dengan  makin  luasnya  cakrawala  lingkungan  sosial  anak.  Beberapa  faktor  yang mempengaruhi  pembentukan  konsep  diri  anak,  antara  lain  kondisi  fisik,  bentuk
tubuh,  nama,  status  sosial  ekonomi,  lingkungan,  sekolah,  penerimaan  sosial, pengalaman sukses atau gagal , dan kecerdasan.
3. Aspek kognitif dan afektif
Untuk mengetahui bagaimana minat seseorang berkembang, perlu diketahui aspek-aspek  minat,  yaitu  aspek  kognitif  dan  aspek  afektif.  Aspek  kognitif
didasarkan  pada  konsep  anak  yang  berkembang  mengenai  hal-hal  yang berhubungan  dengan  minat.  Aspek  kognitif  dari  minat  anak  pada  sekolah  didasari
pada  konsep  anak  tentang  sekolah.  Jika  dikatakan  sekolah  sebagai  tempat mempelajari  sesuatu,  tempat  untuk  meningkatkan  rasa  ingin  tahu,  tempat  untuk
dapat  mengadakan  hubungan  dengan  kelompok  teman  sebaya  maka  akibatnya minat  setiap  anak  pada  sekolah  akan  berbeda-beda.  Hal  ini  berbeda  jika  sekolah
lebih  ditekankan  pada  hal-hal  yang  menimbulkan  frustrasi  atau  menekan  karena berbagai aturan sekolah dan tugas-tugas yang berat.
Konsep kognitif  berkaitan dengan pengalaman seseorang. Pengalaman yang telah  diperoleh  dari  rumah,  sekolah,  masyarakat,  dan  media  massa  berbeda.  Dari
semua pengalaman inilah anak belajar apa yang dapat dan tidak memuaskannya.
16
16
Hera  Lestari  Mikarsa,  dkk,    Pendidikan    Anak  di  SD,  Jakarta:  Universitas  Terbuka, 2007,  h.  3.8-3.10.
Menurut Piaget, pada garis besarnya perkembangan kognitif berlangsung melalui empat tahapan utama, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Sensorimotor, sejak lahir sampai usia 2 tahun.
Dalam tahapan ini pola kognitif anak masih bersifat biologis yang berpusat pada fungsi-fungsi alat indra dan gerak, kemudian secara bertahap berkembang
menjadi kemampuan berinteraksi dengan lingkungan secara lebih tepat. b.
Tahap Praoperasional dibagi: 1.
Tahapan prakonseptual atau simbolik, 2-4 tahun 2.
Tahap intuitif atau preseptual, 4-7 tahun Dalam tahapan ini pola berpikir anak sudah mulai berkembang kepada pola-
pola  berpikir  tertentu.Anak  sudah  mampu  membuat  logika  sendiri  meskipun masih  bersifat  primitif  dan  kurang  rasional  .Anak  sudah  mampu  membuat
suatu kesimpulan dengan logika sendiri. c.
Tahap konkret operasional, usia 7-12 tahun Pada masa ini anak telah mampu menggunakan pola berpikir operasional secara
konkret dalam arti masih memerlukan dukungan objek-objek konkret.Pada masa ini  anak  telah  memahami  konsep  yang  berhubungan  dengan  ukuran  kuantitas,
seperti panjang, lebar, luas, volume, dan berat. d.
Tahap formal operasionalusia 12-15 tahun Beberapa fenomena yang tampak pada tahap ini.
1. Tingkat berpikir formal yang lebih bersifat abstrak dan logis tanpa kehadiran
objek-objek konkret. 2.
Pola berpikirnya memiliki corak hipotesis deduktif.
3. Jalan pikiran anak adalah proporsional, artinya anak mampu berpikir secara
menyeluruh dengan kemampuan memberikan argumentasi secara bebas. 4.
Bentuk berpikirnya berpolakan pengombanisasian, artinya anak secara efektif dapat  berpikir  sistematis  dengan  memisah-misahkan  semua  variabel    yang
mungkin  ada  dari  suatu  masalah  dan  mencoba  mengombinasikandengan pemecahan masalahnya.
17
Aspek  afektif  atau  yang  berkaitan  dengan  suasana  hati,  merupakan  konsep yang  diekspresikan  dalam  sikap  orang-orang  di  sekitarnya.  Bagi  seorang  anak,
pengalaman  yang  menyenangkan  dengan  guru  akan  menumbuhkan  sikap  positif pada sekolah.
Baik  aspek  kognitif  maupun  aspek  afektif  berperan  dalam  menentukan kegiatan  yang  akan  dilakukan  atau  tidak  dilakukan  maupun  tipe  penyesuaian  diri
pada  lingkungan.  Dalam  beberapa  hal  aspek  afektif  lebih  penting  daripada  aspek kognitif, khususnya dalam memotivasi diri agar minat lebih bertahan.
Dari  bahasan  yang  telah  diuraikan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  minat berkembang  melalui  proses  belajar.  Perkembangan  minat  memiliki  karakteristik-
karakteristik tertentu, sebagai berikut. a.
Minat berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental b.
Minat  sangat  bergantung pada kesiapan belajar misalnya anak tidak akan berminat  pada  bermain  lompat  tali  apabila  anak  belum  dapat
mengkordinasikan gerak otot-ototnya.
17
Surya, dkk,  Kapita  Selekta  Kependidikan  SD,  Jakarta: Universitas Tebuka, 2007, h. 7.21-7.22.
c. Minat  bergantung  pada  kesempatan  untuk  belajar,  dan  kesempatan  untuk
belajar  bergantung  pada  lingkungan  serta  minat  dari  anak  maupun  orang dewasa di sekitarnya.
d. Perkembangan  minat  mungkin  saja  terbatas,  tergantung  dari  kemampuan
fisik, mental serta pengalaman sosial anak. e.
Minat  dipengaruhi  oleh  budaya  karena  anak  belajar  dan  memperoleh pengalaman melalui keluarga, guru, dan orang dewasa lain yang tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh budaya. f.
Minat dipengaruhi oleh faktor emosi atau suasana hati. Jika suasana hati kita sedang gundah, minat pada suatu juga berkurang, demikian pula sebaliknya.
g. Minat bersifat egosentris, hal ini dapat dilihat pada masa kanak-kanak.
18
Menurut  M.  Alisuf  Sabri  minat  yang  paling  penting  dan  paling  universal pada masa kini dapat dikategorikan sebagi berikut:
a.    Minat  pribadi  dan  sosial;  minat  pada  diri  sendiri  merupakan  minat  yang terkuat  pada  masa  anak.  Karena  mereka  sadar  bahwa  dukungan
sosialpenilaian  teman-temannya  sangat  dipengaruhi  oleh  penampilan  dan benda-beda  yang  dimiliki.  Selain  itu  anak  juga  mempunyai  minat  sosial
ingin  populer  dalam  kelompok.  Tetapi  minat  sosial  ini  tergantung  pada kesempatan  yang  dimiliki  oleh  si  anak.  Sehingga  anak  yang  kaya  akan
dapat  melaksanakan  minat  sosialnya  dengan  lebih  baik,  sedangkan  anak yang tidak populer akan mempunyai minat sosial yang terbatas.
18
Hera  Lestari  Mikarsa,  dkk,    Pendidikan    Anak  di  SD,  Jakarta:  Universitas  Terbuka, 2007,  h. 3.10-3.11.
b.  Minat terhadap pekerjaan, terutama terdapat pada anak-anak SMA; mereka mulai bersungguh-sungguh memikirkan masa depan mereka.
c.    Minat  pada  simbol  status.  Simbol  status  merupakan  simbol  prestise  yang menunjukan  bahwa  orang  yang  memilikinya  lebih  tinggi  statusnya  dalam
kelompok. Simbol status pada anak ini dapat  bersumber dari status  sosial ekonomi atau dari perolehan prestasi yang bergengsi, atau termasuk dalam
tim sekolah.
19
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara  diri sendiri  dengan  sesuatu  di  luar  diri.  Semakin  kuat  atau  dekat  hubungan  tersebut,
semakin besar hubungannya.
20
Jadi,  minat  dapat  diekspresikan  melalui  pernyataan  yang  menunjukan bahwa  siswa  lebih  menyukai  suatu  hal  daripada  hal  lainnya.  Minat  tidak  dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca