2.4.5. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio, dan campak. Berikut ini akan dijelaskan secara
ringkas mengenai bahaya penyakit-penyakit tersebut :
a. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah. Penyakit ini menyebar melalui pernafasan
lewat bersin atau batuk . Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk
terus-menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain tergantung pada organ yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan kematian
Depkes RI, 2005. b. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal
penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat
menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian Depkes RI, 2005.
c. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penyebaran pertusis
adalah melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala
Universitas Sumatera Utara
penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama- kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan
keras. Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian Depkes RI, 2005.
d. Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi
melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut,
berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menyusui sucking antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh
menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia dan
infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian Depkes RI, 2005. e. Hepatitis B
Hepatitis B penyakit kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis b yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang
tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada ialah merasa
lemah, gangguan perut, dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini
bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatic, kanker hati dan menimbulkan kematian Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
f. Polio
Penyakit polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio. Dikenal sebagai penyakit lumpuh pada anak. Penyakit ini ditandai dengan panas badan, sakit
tenggorokan, mual, sakit kepala, diare, kekakuan pada leher, punggung dan lengan. Penyakit ini dapat menyebabkan kesulitan bernafas, kelumpuhan dan kematian.
Merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan pada anak lebih dari 2 tahun. Keluhannya berupa panas badan, lemah, lidah menjadi kotor. Pada kasus yang berat
dapat menimbulkan perdarahan usus, penurunan kesadaran, meningitis sampai
menimbulkan kematian Depkes RI, 2005. g. Campak measles
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles. Disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis mata merah. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi saluran nafas pneumonia Depkes RI, 2005.
2.4.6. Efek samping Imunisasi
Dewasa ini pemberian imunisasi dapat dikatakan sudah aman, meskipun demikian karena vaksin yang dimasukkan merupakan kuman yang telah dilemahkan
maka biasanya setelah pemberian imunisasi bayi mengalami gejala umum seperti demam disertai perilaku rewel dan menangis. Sebenarnya gejala demam dan panas itu
Universitas Sumatera Utara
merupakan hal yang menunjukkan reaksi vaksin di dalam tubuh sehingga tidak perlu dicemaskan Theophillus, 2004.
Bagi ibu yang bayinya telah diimunisasi sering kali salah menafsirkan gejala tersebut, hal ini berakibat bayinya tidak dibawa untuk imunisasi pada jadwal
berikutnya Anonim, 2005. Sesuai dengan keputusan KONIKA Kongres Nasional Ilmu Kesehatan
Anak tahun 1984 bahwa sakit ringan bukanlah indikasi kontra untuk pemberian imunisasi. Hal ini perlu diperhatikan oleh para petugas kesehatan sebab hal tersebut
sangat berbeda dengan anggapan lama bahwa imunisasi dapat diberikan hanya pada anak yang sehat Depkes RI, 1997.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengembangan program imunisasi Depkes RI, 1990 imunisasi dapat diberikan kepada :
1. Anak sehat
2. Anak pilek
3. Anak batuk rejantanpa sesak nafas. Bila anak batuk berat obati dulu dan
imunisasinya ditunda sampai batuknya sembuh. 4.
Anak diare,enam kali 5.
Kurang gizi, derajat ringan dan sedang, berikan terutama vaksinasi Campak karena merupakan kelompok resiko tinggi untuk terserang campak.
6. Sakit ringan yang lain
7. Alergi
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep, dapat dirumuskan definisi konsep variabel penelitian sebagai berikut :
1. Faktor Predisposisi ibu adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya
perilaku pada diri ibu untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi. 2.
Pemberian imunisasi dasar lengkap oleh ibu adalah tindakan ibu dalam pelaksanaan imunisasi pada bayi dari pemberian imunisasi BCG, DPT, HB, Polio
dan Campak
2.6. Hipotesa Penelitian