BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udara adalah atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini, di dalam udara terdapat oksigen O
2
untuk bernapas, karbon dioksida CO
2
untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun, untuk menahan sinar ultra violet dari matahari. Udara sangat dibutuhkan oleh
manusia dan hewan. Udara digunakan untuk pernapasan, menghirup gas oksigen ke paru-paru yang kemudian diserap oleh darah, darah mengandung hemoglobin protein
sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut Oksigen lalu diangkut ke seluruh tubuh sebagai pemasok oksigen bagi sel-sel tubuh. Udara juga berfungsi
untuk mempertahankan suhu tubuh agar dalam keadaan normal dengan mekanisme secara fisik Sunu, 2001.
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen udara juga berfungsi
sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda- benda yang panas dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia. masalah pencemaran
udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat terutama di negara- negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor Chandra,
2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 menyebutkan
bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, danatau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
Universitas Sumatera Utara
ambien turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kenderaan bermotor yang menggunakan bahan
bakar minyak menyebabkan udara di sekitar kita tercemar oleh gas–gas buangan hasil pembakaran Wardhana, 2001
Transportasi sangat diperlukan untuk mengangkut bahan baku dari daerah pertambangan ketempat industri pabrik untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan jadi
produk. Selanjutnya dengan transportasi pula produksi yang dihasilkan dibawa ke pemakai. Dan sejalan dengan kegiatan itu akan berdampak meluasnya pencemaran
lingkungan terutama pencemaran udara Wardhana, 2001. Transportasi merupakan penghasil CO terbanyak diantara penghasil CO
lainnya terutama oleh kendaraan bermotor yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar, selain transportasi industri juga merupakan penghasil CO terbesar setelah
transportasi dan pembakaran. Industri juga merupakan sumber utama penghasil SO
2
seperti industri pemurnian petroleum, industri Asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya Fardiaz, 2003.
Perubahan kualitas udara ambien, biasanya mencakup parameter – parameter seperti gas NO
2,
SO
2
, CO, O
3
, NH
3
, H
2
S, Hidrokarbon, dan partikel debu. Apabila terjadi peningkatan kadar bahan – bahan tersebut di udara ambien yang melebihi nilai
baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut antara lain dapat berupa keluhan
pada mata, radang saluran pernafasan, sembab paru, Bronkitis menahun, Emfisema
Universitas Sumatera Utara
ataupun kelainan paru menahun lainnya Saric, 1980; Xu Dockery,1991 dalam Mukono 1997.
Pembangunan di negara kita, khususnya pembangunan di bidang industri berjalan sangat cepat. Konsekuensi dari proses pembangunan industri adalah
meningkatnya limbah yang dikeluarkan oleh industri tersebut, termasuk limbah udara yang dapat merubah kualitas udara ambien. Bahan pencemar udara yang dapat
dikeluarkan oleh industri antara lain adalah partikel debu, gas SO
2
, gas NO
2
, gas CO, gas NH
3
, dan gas Hidrokarbon Mukono, 2008. Kegiatan-kegiatan industri dapat menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan bagi tenaga kerja dan populasi
umum baik secara langsung yaitu melalui pemaparan terhadap faktor-faktor yang mengganggu kesehatan dan secara tidak langsung melalui degradasi lingkungan
Widiati dalam Kustanto, 2001. Bahan bakar fosil merupakan sumber utama terjadinya pencemaran udara pada
industri, pembakaran sempurna bahan bakar fosil menghasilkan CO dan H
2
O bersama beberapa Nitrogen oksida yang muncul dari fiksasi Nitrogen dari atmosfir pada suhu
tinggi. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan asap hitam yang terdiri dari partikel-partikel Karbon atau Hidrokarbon kompleks atau CO dan senyawa organik
yang teroksidasi sebagian, bahan bakar fosil juga mengandung senyawa sulfur Kristanto, 2002.
Kegiatan pembakaran yang berlangsung tidak sempurna dari bahan bakar yang dipakai sebagai sumber energi bagi kendaraan bermotor terintroduksi ke udara
dalam bentuk gas dan partikel. Gas buang kendaraan bermotor tersebut mengeluarkan bahan pencemar polutan yang berupa gas seperti Karbon monoksida CO, Nitrogen
Universitas Sumatera Utara
oksida NO
x
, Sulfur oksida SO
x
, dan Hidrokarbon HC dan berupa seperti partikel debu, aerosol, timah hitam Moestikahadi, 2001.
Penggunaan bahan bakar fosil meningkatkan akumulasi Karbon dioksida di atmosfir, konsentrasi Karbon dioksida pada era pra industri sebesar 280 ppm 280
bagian Karbon dioksida per sejuta volume udara, konsentrasi ini meningkat menjadi 340 ppm pada tahun 1980 dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat menjadi 560
ppm pada abad yang mendatang Kristanto, 2002. Jumlah CO
di udara sebesar 0,032 berasal dari pembakaran tidak sempurna kekurangan waktu dan dan oksigen maka tiap atom karbon akan bereaksi dengan
dengan satu atom oksigen dan terbentuklah CO. Gas ini bersifat lebih ringan dari udara, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa Mukono, 2008.
Gas CO yang dihasilkan oleh kendaraan bermesin bensin premium adalah sekitar 1 pada waktu berjalan dan sekitar 7 pada waktu tidak berjalan. Sementara
mesin diesel menghasilkan CO sebesar 0,2 pada waktu berjalan dan sekitar 4 pada waktu berhenti. SO
2
adalah pencemar udara yang banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak. SO
2
adalah gas yang tidak dapat terbakar dan tidak berwarna Siswanto dalam Sarudji, 2010.
Sumber pencemaran SO
2
yang berada berada di atmosfer berasal dari kegiatan manusia dan sumber-sumber alam seperti volkano. SO
2
secara rutin di produksi sebagai produk sampingan dalam industri logam Sunu, 2001.
Jumlah udara yang dibutuhkan manusia untuk pernapasan sangat besar tergantung kegiatannya, oleh sebab itu sekecil apa pun polutan yang terdapat di udara
Universitas Sumatera Utara
akan menimbulkan gangguan. Penting untuk diketahui adalah bahwa udara yang ada di planet bumi ini jumlahnya tetap hanya komposisinya yang mungkin berubah oleh
karena itu dalam pemanfaatan udara manusia dan mahluk lain menggunakannya secara bergantian. Dengan demikian perbaikkan kualitas udara menjadi hal yang
sangat penting untuk diupayakan seperti misalnya meningkatkan kadar oksigen dan menurunkan kadar Karbon dioksida dalam peristiwa fotosintesis Sarudji, 2010.
Nitrogen dioksida atau NO
2
merupakan gas yang toksik bagi manusia dan umumnya mengganggu system pernapasan Mulia, 2005. Kontributor terbanyak NO
x
adalah kendaraan bermotor dan dari sumber menetap yang membakar minyak, sekalipun NO adalah gas yang toksik, namun NO
2
lebih berbahaya dibandingkan dengan NO Sarudji, 2010.
Gas NO
2
bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Daerah perkotaan yang padat
penduduknya biasanya kadar kadar NO
2
cenderung tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia seperti
transportasi, penggunaan generator pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan sebagainya Sunu, 2001.
Kawasan Industri Medan KIM I adalah kawasan yang ditetapkan untuk daerah industry memiliki luas total sebesar 672 hektar, KIM berjarak sekitar 10 km
dari pusat kota Medan dan sekitar 15 km dari pelabuhan Belawan. Jumlah industri yang terdapat di Kawasan Industri Medan adalah sebanyak 109 industri yang terdiri
dari industri percetakan, industri pengemasan hasil laut, industri furniture, dll. Kawasan Industri Medan juga banyak dilalui oleh kendaraan- kendaraan bermotor.
Universitas Sumatera Utara
Kendaraan bermotor yang paling banyak melintasi Kawasan Industri Medan adalah truk dan kontainer yang mengangkut bahan mentah untuk produksi dan mengangkut
hasil dari produksi tersebut. Selain truk dan kontainer Kawasan Industri Medan banyak dilintasi oleh mobil
pribadi dan kendaraan roda dua, sedangkan di persimpangan yang menjadi batas antara KIM I dan KIM II sering terlihat antrian kendaraan bermotor yang sangat
panjang sehingga terlihat semakin memperburuk udara di Kawasan Industri Medan. Selain berasal dari asap kendaraan bermotor pencemaran udara juga berasal
dari cerobong asap yang dikeluarkan oleh pabrik pada waktu-waktu tertentu, asap yang dikeluarkan terlihat berwarna hitam pekat dan kotor.
Kawasan non industri kawasan perumahan Medan Johor merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan perumahan, kawasan ini merupakan kawasan
pemukiman penduduk dan banyak terdapat perumahan penduduk di kawasan ini. Karena kawasan ini merupakan kawasan pemukiman penduduk maka kawasan ini
rawan akan kemacetan lalu lintas pada jam-jam tertentu diakibatkan oleh masyarakat yang akan pergi dan pulang beraktivitas.
Jalan A.H Nasution yang merupakan jalan protokol di kawasan ini,di jalan ini sering terlihat antrian kendaraan bermotor pada jam-jam tertentu karena padatnya
aktivitas masyarakat, seperti pada saat pagi hari saat masyarakat akan beraktivitas dan pada sore pada saat jam pulang kerja dan dengan naiknya jumlah kendaraan dan
makin banyakya terjadi kemacetan lalu lintas tingkat pencemaran juga akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eliyus 2010 di Kawasan Industri Medan menunjukkan kadar NO
2
di Kawasan Industri Medan sangat tinggi yaitu sebesar 335,8 µgNm
3
. Dan hasil penelitian Yeni 2013 menunjukkan kadar CO di jl. A. H. Nasution yaitu sebesar 16.033 µgNm
3
dan kadar NO
2
sebesar 9,22 µgNm
3
. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran udara, nilai ambang batas Karbon monoksida CO yang diperbolehkan di udara sebesar 30.000 µgNm
3
dalam satu jam pengukuran dan Sulfur dioksida SO
2
adalah sebesar 900 µgNm
3
dalam satu jam pengukuran. Berdasarkan uraian di tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan kadar CO,NO
2
dan SO
2
di kawasan Industri Medan KIM I dan kawasan non industri kawasan perumahan Johor di kota Medan tahun
2013.
1.2. Perumusan Masalah