalnya kenaikan gaji atau kenaikan pangkat dari prestasi atau pekerjaan yang mereka kerjakan. Melalui kenaikan gaji atau kenaikan pangkat
inilah yang merangsang pegawai untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan produktivitas kerjanya.
Dalam teori ini terdapat tiga faktor yang menentukan motivasi seseorang yaitu eksppektansi, instrumentalitas, dan valensi. Ekspektansi merupakan persepsi
yang dimiliki seseorang bahwa upaya yang dilakukannya tersebut akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Tetapi apabila menurut persepsi mereka,
apapun yang dilakukan mereka tidak menghasilkan kinerja yang tinggi, kemungkinan orang tersebut tidak akan mengeluarkan upaya terbaiknya.
Instrumentalitas, menjelaskan persepsi yang dimiliki seseorang mengenai sejauh mana tingkat kinerja tertentu akan menghasilkan pencapaian hasil tertentu.
Dengan demikian sejalan dengan teori ekspektansi, seseorang hanya akan menunjukkan kinerja yang tinggi hanya apabila mereka memiliki persepsi bahwa
kinerja tinggi tersebut akan menghasilkan hasil yang baik. Valensi, menunjukkan nilai dari hasil yang tersedia menurut preferensi seseorang. Sebagai contoh, untuk
sebagian pegawai, peningkatan gaji merupakan hasil yang berharga memiliki valensi yang tinggi. Sedangkan bagi paa pimpinan, kepuasan yang diperoleh
karena menyelesaikan pekerjaan yang menantang dinilai sebagai hasil yang berharga. Solihin, 2009 : 155
e. Teori Pembelajaran Learning Theory Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa pimpinan dapat meningkatkan
motivasi pegawai dan kinerjanya dengan cara menghubungkan hasil yang akan diterima karyawan dengan kinerja yang dihasilkan melalui perilaku yang
diinginkan oleh organisasi dan menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Di sini pimpinan mencoba mengarahkan perilaku para pegawai kepada kinerja yang
tinggi dalam mencapai tujuan organisasi melalui stigma pemikiran yang telah ditanamkan kepada pegawai bahwa kinerja yang tinggi akan memperoleh hasil
yang baik dan berharga. Salah satu teori yang termasuk dalam teori pembelajaran adalah operant
conditioning theory yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Menurut teor ini seseorang akan belajar untuk melakukan perilaku tertentu yang akan membawa
dirinya memperoleh konsekuensi yang diinginkan dan seseorang akan menghindari melakukan perilaku yang akan mendatangkan konsekuensi yang
tidak diinginkan. Solihin, 2009 : 159.
1.5.5 Metode Motivasi