Fokus Pada Pelanggan Metode Philip B. Crosby

Zulaika : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajemen Pada Pt Pp Lonsum Indonesia Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian appraisal. Suatu produk dinilai pada akhir proses. Penilaian akhir ini hanya menyatakan bahwa apabila baik, maka akan diserahkan kepada distributor, sedangkan bila buruk akan disingkirkan. Penilaian seperti ini tidak menyelesaikan masalah, karena yang buruk akan selalu ada. Maka dari itu, sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal sehingga output-nya dijamin bagus serta hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini dikenal the law of tens. Maksudnya, bila kita menemukan suatu kesalahan di awal proses, biayanya cuma satu rupiah. Akan tetapi, bila ditemukan di proses kedua, maka biayanya menjadi 10 rupiah. Atas dasar itulah sistem kualitas menurut Corsby merupakan pencegahan. c. Kerusakan Nol zero defect merupakan standard kinerja yang harus digunakan Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati close enough concept, misalnya efisiensi mesin mendekati 95 persen. Namun, coba dihitung berapa besarnya inefisiensi 5 persen bila dikalikan dengan penjualan. Bila diukur dalam rupiah, maka baru disadari besar sekali nilainya. Orang sering terjebak dengan nilai persentase, sehingga Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak pertama proses dan setiap proses.

a. Fokus Pada Pelanggan

1. Konsep Mengenai Pelanggan. Dalam pendekatan TQM, pelanggan dan pemasok ada di dalam dan di luar organisasi. Pelanggan eksternal adalah orang yang membeli dan menggunakan produk perusahaan. Pemasok eksternal adalah orang diluar organisasi yang menjual bahan mentah bahan baku, informasi, atau jasa kepada organisasi. Sedangkan di dalam organisasi juga ada pelanggan internal dan pemasok internal. Zulaika : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajemen Pada Pt Pp Lonsum Indonesia Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Pada hakikatnya tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan para pelanggan. Dalam pendekatan TQM, kualitas ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu, hanya dengan memahami proses dan pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan menghargai makna kualitas. Semua usaha manajemen dalam TQM diarahkan pada satu tujuan utama, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Menurut Kotler 2004 : 42, “Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsikesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.” Tjiptono dan Anastasia 2003 : 102 mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : a. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. c. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. d. Membentuk suatu rekomendasi yang menguntungkan bagi perusahaan. e. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. f. Laba yang diperoleh dapat meningkat. 1. Analisis Kebutuhan Pelanggan Dalam pendekatan TQM, kebutuhan pelanggan diidentifikasi dengan jelas sebagai bagian dari pengembangan produk. Tujuan organisasi yang menggunakan pendekatan ini adalah untuk melampaui harapan pelanggan, bukan sekedar memenuhinya. Untuk itu, perlu dikumpulkan informasi yang akurat mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan atas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dapat digunakan suatu pendekatan yang terdiri atas enam langkah, yaitu : a. Memperkirakan hasil b. Mengembangkan rencana untuk mengumpulkan informasi Zulaika : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajemen Pada Pt Pp Lonsum Indonesia Tbk, 2008. USU Repository © 2009 c. Mengumpulkan informasidalam d. Menganalisis hasil e. Memeriksa kesahihan validitas kesimpulan f. Mengambil tindakan. 2. Pembentukan Fokus Pada Pelanggan Karakteristik perusahaan-perusahaan yang sukses dalam membentuk fokus pada pelanggan adalah sebagai berikut : a. Visi, Komitmen dan Suasana Manajemen menunjukkan, baik dengan kata-kata maupun dalam tindakan bahwa pelanggan itu penting bagi organisasi, organisasi memiliki komitmen besar terhadap kepuasan pelanggan, dan kebutuhan pelanggan lebih diutamakan daripada kebutuhan internal organisasi. Salah satu cara untuk menunjukkan komitmen ini adalah menjadikan fokus pada pelanggan sebagai faktor utama dalam pertimbangan promosi dan kompensasi. b. Penjajaran dengan pelanggan Perusahaan yang bersifat customer-driven menyejajarkan dirinya dengan para pelanggan. Hal ini tercermin dalam beberapa hal berikut: • Pelanggan berperan sebagai penasihat dalam penjualan, • Pelanggan tidak pernah dijanjikan sesuatu yang lebih daripada yang dapat diberikan, • Karyawan memahami atribut produk yang paling dihargai pelanggan, • Masukan dan umpan balik dari pelanggan dimasukkan dalam proses pengembangan produk. c. Kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan. Hal ini tercermin dalam hal berikut : • Keluhan pelanggan dipantau dan dianalisis, • Selalu mengupayakan adanya umpan balik dari pelanggan, • Perusahaan berusaha mengidentifikasi dan menghilangkan proses, prosedur, dan sistem internal yang tidak menciptakan nilai bagi para pelanggan. d. Memanfaatkan informasi dari pelanggan Pemanfaatan informasi pelanggan tercermin dalam hal : • Semua karyawan memahami bagamana pelanggan menetukan kualitas Zulaika : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajemen Pada Pt Pp Lonsum Indonesia Tbk, 2008. USU Repository © 2009 • Karyawan pada semua level diberi kesempatan untuk bertemu dengan pelanggan • Karyawan mengetahui siapa yang menjadi pelanggan sesungguhnya • Karyawan dan manajer memahami kebutuhan dan harapan pelanggan. e. Mendekati para pelanggan Mendekati pelanggan berarti melakukan hal-hal berikut : • Memudahkan para pelanggan untuk menjalankan bisnis • Berusaha untuk mengatasi semua keluhan pelanggan • Memudahkan para pelanggan dalam menyampaikan keluhannya, misalnya lewat surat, telepon, atau datang langsung. f. Kemampuan, kesanggupan dan pemberdayaan karyawan Para karyawan diperlakukan sebagai professional yang memiliki kemampuan, dan diberdayakan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri dalam melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan. g. Penyempurnaan produk dan proses secara terus-menerus Pendekatan ini diwujudkan dalam hal : • Kelompok fungsional internal bekerja sama untuk mencapai sasaran bersama • Praktik-praktik bisnis terbaik dipelajari dan dilaksanakan • Waktu siklus riset dan pengembangan secara terus- menerus dikurangi • Setiap masalah diatasi dengan segera • Investasi dalam pengembangan ide-ide inovatif dilakukan.

b. Perbaikan Berkesinambungan