Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009. menyebabkan pentingnya dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis dan kadar zat pewarna yang digunakan pada keripik balado tersebut. Berdasarkan pengamatan penulis pada bulan Juli tahun 2008 terdapat 10 produsen keripik balado di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat. Warna merah yang tertinggal di tangan setelah memegang keripik tersebut mengindikasikan adanya penggunaan zat pewarna sintetis. Ditambah lagi kenyataan bahwa keuntungan yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan jika produsen menggunakan 100 pewarna alami cabe. Demi menghindari kerugian ini maka penggunaan pewarna sintetis dinilai sangat efektif dan efisien. Selain itu, produsen juga tidak mencantumkan jenis zat pewarna yang digunakan pada kemasan. Lembaga pemerintah yang berwenang melakukan pengawasan terhadap hal tersebut adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan Badan POM Departemen Kesehatan. Namun, pengawasan yang dilakukan oleh Badan POM masih belum menjangkau seluruh jenis makanan yang diproduksi dalam skala rumah tangga sehingga ada kemungkinan keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat mengandung bahan tambahan pangan zat pewarna yang dilarang.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan asumsi bahwa terdapat penggunaan zat pewarna pada keripik balado yang diproduksi di wilayah Kecamatan Payakumbuh Barat maka yang menjadi permasalahan adalah apakah penggunaan zat pewarna pada keripik balado adalah pewarna yang diperbolehkan dan telah memenuhi syarat kesehatan merujuk kepada Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722MenkesPerIX1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 4M-DAGPER22006 tentang Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui jenis dan kadar zat pewarna sebagai bahan tambahan pangan yang digunakan pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jenis zat pewarna yang terkandung dalam keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat. 2. Untuk mengetahui kadar zat pewarna yang terkandung dalam keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi industri rumah tangga yang memproduksi keripik balado agar menggunakan bahan-bahan yang aman dalam proses produksi. 2. Untuk memberikan informasi kepada instansi terkait yaitu Balai Pengawasan Obat dan Makanan tentang penggunaan zat pewarna pada keripik balado yang diproduksi di Kecamatan Payakumbuh Barat. Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009. 3. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kota Payakumbuh tentang keamanan pangan di daerah tersebut. Welly Femelia : Analisa Penggunaan Zat Warna Pada Keripik Balado Yang Diproduksi Di Kecamatan Payakumbuh Barat Tahun 2009, 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keripik Balado

Makanan yang kita konsumsi biasanya selain makanan pokok ada juga makanan jajanan. Makanan jajanan adalah jenis-jenis masakan yang dimakan sepanjang hari, tidak terbatas pada waktu, tempat, dan jumlah yang dimakan. Adapun makanan yang kita konsumsi ditinjau dari fungsinya menurut Moertjipto 1993 adalah : 1. Sebagai pengganti makanan utama, misalnya makanan waktu bepergian atau bekerja. 2. Menambah zat-zat yang tidak ada atau kurang pada makanan utama. 3. Sebagai hiburan. Makanan jajanan street food telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan diperkirakan akan terus meningkat, mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang Saparinto dan Hidayati, 2006. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 1985, keripik adalah penganan dari pisang ubi kayu, dan sebagainya yang diiris tipis-tipis lalu digoreng. Salah satu jenis keripik yang banyak dikonsumsi adalah keripik balado, yang juga dikenal dengan nama keripik sambal atau keripik pedas. Keripik balado terbuat dari ubi kayu melalui

Dokumen yang terkait

Analisa Penggunaan Zat Pewarna Sintetis Pada Saus Cabe Yang Dipasarkan Di Pasar Sentral Dan Pasar Simpang Limun Kota Medan Tahun 2009.

3 64 72

Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009

1 145 67

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

2 32 163

INDUSTRI KERIPIK BALADO CHRISTINE HAKIM DI PADANG TAHUN 1990-2007.

1 1 25

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ZAT PEWARNA PADA KERIPIK BALADO YANG BEREDAR DI BUKITTINGGI.

0 0 1

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 15

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 6

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 42

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 0 4

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan Serta Tingkat Kepadatan Lalat pada Tempat Pembuatan Keripik Sanjai Balado di Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Tahun 2015

0 1 39