untuk jarak jauh atau dekat ibu tetap datang ke Posyandu, hal ini juga diperkuat sesuai hasil didapatkan 72,0 ibu yang memiliki jarak rumah
jauh dengan Posyandu maka perilakunya tetap baik. Dalam pengukuran variabel ini peneliti memvalidasi pertanyaan dengan menggunakan
aplikasi pengukur jarak melalui handphone. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nofianti
tahun 2012 yaitu tidak adanya hubungan antara jarak Posyandu dengan perilaku pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita. Selain itu terdapat juga
penelitian yang sejalan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jarak Posyandu dengan perilaku Ibu ke Posyandu Suryaningsih, 2012.
Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2012 tidak terdapat hubungan antara jarak rumah ke Posyandu dengan
partisipasi ibu untuk menimbang balitanya ke Posyandu. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widystuti tahun 2013 yaitu terdapat hubungan antara keterjangkauan Posyandu dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di
desa Jambangan Grombongan. Juga penelitian yang dilakukan di kota Sabang terdapat hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan
balita ke Posyandu Rinawati, 2014.
F. Hubungan Pembinaan dari Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Ibu
Balita dalam Menimbang Anaknya ke Posyandu
Menurut teori Green, 1980 Faktor pemungkin untuk seseorang berperilaku dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kesehatan. Ibu akan aktif
ke Posyandu jika memiliki kepuasan pada pelayanan yang diberikan
tenaga kesehatan. Hasil penelitian pada variabel ini didapatkan responden yang mendapat dukungan dari tenaga kesehatan Puskesmas baik 76,7
dan buruk 23,2. Berdasarkan hasil analisis uji statistik didapatkan responden yang buruk mendapatkan pembinaan dari tenaga kesehatan dan
perilaku buruk 6 25,0. Sedangkan responden yang baik mendapatkan pembinaan dari petugas kesehatan 17 dari 79 orang 21,5 yang
memiliki perilaku buruk. Dari hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai probabilitas
Pvalue 0,937 artinya pada alpha 5 tidak terdapat hubungan antara pembinaan tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang
anaknya ke Posyandu. Berdasarkan sampel yang diambil pada penelitian ini diketahui tidak ada hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan
dengan perilaku ibu balita menimbang ke Posyandu. Kemungkinan tidak ada hubungan pada variabel ini yaitu kepuasan pelayanan tergantung pada
ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Posyandu. Ketersediaan sarana yang dibutuhkan oleh Posyandu menjadi faktor
pendorong ibu untuk membawa balitanya ke Posyandu Fitriani, 2010. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan tidak diteliti pada penelitian
ini, oleh karena itulah kemungkinan tidak ada hubungan antara pembinaan dari tenaga kesehatan terkait kepuasan pelayanan juga karena tidak melihat
adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Posyandu. Selain itu dari hasil juga menunjukan bahwa ibu yang mendapat
pembinaan dari tenaga kesehatan buruk perilakunya tetap baik sebanyak 75, dengan penjelasan tersebut maka memang ibu yang mendapat
pembinaan buruk tidak mempengaruhi ibu untuk tetap berkunjung ke Posyandu, sehingga tidak ada hubungan antara variabel pembinaan dari
tenaga kesehatan dengan perilaku ibu dalam menimbang ke Posyandu. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu tidak terdapat
hubungan antara pelayanan imunisasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas dengan perilaku kunjungan ke Posyandu
Huraida, 2012. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih tahun 2012 yaitu terdapatnya hubungan antara
bimbingan dari petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ibu balita ke Posyandu.
G. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu Balita dalam