31
F = Frekuensi jawaban terpilih N = Sampel yang diperoleh jumlah responden
8
Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data pemanfaatan ini adalah sebagai berikut:
= tidak satupun 1 – 25
= sebagian kecil 26 – 49
= hampir setengahnya 50
= setengahnya 51 – 75
= sebagian besar 76 – 99
= hampir seluruhnya 100
= seluruhnya
9
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah dihitung presentasenya kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. “...Skala likert paling sering digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan presepsi responden...”
10
“Skala likert atau disebut summated-rating scale, merupakan skala yang memungkinkn responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka.
Skala likert terdiri dari beberapa pertanyaan yang bersikap tertutup.”
11
Skala likert 4 point likert type scale yang digunakam untuk menginterpretasikan satu per
satu jawaban dari para responden.
8
Anas Sudjiono, Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, h.46.
9
Herman Wasito,Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta:Gramedia, 1992,h.10
10
Husain Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:Bumi Aksara, 2009, h.45.
11
Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, h.46.
32
Setiap jawaban yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan dalam skala kategori sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Setuju = 3
Sangat Setuju = 4
Skor-skor yang didapat dijumlahkan kemudian dicari skor rata-rata yang merupakan hasil jumlah dari skor pada tiap skala kategori yang kemudian
dikalikan dengan frekuensinya masing-masing. Kemudian hasil dari penjumlahan tadi dibagi dengan jumlah sampel atau total frekuensi. Penghitungan skor rata-rata
dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan : X
= Skor rata-rata S4...S1
= Skor pada skala 4 sampai 1 F
= Frekuensi jawaban N
= Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi Skala di atas adalah ordinal yang hanya dapat menyatakan suatu objek
kedalam kategori sangat baik atau sangat tidak baik, hal ini terjadi karena skala ordinal mempunyai keterbatasan analisa. Untuk memperluas proses analisi data
peneliti menggunkan skala interval untuk menentukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antara titik-titik yang berdekatan. Skala interval
diperlukan untuk menempatkan posisi responden dalam suatu objek penilaian
33
apakah termasuk dalam kriteria sangat baik, baik, tidak baik atau sangat tidak baik.
Untuk menentukan skala interval yaitu dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala. Berikut ini adalah
rumusan skala interval : {am-n:b}
Keterangan : a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah empat, di mana skor
terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka skala interval dapat dihitung seperti berikut :
{14-1:4}= 0,75
Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat di peroleh penilaian sebagai berikut:
Sangat baik 3,28-4,03
Baik 2,52-3,27
Tidak baik 1,76-2,51
Sangat tidak baik 1,00-1,75