Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Udang merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Udang menyumbang sekitar 1.8 devisa non-migas dan menyediakan lapangan kerja bagi 1.7 juta orang International Finance CorporationIFC, 2007b. Namun demikian, pengembangan udang terkendala rendahnya produktivitas dan belum optimalnya pemenuhan persyaratan mutu. Studi IFC 2006, 2007a; USAID 2006; dan World Bank 2006 berturut-turut untuk Indonesia, Nigeria, Bangladesh, dan Pakistan, menunjukkan pentingnya peningkatan produktivitas dan mutu agar udang dari negara-negara tersebut mampu bersaing di pasar internasional. Senada dengan hal tersebut, Helble dan Okubo 2006 menyatakan bahwa keberhasilan ekspor berkelanjutan hanya dapat dicapai jika produktivitas tinggi dikombinasikan dengan mutu tinggi. Dalam perdagangan produk perikanan dunia, terjadi kecenderungan terkonsentrasinya konsumsi pada beberapa species, salah satunya udang. Hal tersebut menjadikan udang sebagai salah satu komoditas penting di dunia USAID, 2006. Nilai perdagangan udang dunia tahun 2008 mencapai US 14 milyar atau 17.2 dari total perdagangan produk perikanan, meskipun dari sisi kuantitas hanya 5.6. Sebanyak 60 dari 6.6 juta ton produksi udang dunia tahun 2008 diperdagangkan di pasar internasional Lem, 2008. Udang tersebut berasal dari hasil penangkapan di laut dan di perairan umum, serta hasil budidaya di tambak. Pada tahun 2010, Amerika Serikat AS merupakan importir utama dengan nilai US4.47 milyar, disusul UE-27 senilai US4.09 milyar, dan Jepang senilai US2.58 milyar. Pangsa pasar ketiganya mencapai 76. China merupakan produsen utama udang dunia tahun 2010 dengan produksi 1.3 juta ton, sedangkan ekportir utama diduduki Thailand dengan pangsa 16.5, disusul China 10.7, Vietnam 8.9, berikutnya Indonesia dan India masing-masing 6.5. Permintaan udang diprediksi masih positif seiring meningkatnya: populasi, pendapatan, urbanisasi, dan permintaan akan makanan sehat FAO, 2008; Delgado, 2003. Meskipun demikian, seiring terintegrasinya perekonomian dunia persaingan sesama produsen udang makin ketat yang disebabkan setidaknya oleh dua faktor. Pertama, kemajuan teknologi bidang hatcherypembenihan, pakan, dan manajemen tambak telah mendorong peningkatan produksi udang tambak dunia dari 0.17 juta ton pada tahun 1984 menjadi 3.2 juta ton tahun 2008. Proporsi produksi udang tambak terhadap total udang dunia tambak dan penangkapan meningkat dari 9.2 tahun 1984 menjadi 43.0 tahun 2008. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari introduksi udang Litopenaeus vannamei selanjutnya disebut udang vaname ke negara-negara di Asia pada tahun 2000 Gambar 1. Gambar 1. Produksi Udang Tambak Dunia Berdasarkan Varietas, Tahun 1990- 2008 Sumber: FAO dalam Lem 2008

0.0 0.4

0.8 1.2

1.6 2.0