Insentif yang belum memadai ditambah dengan perbedaan insentif antar golongan dan masa kerja yang masih terlalu kecil, dapat menyebabkan persepsi
pegawai terhadap dukungan organisasi menjadi rendah. Disamping itu kepuasan kerja juga rendah karena merasa insentif yang diterima belum memadai.
Insentif yang belum memadai, tindakan supervisor dalam memonitoring jam kehadiran, rekan kerja yang bertindak kurang bertanggung jawab, Reward
dan punishment yang belum memadai, dapat menurunkan kepuasan kerja. Rasa tidak puas ini bisa menyebabkan komitmen pegawai menjadi menurun. Orang-
orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada organisasi. Organisasi harus berusaha memperhatikan dan menjaga komitmen
pegawai agar produktivitas kerja pegawai meningkat sehingga dapat mencapai tujuan serta visi dan misi organisasi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh persepsi
dukungan organisasi dan kepuasan kerja terhadap komitmen pegawai administrasi pada Politeknik Negeri Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi dukungan organisasi dan
kepuasan kerja terhadap komitmen pegawai administrasi pada Politeknik Negeri Medan.
Nursiah Fitri : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pegawai Administrasi Politeknik Negeri Medan.
USU e-Repository © 2008.
2. Mengetahui dan menganalisis Faktor mana yang paling mempengaruhi komitmen pegawai.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan memahami secara lebih mendalam akan pendekatan-pendekatan yang mungkin dilakukan untuk
meningkatkan komitmen. 2. Bagi pimpinan Politeknik Negeri Medan, untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan komitmen pegawai
3. Bagi akademisi maupun praktisi, untuk informasi ilmiah di bidang ilmu prilaku organisasi sehingga dapat melengkapi usaha-usaha yang pernah di buat
sebelumnya dalam rangka meningkatkan komitmen 4. Bagi peneliti selanjutnya, untuk bahan referensi dalam mengkaji masalah
komitmen dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam.
1.5 Kerangka Pemikiran
Teori Persepsi dukungan organisasi Perceive Organizational Support Theory menurut Eisenberger dalam Justin 2003, menyatakan bahwa:
Dalam rangka mempertemukan kebutuhan socioemotional dan benefit yang didapatkan dari usaha peningkatan kinerja, karyawan membentuk
keyakinan umum mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi mereka dan peduli pada kesejahteraan mereka. Persepsi dukungan
organisasi akan meningkatkan perasaan wajib bagi karyawan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, meningkatkan komitmen
terhadap organisasi dan harapan karyawan bahwa peningkatan kinerja mereka akan diberikan penghargaan. Sikap yang dihasilkan dari
persepsi dukungan organisasi meliputi peningkatan kinerja dan penurunan prilaku menarik diri seperti ketidakhadiran absenteeism
dan keluar masuk turnover.
Nursiah Fitri : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pegawai Administrasi Politeknik Negeri Medan.
USU e-Repository © 2008.
Menurut Levinson dalam Justin 2003: ”pembentukan persepsi dukungan organisasi tercipta dari kecenderungan karyawan untuk menganggap organisasi
sebagai manusia yang mempunyai karakteristik.” Didasarkan pada personafikasi ini karyawan akan memandang treatment kurang baik atau baik yang diterima dari
organisasi sebagai suatu indikasi sejauh mana organisasi menilai kontribusi mereka dan peduli pada kesejahteraan mereka.
Persepsi dukungan organisasi didasarkan pada ujud hubungan timbal balik antara karyawan dan organisasi. Persepsi yang tinggi pada dukungan organisasi
menghasilkan usaha yang lebih besar pada pihak karyawan untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi. Persepsi dukungan organisasi yang baik akan
menghasilkan perasaan wajib bagi karyawan untuk menjaga kesejahteraan organisasi yang dimanifestasikan dalam bentuk tindakan yang dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika karyawan merasa bahwa organisasi peduli pada keberadaan dan kesejahteraan mereka dan menghargai kontribusi
mereka pada organisasi maka karyawan juga akan memberikan komitmen mereka kepada organisai melalui tindakan-tindakan yang dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya dan menjaga kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Karyawan yang mempunyai persepsi dukungan organisasi yang baik
akan berusaha sekuat tenaga untuk membalas kebaikan yang diterimanya dari organisasi. Dengan demikian komitmen mereka akan meningkat.
Komitmen karyawan juga dapat meningkat melalui kepuasan kerja. Menurut Robbins 2001 ”seorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi
mempunyai sikap positip terhadap pekerjaan. Hubungan kepuasan kerja dan
Nursiah Fitri : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pegawai Administrasi Politeknik Negeri Medan.
USU e-Repository © 2008.
komitmen dapat dijelaskan dengan pernyataan bahwa seorang pekerja yang berbahagia adalah seorang pekerja yang produktif.” Pernyataan ini mengandung
arti bahwa kepuasan kerja karyawan akan meningkatkan komitmen. Selanjutnya menurut Robbins 2003 dari analisis yang dilakukan terhadap 68 penelitian dan
melibatkan 35.282 responden, ditemukan adanya hubungan yang signifikan dan kuat antara kepuasan kerja dengan komitmen. Oleh karenanya kebanyakan ahli
menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan peramal predictor dari komitmen. Menurut Panggabean 2002 ”kepuasan kerja sebagai fungsi dari tingkat
kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dapat diperoleh. Respon pegawai terhadap ketidakpuasan dapat dinyatakan dalam berbagai cara antara lain
dengan mengeluh, tidak patuh, dan mengelak dari tanggung jawab kerja mereka.” Ahli lain yaitu Kinicki Kreitner 2003 menyatakan bahwa: ”individu dengan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki sikap positip terhadap pekerjaannya. Sebaliknya individu dengan tingkat kepuasan kerja yang rendah,
cenderung untuk memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya.” Hal ini berarti bahwa individu dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, secara emosional akan
lebih terikat pada organisasi tempatnya bekerja atau merasa memiliki kewajiban moral untuk tetap tinggal dalam organisasi. Akan tetapi individu dengan tingkat
kepuasan kerja yang rendah terpaksa tetap tinggal di organisasi karena adanya pemikiran bahwa dirinya akan mengalami kerugian bila meninggalkan organisasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa seorang pegawai apabila ia memiliki kepuasan kerja maka komitmennya akan meningkat, karena
jika ia puas maka ia akan mempunyai sikap yang positip terhadap pekerjaannya,
Nursiah Fitri : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Pegawai Administrasi Politeknik Negeri Medan.
USU e-Repository © 2008.
ingin tinggal serta terlibat dalam kegiatan yang ada, memiliki keterikatan emosi dan kepedulian yang tinggi terhadap organisasinya. Dengan adanya kepuasan
kerja, maka pegawai akan merasa rugi untuk meninggalkan organisasinya. Mereka tidak akan tergiur untuk pindah kerja, mereka akan berusaha
mengingatkan diri dengan organisasi. Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Sumber: Risenberger, Robbins Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.6 Hipotesis Penelitian