Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah survei deskriptif untuk menggambarkan tentang jenis dan kadar zat pewarna pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh
Barat Tahun 2009. Kandungan zat pewarna dianalisis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat. Alasan pemilihan lokasi:
1. Kecamatan Payakumbuh Barat merupakan produsen terbesar keripik balado
di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. 2.
Di daerah tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang keripik balado.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Mei 2009.
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keripik balado yang diproduksi oleh 10 produsenpabrik di Kecamatan Payakumbuh Barat. Keripik balado itu sendiri
memiliki 2 variasi bentuk yaitu keripik balado yang berbentuk memanjang dan keripik balado yang berbentuk bulat. Kedua jenis keripik balado ini dibuat dengan
cara, bahan dan alat yang sama.
3.3.2 Sampel
Sampel ditentukan secara total sampling artinya seluruh pabrik keripik balado di Kecamatan Payakumbuh Barat merupakan sampel dalam penelitian ini. Unit
analisis adalah sebagian keripik balado yang diproduksi oleh seluruh pabrik. Pengambilan sampel dilakukan secara acak artinya keripik yang berbentuk bulat
ataupun memanjang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer berupa jumlah pabrik keripik balado di Kecamatan Payakumbuh Barat yang diperoleh melalui pengamatan langsung. Kemudian jenis dan kadar zat
pewarna yang digunakan pada keripik balado diperoleh melalui hasil pemeriksaan secara kualitatif dan kuantitafif di bagian Toksikologi Laboratorium Departemen
Kesehatan Daerah, Provinsi Sumatera Utara.
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
Untuk pemeriksaan jenis zat pewarna yang digunakan dilakukan melalui metode reaksi kimia identifikasi Rhodamin B dengan melihat perubahan warna
yang terjadi dan metode kromatografi dengan mengukur nilai Rf dari masing-masing bercak yang terbentuk kemudian membandingkan hasilnya dengan Rf zat warna
standar. Kadar zat warna yang digunakan dapat diketahui melalui metode gravimetri dengan melakukan penimbangan terhadap bulu domba sebelum dan sesudah
perlakuan.
3.4.2 Data Sekunder
Berupa data gambaran umum wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat yang diperoleh dari Kantor Biro Pusat Statistik Kota Payakumbuh dan literatur-literatur
yang menjadi masukan dalam penulisan.
3.5. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat pelaksanaan pemeriksaan kandungan zat pewarna pada keripik balado ini adalah Laboratorium Departemen Kesehatan Daerah, Provinsi Sumatera Utara
bagian Toksikologi. Adapun alasan pemilihan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah laboratorium tersebut mempunyai peralatan yang lengkap dan petugas
laboratorium yang telah berpengalaman dalam pemeriksaan serupa.
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
3.6 Pelaksanaan Penelitian
3.6.1 Pemeriksaan Kualitatif
Sampel yang telah dibeli dari pabrik masing-masing sebanyak 250 gram kemudian dibawa ke Laboratorium Departemen Kesehatan Daerah, Provinsi
Sumatera Utara bagian Toksikologi untuk diperiksa. Pemeriksaan sampel unit analisis secara kualitatif dilakukan sekali saja dengan dua metode yaitu metode
reaksi kimia identifikasi Rhodamin B dan metode kromatografi dengan prosedur sebagai berikut:
A. Metode Reaksi Kimia
Dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi-pereaksi berikut: HCl pekat, H
2
SO
4
pekat, NaOH 10 dan NH
4
OH 10. Lalu diamati reaksi apa yang terjadi reaksi perubahan warna pada masing-masing sampel yang sudah dilakukan
pemisahan dari bahan-bahan pengganggu matriks Cahyadi, 2005. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah:
Peralatan: 1.
Gelas kimia 100 ml 2.
Gelas Ukur 50 ml 3.
Pipet Tetes 4.
Tabung Reaksi 5.
Rak Tabung Reaksi
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
Bahan: 1.
Aquadest 2.
HCl pekat 3.
H
2
SO
4
pekat 4.
NaOH 10 5.
NH
4
OH 10 6.
Rhodamin B 7.
SampelUnit Analisis Keripik Balado
B. Metode Kromatografi
1. Timbang 30-50 gr sampel kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100
ml. 2.
Tambahkan 10 ml asam asetat 10 kemudian masukkan bulu domba, didihkan selama 30 menit sambil diaduk.
3. Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulang-
ulang hingga bersih. 4.
Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan penambahan ammonia 10 di atas penangas air hingga sempurna.
5. Larutan berwarna yang didapat dicuci lagi dengan air hingga bebas
ammonia. 6.
Totolkan pada kertas kromatografi dan masukkan ke dalam zat pelarut eluen.
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
7. Hitung Rf masing-masing zat pewarna kemudian bandingkan dengan
standar zat warna Cahyadi, 2005. Jarak gerak zat terlarut
Rf = Jarak gerak zat pelarut
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah: Peralatan:
1. Gelas Kimia 100 ml
2. Botol Aquadest
3. Chamber
4. Gelas Ukur 50 ml
5. Pipet Mikro
6. Tabel Standar Zat Warna
7. Timbangan Listrik
8. Water Bath Penangas Air
Bahan: 1.
Aquadest 2.
Bulu Domba 3.
Eluen yaitu campuran dari 5 ml NH
4
OH pekat, 2 gram Tri-Natrium Citrat dan 95 ml aquades
4. Kertas Kromatografi
5. KHSO
4
10 6.
NH
4
OH 10
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
7. SampelUnit Analisis Keripik Balado
Secara skematis alur prosedur kromatografi dapat dilihat seperti gambar berikut: Penimbangan sampel 25 gr
10 ml as. Asetat Bulu domba
Pemanasan 30 menit mendidih
Pemisahan bulu domba dari larutan NH
4
OH 10 Pemisahan bulu domba dari pewarna
Pencucian
Penotolan Kertas Kromatografi
Perhitungan Rf Gambar 3.1 Alur Prosedur Kromatografi
3.6.2 Pemeriksaan Kuantitatif
Untuk pemeriksaan kuantitatif, pembelian sampel dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 31 Maret 2009 dan 01 April 2009 masing-masing sebanyak 250
gram kemudian dibawa ke Laboratorium Departemen Kesehatan Daerah, Provinsi Sumatera Utara untuk diperiksa. Pemeriksaan sampel dilakukan melalui metode
gravimetri dengan prosedur sebagai berikut:
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
1. Bulu domba dicuci dengan n-Hexana lalu dikeringkan dalam oven dan
didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang berat a. 2.
30-50 ml sampel cair ditambahkan dengan larutan KHSO
4
encer. Jika sampel padatan terlebih dahulu dicampurkan 25 gr sampel dengan air
kemudian dihomogenkan, lalu diambil 30-50 ml dan ditambahkan dengan larutan KHSO
4
encer. 3.
Masukkan bulu domba yang sudah ditimbang tersebut ke dalam larutan, lalu didihkan selama 30 menit.
4. Bulu domba diangkat dan dicuci dengan air panas.
5. Bulu domba dikeringkan dan ditimbang kembali berat b dan dihitung
selisih berat bulu domba sebelum dan sesudah perlakuan. 6.
Perhitungan kadar zat pewarna yang digunakan adalah sebagai berikut: b-a
Kadar Zat Warna = Berat sampel
Keterangan: a: Berat bulu domba sebelum perlakuan b: Berat bulu domba sesudah penyerapan zat pewarna
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah: Peralatan :
1. Gelas Kimia 250 ml
2. Botol Aquadest
3. Desikator
4. Gelas Ukur 50 ml
5. Oven listrik
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
6. Timbangan Listrik
7. Water Bath Penangas Air
Bahan: 1. Aquadest
2. Bulu Domba 3. KHSO
4
4. N-Hexana 5. SampelUnit Analisis Keripik Balado
Alur prosedur gravimetri secara skematis dapat dilihat seperti gambar berikut: Pencucian bulu domba n-Hexana
Penimbangan Berat a
Pelarutan
Pemanasan 30 menit
Pencucian Air Panas
Penimbangan Berat b
Perhitungan Kadar mgkg Gambar 3.2 Alur Prosedur Gravimetri
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
3.7 Defenisi Operasional
1. Keripik balado adalah makanan dari ubiketela pohon yang diiris tipis-tipis
kemudian ditambahkan cabe untuk memberikan rasa pedas dan warna merah setelah proses penggorengan yang diproduksi di Kecamatan
Payakumbuh Barat. 2.
Uji laboratorium zat pewarna adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui mengidentifikasi zat pewarna secara kualitatif dan kuantitatif yang
digunakan pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat.
3. Uji kualitatif adalah uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis zat
pewarna yang digunakan pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat yaitu melalui metode reaksi kimia dan kromatografi.
4. Uji kuantitatif adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kadar zat
pewarna yang digunakan pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat yaitu melalui metode gravimetri.
3.8 Aspek Pengukuran
Adapun aspek pengukuran dari pemeriksaan kandungan zat pewarna pada keripik balado adalah:
1. Ditemukan Rhodamin B artinya terjadi perubahan warna terhadap keempat
reagen yang digunakan pada metode reaksi kimia. 2.
Tidak ditemukan Rhodamin B artinya tidak terjadi perubahan warna terhadap satu atau lebih reagen yang digunakan pada metode reaksi kimia.
Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.
3. Memakai zat pewarna, artinya pada pemeriksaan secara kromatografi
ditemuka n zat pewarna sintetiskimia pada sampel keripik balado. 4.
Tidak memakai zat pewarna, artinya pada pemeriksaan secara kromatografi tidak ditemukan zat pewarna sintetiskimia pada sampel keripik balado.
5. Memenuhi syarat, artinya pada pemeriksaan kuantitatif diperoleh kadar zat
pewarna yang tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. 6.
Tidak memenuhi syarat, artinya pada pemeriksaan kuantitatif diperoleh kadar zat pewarna yang melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.
3.9 Analisa Data