Kasus-Kasus Konflik HASIL TEMUAN LAPANGAN

Dari kejadian tersebut hubungan yang terbangun antara kelompok nadhliyin dan Persatuan Islam kembali tidak baik hingga saat ini, kebencian sebagian warga nahdlyin terhadap jama’ah Persatuan Islam yang dulu mulai mengendap dan kembali keras, ini terbukti pelarangan keras bahkan sampai “pengaharaman” ketua DKM masjid Jami‘ Daarul Mu’minin periode sekarang kepada jama’ah Persatuan Islam untuk melasanakan kegiatan termasuk melaksanakan sholat di masjid tersebut. Seperti dituturkan informan 54 tahun. “Pada dasarnya konflik kebencian pribadi beliau terhadap jama’ah Persis disini sudah ada sejak kepemimpinan ustadz Junaidi menjabat sebagai ketua DKM masjid tersebut, tapi siapapun menghargai seorang ustadz Junaidi karena ketinggian ilmu dan prilakunya. Nah kesempatan menyalurkan kebencian seperti mendapat jalan setelah meninggalnya ustadz Junaidi dan kemudian beliau menjabat sebagai ketua DKM masjid tersebut. Dan puncaknya saat pelaksanaan sholat gerhana tadi, dengan keras beliau “mengaharamkan” kepada kami untuk melakukan kegiatan dan sholat di masjid jami’ Darul Mu’minin”. 14

C. Bentuk Mediasi dan Integrasi.

Konflik yang tejadi pada tahun delapan puluhan sedikit mulai mereda setelah salah seorang ustadz nahdliyin bernama Junaidi Alm menjabat sebagai ketua DKM masjid Jami’ Daarul Mu’minin, kepemimpianan beliau seolah memberikan angin segar bagi jama’ah Persatuan Islam, beliau memberikan pengajaran, pemahaman kepada masyarakat bahwa Persatuan Islam bukan agama baru, mereka seperti halnya umat Islam pada umumnya hanya dalam beberapa hal berbeda dalam pelaksanaan ritual ajaran agama, dan perbedaan dalam pemahaman agama itu sesuatu yang wajar dan menjadi sesuatu yang seharusnya menjadi suatu 14 Wawancara Pribadi dengan HU, Depok, 12 juni 2011. keindahan dalam bermasyarakat. Di tangan beliaulah pembanguanan mushola menjadi masjid besar dilakukan yang bekerjasama dengan jama’ah Persatuan Islam Persis. Persatuan Islam Persis mempunyai sumbangsih yang tidak sedikit dalam pembangunan masjid tersebut, mulai dari fase pembangunan dari mushola menjadi masjid serta beberapa kali renovasi yang telah dilakukan pada masa kepemimpinan beliau. Kerja sama tersebut berimbas pada beberapa pelaksanaan kegiatan jama’ah Persatuan Islam dapat dilakuakan di masjid Jami’ Darul Mu’minin. Dapat dikatakan ustadz Junaidi adalah seorang mediator untuk menjembatani persinggungan atau konflik yang terjadi antara kelompok Persatuan Islam dengan Nahdlatul Ulama, beliau dapat dikatakan sebagai golongan campuran. 15 Beliau memegang teguh prinsip dan doktrin Nahdlatul Ulama NU akan tetapi cara berfikirnya toleran, terbuka pada hal yang baru, mengedepankan prinsip-prinsip memajukan perkembangan umat Islam di daerah tersebut dengan memberikan pengajaran tentang prinsip Islam yang toleran. Faktor lain adalah ikatan kekeluargaan, walaupun mereka berkonflik tetapi pada dasarnya mereka bersatu pada ikatan ke-sukuan yakni suku betawi, bahkan ikatan kekeluargaan. Karena apabila ditelusuri pada dasarnya mereka memiliki keturunan yang sama, yaitu dari keluarga besar H. Ramin Alm dan H. Ajum Alm yang merupakan adik-kakak. Sehingga saat terjadi konflik memungkinkan mereka untuk mengendapkan atau menahan konflik kearah yang bersifat personal karena merasa satu suku dan satu keluarga. 15 Achmad Fedyani Saefudin, Konflik dan Integrasi Perbedaan Faham dalam Agama Islam, Jakarta: CV Rajawali, 1986, h.95 . Selain faktor seperti yang telah disebut diatas, ada beberapa faktor lain yang mempersatuakan atau mengintegrasikan kelompok Persatuan Islam dan Nahdlatul Ulama di antaranya adalah; 1. Acara-acara yang diselenggarakan oleh aparat desa RT dan RW. Seperti pembentukan panitia bersama dalam menyelenggarakan acara 17 Agustusan, panitia bersama dalam pelaksanaan pemilihan umum. 2. Bakti Sosial, baik yang diselenggarakan oleh jama’ah Persatuan Islam maupun yang diselenggarakan oleh warga nahdliyin. Seperti panitia bersama dalam menyalurkan hewan qurban kepada warga yang diselenggarakan oleh jama’ah Persatuan Islam pada saat idul adha, acara sunatan massal yang dilaksanakan oleh jama’ah Persatuan Islam yang melibatkan warga nahdliyin bahkan peserta dari acara tersebut lebih banyak berasal dari warga nahdliyin. 3. Pembangunan fasilitas-fasilitas umum warga. Seperti kerja sama dalam membangun dan merenovasi masjid Jami’ Daarul Mu’minin dalam pencarian dananya. 4. Gotong Royong membersihkan lingkungan. Seperti pada saat akan membangun SDIT Bina Auladi yang berafiliasi dengan Persatuan Islam, warga nahdliyin ikut berpartisipasi dalam pembukaan atau pembersihan lahan tersebut, dan mayoritas dari siswa yang sekolah di lembaga tersebut adalah warga nahdliyin. 5. Mereka memiliki musuh bersama yaitu setiap kenakalan yang dirasa masyarakat mulai berkembang di lingkungan mereka, seperti