Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis ketiga yang berbunyi “terdapat hubungan nyata antara aspek tayangan Sulanjana dan faktor penerimaan
pesan pada individu dengan efek yang dihasilkan oleh tayangan Sulanjana dalam pelestarian kebudayaan lokal” diterima untuk hubungan jam tayang dengan
selective attention, selective perception, dan selective retention.
5.10 Hubungan Faktor Penerimaan Pesan Media dengan Efek Tayangan Sulanjana
Faktor penerimaan pesan diduga berhubungan dengan efek yang ditimbulkan oleh tayangan Sulanjana kepada penonton. Efek tayangan yang
dihasilkan dapat dilihat berdasarkan wujudnya yaitu efek kognitif, afektif dan konatif. Hasil penelitian mengenai hubungan antara faktor penerimaan pesan
media dengan efek tayangan Sulanjana berdasarkan nilai korelasi rank Spearman disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13. Hubungan faktor penerimaan pesan dengan efek tayangan Sulanjana
Faktor Penerimaan Pesan Media
Nilai Koefisien Korelasi r
s
Efek Tayangan Sulanjana Efek Kognitif
Efek Afektif Efek Konatif
Selective Attention Selective Perception
Selective Retention Penyesuaian Diri
Motivasi 0,298
0,492 0,191
-0,010 0,275
0,126 0,437
0,275 0,183
0,179 0,131
0,302 0,123
0,051 0,090
Keterangan: Berhubungan nyata pada p0,1;
Berhubungan nyata pada p0,01; r
s
=koefisien rank Spearman
Berdasarkan Tabel 13, terlihat bahwa faktor penerimaan pesan media selective attention memiliki hubungan yang sangat nyata p0,01 dengan efek
kognitif. Artinya, setelah menonton tayangan Sulanjana responden terkena efek kognitif berupa penambahan pengetahuan akan lagu-lagu Sunda karena responden
tersebut menonton tayangan Sulanjana untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan dan tayangan Sulanjana sesuai dengan minatnya.
Faktor selective perception memiliki hubungan yang sangat nyata p0,01 dengan ketiga efek tayangan. Artinya, responden yang menonton tayangan
Sulanjana terkena efek kognitif berupa penambahan pengetahuan akan lagu-lagu Sunda dan menjadi suka dengan lagu Sunda serta mau menyanyikan lagu-lagu
Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan responden menonton tayangan Sulanjana karena menurutnya tayangan Sulanjana
dapat mendorong kecenderungan dirinya yaitu minat, pendapat, dan keyakinannya.
Faktor selective retention memiliki hubungan yang sangat nyata p0,01 dengan efek afektif tayangan. Artinya, responden menjadi suka terhadap lagu-lagu
Sunda karena pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan pendapatnya. Untuk faktor penyesuaian diri terdapat hubungan yang tidak nyata dengan ketiga
aspek efek baik efek kognitif, afektif, dan konatif yang dihasilkan oleh tayangan Sulanjana.
Motivasi memiliki hubungan yang sangat nyata dengan efek kognitif. Artinya, responden yang terkena efek kognitif berupa penambahan pengetahuan
tentang lagu-lagu Sunda disebabkan karena responden memiliki motivasi menonton untuk memperoleh informasi.
Berdasarkan analisis di atas, maka hipotesis yang ketiga berbunyi “terdapat hubungan nyata antara aspek tayangan Sulanjana dan faktor penerimaan pesan
pada individu dengan efek yang dihasilkan oleh tayangan Sulanjana dalam pelestarian kebudayaan lokal” diterima untuk hubungan faktor selective attention
dengan efek kognitif, selective perception dengan ketiga aspek efek tayangan kognitif, afektif, dan konatif, selective retention dengan efek afektif serta
motivasi dengan efek kognitif.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN