Analisis Chi Square Uji Korelasi Kanonik

dibandingkan dengan nilai ukuran sentral lainnya. Berikut langkah-langkah dalam pengolahan dan analisisnya: 1. Berikan skor pada setiap jawaban sesuai dengan bobot pada skala Likert. 2. Lakukan tabulasi atau perhitungan dari skor-skor yang telah ditentukan. 3. Lakukan pengkategorian rumus menurut Santoso 2000 : ܴܵ ൌ ሺ௠ି௡ሻ ௕ ……………………………………………………..…... 3 ܴܵ ൌ ሺହିଵሻ ହ = 0,8 …. ………………………………………………. 4 Keterangan : RS = Rentang skala M = Angka tertinggi dalam pengukuran N = Angka terendah dalam pengukuran B = Banyaknya kelas Skor rataan menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan seperti ditunjukkan Tabel 4. Tabel 4. Posisi keputusan penelitian Skor Rataan Penilaian 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00 Sangat tidak setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju

3.5.2 Analisis Chi Square

Menurut Santoso 2007, Uji Khi-Kuadrat asosiasi Chi-Square digunakan untuk menentukan keberadaan asosiasi atau hubungan satu sama lain dua variabel yang dihubungkan. Dalam penelitian ini, Chi Square berguna untuk mengetahui hubungan karakteristik responden seperti jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, jabatan dan pengalaman kerja terhadap faktor-faktor QWL dan loyalitas karyawan. Uji ini sangat sesuai dengan data nominal dan ordinal. Prosedur uji Chi Square adalah sebagai berikut: 1. Tentukan frekuensi sel harapan dengan menggunakan rumus Khi-Kuadrat berikut : X 2 = σ ሺ௢ିாሻ మ ா భ ௞ ௜ିଵ ……….………………………………………..... 5 X 2 = Chi-Square O = nilai observasi dari baris dan kolom E = nilai harapan dari baris dan kolom 2. Setelah diketahui nilai X 2 melalui perhitungan, kemudian gunakan table X 2 . 3. Setelah membandingkan antara nilai X 2 hitung dengan X 2 tabel , gunakan hipotesis berikut : H = tidak ada hubungan nyata antara karakteristik responden dengan QWL atau dimensi keterikatan karyawan H 1 = ada hubungan nyata antara karakteristik responden dengan QWL atau dimensi keterikatan karyawan. Bila nilai X 2 hitung sama atau lebih besar dari X 2 tabel untuk tingkat signifikansi tertentu maka tolak H . Bila terjadi sebaliknya maka H diterima. Sebelum melakukan perbandingan nilai X hitung dengan X tabel tentukan terlebih dahulu tingkat signifikansi α dan tingkat keabsahan df melalui rumus: df = r-1c-1 ……...................................................................... 6 r = jumlah baris c = jumlah kolom

3.5.4 Uji Korelasi Kanonik

Menurut Siregar 2011, pengertian dari analisis korelasi kanonik adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkatan asosiasi linier antara dua perangkat variabel, dimana masing-masing perangkat terdiri dari beberapa variabel. Sebenarnya analisis korelasi kanonikal merupakan perpanjangan dari analisis regresi linier berganda yang berfokus pada dua hubungan antara dua variabel yang berskala interval. Fungsi utama teknik ini adalah untuk melihat hubungan linieritas antara variabel-variabel terikat dengan beberapa variabel bebas yang berfungsi sebagai prediktor. Titik perhatian analisis ini adalah korelasi hubungan maka kedua himpunan tidak perlu dibedakan menjadi kelompok variabel tidak bebas dan variabel bebas. Pemberian label Y dan X kepada kedua variat kanonikal hanya untuk membedakan kedua himpunan variabel. Fokus analisis korelasi kanonikal terletak pada korelasi antara kombinasi linier satu set variabel dengan kombinasi linier set variabel yang lain. Langkah pertama adalah mencari kombinasi linier yang memiliki korelasi terbesar. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi linier dengan nilai korelasi terbesar di antara semua pasangan lain yang tidak berkorelasi. Proses terjadi secara berulang, hingga korelasi maksimum teridentifikasi. Pasangan kombinasi linier disebut sebagai variat kanonikal sedangkan hubungan di antara pasangan tersebut disebut korelasi kanonikal. Jenis data dalam variat kanonikal yang digunakan dalam analisis korelasi kanonik dapat bersifat metrik maupun non metrik. Analisis korelasi kanonikal dimulai dengan matriks korelasi antara variabel X1, X2, . . . , Xp dan variabel Y1, Y2, . . . , Yq. Dimensi matriks korelasi tersebut adalah p + q × p + q. Matriks korelasi dapat dipecah menjadi empat partisi yaitu matriks A, C, C′ dan B, seperti disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Matriks korelasi Interpretasi variat kanonikal dapat dilakukan dengan melihat koefisien kanonik dengan tiga pilihan metode yang biasa dilaporkan, yaitu bobot kanonik canonical weight, muatan kanonik canonical loadings dan muatan silang kanonik canonical cross-loadings. 1. Bobot kanonik merupakan koefisien kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi variabel asal terhadap variat kanonik. Semakin besar nilai koefisien ini menyatakan semakin besar kontribusi variabel yang besangkutan terhadap variabel kanonik. 2. Beban kanonik menyatakan korelasi variabel terhadap variat dimana variabel bergabung dalam setiap fungsi kanonik. Beban kanonik dapat dihitung dari korelasi antara variabel asal dengan masing-masing variabel kanoniknya. Semakin besar nilai muatan mencerminkan semakin dekat hubungan fungsi kanonik yang bersangkutan dengan variabel asal. 3. Muatan silang kanonik menyatakan korelasi variabel dalam suatu variat terhadap variat kanonikal lainnya. Muatan silang kanonik dapat dihitung dari korelasi antar variabel. Model korelasi antara faktor-faktor QWL dengan dimensi keterikatan karyawan ditunjukkan oleh Gambar 4. Gambar 4. Model korelasi faktor QWL dan dimensi keterikatan karyawan X9 X 2 X 7 X 3 X 5 X 6 X 4 X 8 X Y Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 X1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Gambaran umum perusahaan terdiri dari sejarah perusahaan, informasi produk PT Taspen Persero, struktur organisasi, visi dan misi perusahaan dan sumber daya manusia. Berikut akan dibahas pada subbab di bawah ini.

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dimiliki PT Taspen persero adalah Taspen Menjadi Perusahaan Pengelola Dana Pensiun dan THT Berkelas Dunia yang Bersih, Sehat dan Benar dengan Pelayanan yang Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat dan Tepat Administrasi. Misi yang dimiliki bertujuan untuk menjabarkan visi agar lebih jelas sehingga mudah dimengerti oleh seluruh karyawan. Misi PT Taspen adalah mewujudkan hari-hari yang indah bagai peserta melalui pengelolaan Dana Pensiun dan THT secara Profesional dan akuntabel dengan berlandaskan etika dan integrasi yang tinggi.

4.1.2 Sejarah Perusahaan

Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang diberi wewenang dalam menangani program Asuransi Sosial yang meliputi Program dana pensiun dan Tabungan Hari Tua THT. Taspen didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 15 Tahun 1963 dengan nama perusahaan negara Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri. Latar belakang didirikannya Taspen adalah adanya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388MP1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi Pegawai Negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara. Pada tahun 1970, PN Taspen mendapatkan peningkatan status menjadi Perusahaan Umum Perum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : Kep. 749MKIVII1970 sehingga menjadi 4.1