2.3  Pemustaka
Pemustaka adalah pengguna sebuah Perpustakaan yang berasal dari kalangan masyarakat,  baik  dari  kalangan  tua,  muda,  pria,  dan  wanita  tanpa  membedakan
perbedaan golongan agama, ras, suku, bangsa dan tingkat sosial dari masyarakat. Menurut  Suwarno  2009,  80,  pemustaka  adalah  :  “Pengguna  fasilitas  yang
disediakan oleh Perpustakaan, baik koleksi maupun bukubahan pustaka maupun fasilitas lainnya”.
Berdasarkan  UU.  No.  43,  Tahun  2007  pasal  1  ayat  9,  Pemustaka  adalah  : “Pengguna dari Perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok, orang, masyarakat,
atau lembag a yang memanfaatkan fasilitas layanan Perpustakaan”.
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa  pemustaka  adalah  orang  yang memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan oleh Perpustakaan Umum.
2.4  Layanan Referensi
Layanan  referensi  merupakan  salah  satu  kegiatan  pokok  di  Perpustakaan untuk mendayagunakan koleksi referensi kepada pengguna.
Perpustakaan Umum menyediakan pelayanan referensi agar pengguna dapat mengakses informasi yang
dibutuhkan dengan gratis, mudah, cepat dan akurat. Menurut Rahayuningsih 2007, 103, bahwa layanan referensi adalah :
Suatu  kegiatan  untuk  membantu  pengguna  Perpustakaan  dalam  menemukan informasi  yaitu  dengan  cara  menjawab  pertanyaan  dengan  menggunakan
koleksi  referensi,  serta  memberikan  bimbingan  untuk  menemukan  dan memakai koleksi referensi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Murniaty 2006, 5, yang dikutip dari American Library Association ALA bahwa :
“Reference  service  is  part  of  the  library  service  that  is  directly  associated with the user in providing information and use of the library for the benefit of
study and research ”.
Pelayanan  referensi  merupakan  bagian  dari  pelayanan  Perpustakaan  yang secara  langsung  berhubungan  dengan  pengguna  didalam  menyediakan
informasi dan pemanfaatan Perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset.
Dan  pendapat  lain  yang  dikemukakan  oleh  Sutarno  2006,  89,  bahwa layanan  referensi  adalah  :
“Layanan  yang  hanya  dapat  diberikan  terbatas  di P
erpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”. Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa  layanan  referensi  adalah  suatu
kegiatan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi secara langsung yang  berhubungan  dengan  pengguna  dalam  memberikan  informasi  dan  untuk
kepentingan studi dan penelitian .
2.4.1 Tujuan Layanan Referensi
Setiap kegiatan pelayanan di Perpustakaan Umum bertujuan untuk membantu pengguna  untuk  mencari  dan  menemukan  informasi  yang  dibutuhkan.  Layanan
referensi memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Menurut Rahayuningsih 2007, 104,  bahwa pelayanan referensi mempunyai
tujuan sebagai berikut : 1.
Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat. 2.
Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas.
3. Memungkinkan  pengguna  menggunakan  koleksi  referensi  dengan  lebih
tepat guna.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Widyawan 2012, 5, tujuan layanan referensi adalah : Untuk  memenuhi  kebutuhan  pemustaka  mencakup  pencarian  informasi,
menggunakan  sumber  informasi  yang  ada  di  Perpustakaan  dan  memberikan layanan secara adil dan tidak memihak, serta mempromosikan nilai informasi
untuk pemecahan masalah kesenjangan informasi.
Pendapat lain oleh Murniaty 2006, 6, bahwa tujuan layanan referensi antara lain sebagai berikut :
1. Mengarahkan  pengguna  Perpustakaan  menemukan  informasi  yang  ia
butuhkan dengan cepat dan tepat. 2.
Mengusahakan  pengguna  Perpustakaan  menelusuri  informasi  dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.
3. Mengusahakan  pengguna  Perpustakaan  menggunakan  setiap  koleksi
referensi dengan lebih tepat guna. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, tujuan layanan referensi adalah
membantu pengguna menelusur informasi dan menggunakan koleksi secara gratis, mudah, cepat dan tepat.
2.4.2 Fungsi Layanan Referensi
Dalam  pencapaian  tujuan  dari  layanan  referensi,  layanan  referensi  harus menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Rahayuningsih 2007, 104, bahwa fungsi layanan referensi yaitu : 1.
Informasi. Memberikan  jawaban  atas  pertanyaan-pertanyaan  atau  kebutuhan
pengguna Perpustakaan akan informasi. 2.
Bimbingan. Memberikan  bimbingan  untuk  menemukan  bahan  pustaka  yang  tepat
sesuai dengan minat pengguna. 3.
Pengarahaninstruksi. Memberikan  pengarahan  dan  bantuan  pada  pengguna  mengenai  cara
menggunakan Perpustakaan maupun koleksi referensi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Murniaty 2006, 7, bahwa fungsi pelayanan referensi : 1.
Fungsi pengawasan. Maksud  dari  pengawasan  tersebut  adalah  untuk  mengamati  kebutuhan
informasi yang diperlukan oleh pengguna Perpustakaan. 2.
Fungsi informasi. Memberikan  jawaban  atas  pertanyaan  pengguna,  dan  sesegera  mungkin
menyampaikan  informasi  yang  memang  segera  harus  diketahui  oleh pengguna.
3. Fungsi bimbingan.
Memberikan  bimbingan  kepada  pengguna  Perpustakaan  untuk  mencari atau  menemukan  bahan  pustaka  dalam  kelompok  koleksi  referensi  yang
tepat  sesuai  dengan  bidang  masing-masing  dan  bagaimana  cara menggunakannya,  serta  untuk  mencari  atau  menemukan  informasi  yang
dikehendaki.
4. Fungsi instruksi.
Memberikan  pengarahan  dan  petunjuk  bagaimana  cara  memanfaatkan Perpustakaan.
5. Fungsi bibliografi.
Mengenalkan  kepada  pengguna  daftar  bacaan  yang  menarik  dan  hal  ini akan bermanfaat bagi pengguna yang sedang melakukan penelitian.
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa  fungsi  dari  layanan  referensi adalah  sebagai  fungsi  informasi,  fungsi  bimbingan,  fungsi  pengarahan,  fungsi
pengawasan, dan fungsi bibliografi.
2.5  Jenis Layanan Referensi 2.5.1 Sistem Pelayanan referensi
Agar  pengguna  Perpustakaan  Umum  dapat  memanfaatkan  koleksi  layanan referensi di Perpustakaan Umum, maka perlu ditentukan sistem layanan referensi.
Sistem  Pelayanan  referensi  dapat  dilaksankan  dengan  dua  jenis  pelayanan  yaitu pelayanan referensi dengan sistem terbuka dan pelayanan referensi dengan sistem
tertutup.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka
Sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan yang ada di Perpustakaan, dimana  memungkinkanmemperbolehkan  dan  memberikan  kebebasan  kepada
pengguna  untuk  mencari  dengan  sendirinya,membaca,  dan  meminjam  bahan koleksi yang diinginkandibutuhkan.
Menurut  Darmono  2001,  139,  bahwa  sistem  layanan  terbuka  adalah  : “Sistem  yang  memungkinkan  para  pengguna  secara  langsung  dapat  memilih,
menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi Perpustakaan
”. Sedangkan  menurut  Darmono  2001,  140,  Ada  beberapa  keunggulan  yang
dapat diambil apabila Perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka yaitu : 1.
Pemakai  dapat  melakukan  pengambilan  sendiri  bahan  pustaka  yang dikehendaki dari jajaran koleksi.
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap
terpeliharanya koleksi yang dimiliki Perpustakaan. 3.
Pemakai  akan  merasa  lebih  puas  karena  ada  kemudahan  dalam menemukan  bahan  pustaka  dan  alternatif  lain  jika  yang  dicari  tidak
ditemukan. 4.
Dalam  sistem  ini  tenaga  Perpustakaan  yang  bertugas  untuk  mengambil bahan  pustaka  tidak  diperlukan  sehingga  bisa  diberikan  tanggung  jawab
dibagian lain. Selain  Kelebihan  dari  sistem  layanan  terbuka,  menurut  pendapat  Darmono
2001, 140. sistem layanan terbuka juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu : 1.
Ada  kemungkinan  pengaturan  buku  di  rak  penempatan  jajaran  menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah
2. dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.
3. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan sistem yang bersifat tertutup. 4.
Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.
Universitas Sumatera Utara
5. Membutuhkan  keamanan  yang  lebih  baik  agar  kebebasan  untuk
mengambil  sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai  akses  seperti  peningkatan  kehilangan  atau  perobekan  bahan
pustaka.
2.5.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup
Sistem  pelayanan  tertutup  adalah  sistem  yang  dimana  pengguna  tidak diperbolehkan  dengan  sendirinyadengan  bebasnya  mengambil  bahan  koleksi
Perpustakaan  dari  dalam  rak,  melainkan  harus  dibanru  oleh  petugaspegawai untuk  mengambilnya,  sementara  bahan  koleksi  tersebut  tidak  dapat  dipinjam
untuk dibawa pulang. Menurut  Lasa  1994,  5,  Sistem  layanan  tertutup  adalah
:  “Suatu  layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri bahan
koleksi  Perpustakaan.  Koleksi  yang  ingin  dipinjam  melalui  daftarkatalog  yang tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas
”. Sedangkan menurut Lasa 1995, 4, ada beberapa keuntungan sistem layanan
tertutup antara lain : 1.
Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan
sistem layanan terbuka. 4.
Tidak memerlukan meja baca. Pendapat  lainnya  oleh  Lasa  1995,  5,  selain  keuntungan,  sistem  layanan
tertutup mempunyai beberapa kelemahan antara lain : 1.
Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi 2.
Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluardipinjam 3.
Sering  menimbulkan  hal-hal  yang  tidak  diinginkan  misalnya  salah pengertian antara petugas dan peminjam
4. Antrian  meminjam  maupun  mengembalikan  buku  dibagian  ini  sering
berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu.
Universitas Sumatera Utara
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa,  sistem  layanan  terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari,
memilih,  dan  mengambil  sendiri  koleksi  yang  diinginkan  dari  jajaran  koleksi, sistem  layanan  tertutup  merupakan  sistem  layanan  yang  tidak  memperbolehkan
pengguna  mencari  dan  mengambil  sendiri  koleksi  yang  dibutuhkan  dari  jajaran koleksi.
2.5.2 Unsur-Unsur Layanan Referensi
Layanan  referensi  sebagai  penyedia  informasi  untuk  kebutuhan  pengguna
dilihat unsur-unsur layanannya.
Menurut  Sjahrial-Pamuntjak  2000,  108-112,  ada  tiga  unsur  layanan referensi yaitu :
1. Pertanyaan  yang  diajukan,  maksudnya  seorang  pustakawan  layanan
referensi  harus  sabar  dan  bersikap  sopan  dalam  menanyakan  kembali pertanyaan  pemustaka  yang  masih  kabur  sehingga  pertanyaan  tersebut
jelas  dan  dimengerti  oleh  pustakawan.  Pustakawan  perlu  mencatat  setiap pertanyaan agar bias dijadikan rujukan untuk layanan selanjutnya.
2. Bantuan  dalam  penelusuran,  maksudnya  seorang  pustakawan
mengembangkan teknik
untuk mewawancarai
pemustaka, lalu
menganalisa  maksud  pertanyaan  pemustaka,  dan  selanjutnya  melakukan penelusuran  didekat  pemustaka.  Jika  hasil  penelusuran  belum  memenuhi
kebutuhan  informasi  pemustaka  maka  pustakawan  mencarikan  informasi pada pusat-pusat informasi.
3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi, maksudnya buku-buku referensi
yang  dijadikan  sebagai  alat  konsultasi  untuk  mendapatkan  informasi tertentu.  Berdasarkan  cakupan  isi  dan  jenis  pertanyaan  pemustaka  akan
dijawab  berdasarka  jenis  jenis  koleksi  referensi  seperti  ensiklopedia, kamus,  sumber  biografi,  direktori,  buku  tahunan  dan  almanak,  buku
pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak, dan terbitan resmi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Eilen Abel, yang dikutip moleh Widyawan 2012, 13, bahwa unsur-unsur layanan referensi adalah sebagai berikut :
1. Pemustaka  merupakan  unsur  layanan  yang  perlu  diperhatikan
perkembangannya  mulai  dari  golongan  umur,  latar  belakang  yang beragam,  dan  pemustaka  generasi  digital  native.  Interaksi  yang  bisa
dilakukan  oleh  pemustaka  24  jam  dengan  adanya  tersedia  fasilitas interaktif,  para  pemustaka  tidak  hanya  berperan  sebagai  pengguna
informasi melainkan telah berperan aktif sebagai pencipta informasi.
2. Sumber  informasi  merupakan  unsur  yang  tidak  kalah  penting  untuk
diikuti  perkembangannya  pada  era  informasi  yang  melimpah-limpah pada  saat ini.  Banyak  penjajapenjual  vendor,  yang  menyediakan  situs
web dan pangkalan data utuh full text, yang bisa diakses gratis sehingga perkembangan sumber informasi semakin bervariasi seperti hypertext dan
hypermedia.
3. Teknologi merupakan unsur yang mesti diikuti oleh Perpustakaan untuk
meningkatkan  mutu  pelayanan.  Kecanggihan  teknologi  telah  banyak dirasa  oleh  semua  jasa  pelayanan  informasi  seperti  penggunaan  jasa
internet  untuk  kelangsungan  layanannya.  Pada  saat  ini  telah  banyak Perpustakaan  yang  menyediakan  fasilitas  teknologi  nirkabel  sehingga
mendorong  pemustaka  untuk  berkunjung  dengan  adanya  kemudahaan akses internet.
4. Perpustakaan  merupakan  unsur  penyimpanan,  pengolahan,  dan
pelestarian  sumber-sumber  informasi  atau  koleksi  baik  dalam  bentuk cetaknon cetak. Perkembangan informasi dan sumber-sumber informasi
yang  semakin  pesat  yang  sulit  untuk  diatasi  jumlahnya  maka perpustakaan  harus  mampu  menghadapi  masalah  ruangan  penyimpanan
koleksi  tercetak  dan  perubahan  bentuk  penyimpanan  koleksi  karena perkembangan teknologi.
5. Pustakawan merupakan unsur perantara antara sumber-sumber informasi
dengan  pemustaka  intermediary.  Pustakawan  haruslah  luwes  dan  selalu siaga  dalam  menghadapi  perubahan.  Beberapa  hal  yang  perlu
diperhatikan pustakawan referensi :
a. Pemanfaat Web 2.0 untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh.
b. Skenario  information  commons  untuk  medapatkan  energi  dan
pandangan untuk memandu strategi. c.
Menjadi  mitra  para  pengembang  e-learning  dan  memberi  bantuan dalam perkuliahan.
d. Keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan
intranets  guna  menggambarkan  kebutuhan  informasi  masing-masing kelompok.
e. Berperan  dalam  memberikan  pelatihan  keterampilan  keberaksaraan
informasi  sehingga  menyadarkan  para  pemustaka  akan  hak  cipta  dan menyajikan informasi secara beretika.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat  lain  oleh  Muchdlor  2012,  2,  bahwa  unsur-unsur  dari  layanan referensi adalah :
1.  Tata  ruang  referensi  dipisahkan  dari  ruang  layanan  lain,  pintuk  masuk tersendiri  untuk  menjaga  keamanan  koleksi,  dan  dekat  pintu  masuk
tersedia meja pustakawan referensi secara langsung bias memberi bantuan pada pemustaka dalam penelusuran.
2.  Koleksi yang berada di ruangan referensi dan ruangan layanan lainnya bisa digunakan pustakawan referensi guna memenuhi kebutuha pemustaka.
3.    Pustakawan  referensi  merupakan  perantara  ataupun  penghubung  koleksi dengan pemustaka maka pustakawan harus memenuhi standar kompetensi
pustakawan referensi.
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  disimpulkan  bahwa,  unsur-unsur layanan  referensi  adalah  pemustaka  Perpustakaan,  bantuan  penelusur,  sumber
informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi.
2.5.3  Jenis-Jenis Koleksi Layanan Referensi
Koleksi  layanan  referensi  merupakan  koleksi  rujukan  yang  menjawab persoalan-persoalan yang sering muncul dalam berbagai bidang ilmu.
Koleksi  layanan  referensi  tidak  hanya  terbatas  hanya  buku  saja,  tetapi  juga
meliputi segala macam bentuk tercetak dan elektronik.
Menurut  Murniaty  2006,  7,  koleksi  referensi  meliputi: “Ensiklopedia,
kamus,  direktori,  buku  tahunan,  buku  pegangan,  almanak,  bibliografi,  indeks,
abstrak, penerbitan pemerintah, sumber geografi, dan sumber biografi”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan  menurut  Lasa  2011,  4,  yang  dikutip  oleh  junaida,  bahwa jenis-
jenis koleksi layanan referensi antara lain :
1. Kamus  Dictionary,  adalah  kumpulan  kata-kata.  Kamus  memberikan
pertolongan  pembaca  yang  menemukan  kesulitan  tentang  kata.  Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan
diolah  menurut  asal  kata,  ucapannya,  artinya  maupun  cara  penggunaanya juga  sering  diberikan  sinonim,  lawan  kata.  Kadang  diberi  foto,  grafik
maupun  gambar  untuk  memperjelas  arti.  Contoh  Kamus  Besar  Bahasa Indonesia KBBI.
2. Ensiklopedi Encyclopedia, merupakan salah satu koleksi referensi yang
banyak dipergunakan pemakai. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau
bidang  ilmu  pengetahuan.  Entri-entrinya  disusun  alfabetis  seperti  pada kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah. Contoh  :
Americana, Brittanica, Colliers dan World Book
”. 3.
Bibliografi Bibliography, terdiri dari kata ”bibliografi” yang berasal dari bahasa Yunani kunoGreek
”Biblion” yang berarti buku dan ”Grapheine” berarti  menulis.  Kemudian  arti  ini  berkembang  menjadi  pengertian
menulis  tentang  buku.  Juga  dapat  diartikan  sebagai  daftar  pustaka  yag disusun menurut aturan maupun pola tertentu.
4. Sumber Biografi, berasal dari kata “Bio” berarti hidup, dan “Grapheine”
yang  berarti  menulis  dan  mencatat.  Maka  biografi  diartikan  catatan maupun  tulisan-tulisan  tentang  riwayat  hidup  seseorang  atau  beberapa
orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat hidup  ini  ditulis  sendiri  atau  ditulis  oleh  orang  lain.  Riwayat  hidup  yang
ditulis  sendiri  oleh  pelakunya  disebut  autobiografi.  Contoh  :  Biografi nasional  Biografi  yang  mencantumkan  sejumlah  nama,  tokoh  dalam
bidangnya dalam suatu negara, dan Biografi khusus Biografi yang hanya mencantumkan  nama-nama  orang  yang  ahli  atau  tokoh  dalam  bidang
tertentu.
5. Indeks  Index,  dapat  diartikan  sebagai  tanda  atau  petunjuk  indikasi.
Misalnya;  IP  indeks  prestasiIndex  Prestation,  berarti  menunjukkan prestasinya  juga  misalnya  indeks  bahan  makanan,  indeks  harga  dan  lain
sebagainya.
6. Abstrak Abstrac, adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau
artikel yang biasannya bersifat ilmiah. 7.
Buku  pedomanhandbook    guidebook,  yang  dimaksud  buku  pedoman atau pegangan disini berbeda dengan buku pegangan untuk mengajar bagi
Guru-guru  SD-SMTA.  Akan  tetapi  jenis  ini  pada  umumnya  berisi  uraian yang  dapat  dipergunakan  untuk  mengerjakan  sesuatu.  Juga  merupakan
petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Di dalam buku ini petunjuk-petunjuknya  diberikan  secara  mendalam  dan  dilengkapi  dengan
gambar-gambar agar mudah digunakan.
Universitas Sumatera Utara
8. Directori  Directory,  koleksi  ini  berupa  daftar  nama-nama  orang,
lembaga,  organisasi  maupun  perkumpulan  lain  yang  disusun  alfabetis maupun  sistematis.  Dicantumkan  pula  data  pendukung  lainnya  seperti:
alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk menghubungi  orang-orang  tertentu  maupun  akan  mengunjungi  lembaga
tertentu.
9. Almanak  Almanac,  mula-mula  almanak  diartikan  sebagai  kalender,
penanggalan  dalam  waktu  satu  tahun.  Kemudia  arti  ini  berkembang menjadi  catatan  peristiwa  dalam  berbagai  bidang  selama  waktu  tertentu.
Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta informasi dasar tentang  berbagai  hal  sejak  soal-soal  pertanian  sampai  pada  binatang.
Almanak  merupakan  bahan  rujukan  tentang  kependudukan,  bisnis, olahraga serta soal-soal statistik pertanian.
10. Buku Tahunan Year Book, adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa
selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah- masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa,  jenis  koleksi  referensi  adalah kamus  dictionary,  ensiklopedia  encyclopedy,  bibliografi  bibliography,
indeks,  abstrak,  buku  pedomanhandbook    guidebook,  directori  directory, almanak almanac, dan buku tahunan year book.
2.6  Pemanfaatan Koleksi Referensi
Pemanfaatan  koleksi  referensi  mengandung  arti    adanya  aktifitas memanfatkan koleksi layanan referensi untuk mancapai tujuan tertentu. Aktifitas
pemanfaatan  koleksi  referensi  berkaitan  erat  dengan  pembinaan  di  Perpustakaan Umum  dalam  memberikan  pelayanan  informasi    kepada  pengguna  demi
tercapainya tujuan Perpustakaan Umum. Dalam  Buku  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  2005,  711,  Pemanfaatan
adalah  : “Pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah,
kemudian  mendapat  imbuhan  pe-an  yang  berati  proses,  cara  dan  perbuatan memanfaatkan”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Darmono 2001, 32, bahwa Pemanfaatan Perpustakaan adalah  : Berkenan  erat  dengan  adanya  proses  bimbingan  pemanfaatan  Perpustakaan.
Bimbingan  pemanfaatan  Perpustakaan  merupakan  salah  satu  bentuk  layanan Perpustakaan  Umum  yang  sering  dilakukan  oleh  berbagai  Perpustakaan
Umum.  Tujuan  layanan  ini  adalah  untuk  membantu  pengguna  agar  dapat memanfaatkan  semua  sarana  layanan  Perpustakaan  Umum  dengan  mudah.
Pengguna mengunjungi Perpustakaan Umum untuk memenuhi kebutuhannya akan  berbagai  informasi  yang  beraneka  ragam.  Perpustakaaan  Umum
menyediakan koleksi-koleksi yang terpilih dan tepat guna untuk mendapatkan berbagai  jenis  informasi.  Untuk  dapat  memberikan  pelayanan  informasi
dalam  usaha  untuk  mencapai  tujuan  dari  Perpustakaan  Umum,  maka Perpustakaan  Umum  harus  menyediakan  berbagai  sumber  informasi  dan
bahan pustaka.
Sedangkan  menurut  Handoko  2007,  28,  yang  dikutip  oleh  Handayani, bahwa :
Dari segi pengguna pemanfaatan perpustakaan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal meliputi :
a. Kebutuhan :
Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan informasi. b. Motif :
Motif  merupakan  sesuatu  yang  melingkupi  semua  penggerak,  alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
c.  Minat : Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terahadap sesuatu.
2. Faktor eksternal meliputi : a.
Kelengkapan koleksi : Banyaknya  koleksi  referensi  yang  dapat  dimanfaatkan  informasinya
oleh pengguna. b.
Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna : Ketrampilan  pustakawan  dalam  melayani  pengguna  dapat  dilihat
melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan. c.
Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali. Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa  faktor  yang  mempengaruhi
pengguna dalam pemanfaatan koleksi Perpustakaan Umum adalah faktor internal yang  meliputi  kebutuhan,  motif,  dan  minat  sedangkan  faktor  eksternal  yang
meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas dalam pencarian informasi.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi
Dalam  memenuhi  kebutuhan  informasi  pengguna  memanfaatkan  koleksi layanan  referensi  sesuai  dengan  kebutuhan,  dengan  waktu  dan  kesempatan  yang
berbeda-beda.  Frekuensi  pemanfaatan  merupakan  salah  satu  indikator  yang  bisa digunakan  untuk  mengukur  dan  mengetahui  bagaimana  pengguna  Perpustakaan
memanfaatkan koleksi layanan referensi pada Perpustakaan Umum . Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  2005,  322,  :
“Frekuensi didefenisikan sebagai kekerapan
”. Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer 2002, 425, :
“Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur
”. Dari pernyataan diatas dapat dinyatakan disimpulkan bahwa frekuensi adalah
merupakan  kekerapan  atas  sejumlah  pengulangan  dari  kejadian  tertentu  yang terjadi dengan teratur.
2.6.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi
Pemanfaatan  koleksi  referensi  merupakan  bagian  dari  kebutuhan  pengguna berupa  layanan  rujukan.  Banyak  ragam  cara  yang  dapat  dilakukan  dalam
pemanfaatan  koleksi  referensi  di  Perpustakaan,  tergantung  dari  pengguna  yang membutuhkannya.
Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  2005,  711, : “Pemanfaatan diambil
dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah, kemudian mendapat imbuhan pe-
an yang berati proses, cara dan perbuatan memanfaatkan”. Dengan  demikian  pemanfaatan  dapat  diartikan  suatu  proses  atau  cara  dalam
memanfaatkan  berbagai  jenis  pelayanan  Perpustakaan  Umum.  Dari  pengertian
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan Perpustakaan Umum adalah suatu  proses  yang  dilakukan  oleh  pengguna  dalam  hal  memanfaatkan  informasi
pada  koleksi  untuk  memenuhi  kebutuhan  informasi.  Pemanfaatan  layanan Perpustakaan  Umum  dapat  dilakukan  oleh  pengguna  apabila  pengguna  tersebut
mengetahui  cara  memanfaatkan  setiap  layanan  yang  tersedia  serta  mengetahui manfaat dari setiap pelayanan tersebut.
Pemanfaatan  Perpustakaan  Umum  berarti  adanya  aktifitas  mamanfaatkan Perpustakaan  Umum  untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Aktifitas  memanfaatkan
Perpustakaan berkaitan erat dengan pembinaan koleksi Perpustakaan dalam usaha untuk  memberikan  pelayanan  informasi  kepada  pengguna  Perpustakaan  Umum
demi tercapainya tujuan  dari sebuah Perpustakaan Umum.. Menurut  pendapat  Darmono  2001,  32,  menyatakan  bahwa  :
“Pemanfaatan Perpustakaan  berkenan  erat  dengan  adanya  proses  bimbingan  pemanfaatan
P erpustakaan”.
Bimbingan  pemanfaatan  Perpustakaan  Umum  merupakan  salah  satu  bentuk layanan  yang  dilakukan  oleh  Perpustakaan  Umum.  Tujuan  layanan  ini  adalah
untuk membantu pengguna Perpustakaan Umum agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan dengan mudah.
Menurut handoko 2007, 28 yang dikutip oleh Handayani, bahwa : Dari segi pengguna pemanfaatan Perpustakaan bahan pustaka di Perpustakaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. 1. Faktor Internal meliputi :
a. Kebutuhan.
Yang  dimaksud  dengan  kebutuhan  disini  adalah  kebutuhan  akan informasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Motif.
Motif  merupakan  sesuatu  yang  melingkupi  semua  penggerak,  alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
c. Minat.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 2. Faktor eksternal meliputi :
a. Kelengkapan koleksi.
Banyaknya  koleksi  referensi  yang  dapat  dimanfaatkan  informasinya oleh pengguna.
b. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna.
Ketrampilan  pustakawan  dalam  melayani  pengguna  dapat  dilihat melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.
c. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.
Dalam penelitian ini yang menjadi fasilitas informasi adalah koleksi. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa dua faktor yang mempengaruhi
pengguna  dalam  pemanfaatan  koleksi  perpustakaan  adalah  faktor  internal  yang meliputi, kebutuhan, motif, dan minat.Sedangkan faktor eksternal yang meliputi,
kelengkapan  koleksi,  keterampilan  pustakawan  dan  ketersediaan  fasilitas  dalam pencarian informasi.
2.7 Peran Pustakawan Pengguna  masih  memerlukan  bantuan  dalam  pemanfaatan  layanan  referensi.
Hal  ini  dikarenakan  pengguna  kurang  memahami  sistem  yang  ada  pada Perpustakaan  Umum.  Oleh  karena  itu  pustakawan  diharapkan  mampu  memberi
bantuan kepada pengguna dalam pemanfaatan setiap koleksi layanan referesi. Menurut Suhernik 2006, 73, bahwa Pustakawan adalah :
Seseorang  yang  melaksanakan  kegiatan  Perpustakaan  dengan  jalan memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat  sesuai  dengan  tugas  lembaga
induknya  berdasarkan  ilmu  pengetahuan,  dokumentasi  dan  informasi  yang dimilikinya melalui pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Sulistyo-basuki 1993, 8, bahwa pustakawan adalah : Orang  yang  memberikan  dan  melaksanakan  kegiatan  Perpustakaan  dalam
usaha  memberikan  layanan  kepada  masyarakat  sesuai  dengan  misi  yang diemban  oleh  badan  induknya  berdasarkan  Ilmu  Perpustakaan,  dokumentasi
dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.
Pendapat lain oleh Muntashir 2005, 17, bahwa peranan pustakawan adalah : Kewajiban  atau  tugas  pustakawan  dalam  memberikan  layanan  kepada
pengguna  Perpustakaan  dimana  salah  satu  tugasnya  adalah  memberikan informasi,  bimbingan  dan  bekerjasama  dengan  pengguna  dalam  memilih
sumber  yang  diperlukan  serta  cara  mencari  dan  memanfaatkan  informasi tersebut.
Dari  pendapat  diatas  dapat  dinyatakan  bahwa  peranan  pustakawan  pada layanan  referensi  untuk  aktif  memberikan  bantuan  informasi  mengenai  koleksi-
koleksi  layanan  referensi  kepada  pengguna  Perpustakaan  Umum  untuk menggunakan  dan  memanfaatkan  koleksi-koleksi  di  Perpustakaan  Umum,
khususnya bahan koleksi yang ada terdapat di layanan referensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Perpustakaan Umum berperan sebagai pusat sumber informasi dan pusat ilmu pengetahuan  bagi  seluruh  pengguna  Perpustakaan  Umum.  Perpustakaan  Umum
sebagai  pusat  sumber  informasi  menyimpan  informasi  pembelajaran  dalam berbagai bentuk dan jenis dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat untuk
pemenuhan kebutuhan informasi untuk penelitian,  pembelajaran, dan pengajaran. Perpustakaan Umum menempati tempat yang paling penting didalam pengelolaan
informasi dan ilmu pengetahuan, dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada pengguna.
Salah  satu  jenis  pelayanan  pada  Perpustakaan  Umum  yang  ditujukan  untuk memenuhi  kebutuhaan  informasi  dan  ilmu  pengetahuan  oleh  pengguna  adalah
pelayanan  referensi.  Pelayanan  referensi  adalah  salah  satu  kegiatan  pokok  yang dilakukan di Perpustakaan Umum, yang khusus melayani dan menyajikan koleksi
referensi  kepada  pengguna.  Pelayanan  referensi  juga  dapat  membantu  pengguna menemukan  informasi  dengan  berbagai  cara  diantaranya  dengan  menerima
pertanyaan  dari  pengguna,  dan  membimbing  dan  membina  pengguna  untuk menemukan  koleksi  layanan  referensi  dan  menelusur  informasi  dan  ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengguna. Melihat  pentingnya  pelayanan  referensi,  maka  sudah  selayaknya  sebuah
Perpustakaan Umum dapat memfungsikan koleksi layanan referensi yang tersedia
Universitas Sumatera Utara