Pertama, Thailand merupakan eksportir nomor satu dunia sejak tahun 1993.
Strategi pemasaran yang dilakukan melalui inovasi pengembangan produk dengan menciptakan produk bernilai tambah. Selain itu, eksportir Thailand memiliki
komitmen tepat waktu, dan menjaga mutu. Kekuatan industri udang ditentukan oleh kuatnya peran pengusaha yang tergabung dalam berbagai asosiasi, dan
market intellegencia. Mereka mengisi kekosongan pasar akibat terjadinya kasus mad cow, flu burung atau pada saat ekspor dari Ekuador menurun. Industri
pengolahan melakukan contract farming. Dari sisi produksi, pembudidaya dalam satu kawasan memperkuat keberlanjutan usaha melalui pembentukan kluster
dengan memperkuat kelembagaan koperasi. Manfaat yang diperoleh yaitu makin efektifnya pengelolaan budidaya melalui sistem manajemen terpadu.
Kedua, industri udang Vietnam mengalami pertumbuhan pesat dalam 10 tahun terakhir. Vietnam merupakan pengekspor ke dua di pasar AS dan ketiga di
pasar Jepang. Strategi yang ditempuh Vietnam yaitu melalui pembentukan opini sebagai produk ramah lingkungan. Pada tahun 1999, pengusaha perikanan yang
tergabung dalam Vietnam Association of Seafood Exporters and Producers VASEP mencanangkan kebijakan budidaya udang organik. Kekuatan industri
udang ditentukan oleh peran para pengusaha yang tergabung dalam berbagai asosiasi, dan pada industri pengolahan: contract farming dan kluster.
Ketiga, fenomena yang terjadi di China yaitu meningkatnya budidaya udang putih. Selain itu, industri pengolahan China berkembang pesat, tidak saja
jumlah, namun juga respons terhadap perkembangan produk dan pasar baru. Bentuk kerja sama yang dilakukan melalui contract processing. Pelaku usaha
pengolah udang fokus pada persaingan dengan pengekspor udang dari Asia
dibandingkan dengan sesama pelaku usaha dalam negeri. Umumnya mereka membuat jaringan usaha pada setiap negara bagian yang didukung pemerintah
daerah. Importir utama udang dunia yaitu: AS, Jepang, dan UE-27 dan
perkembangannya sebagai berikut. Pertama, di pasar AS terjadi tren peningkatan konsumsi. Sejak tahun 2002, udang menggantikan ikan tuna sebagai seafood
terpopuler di rumah dan restoran. Konsumsi udang per kapita mencapai 2.29 pounds per tahun pada tahun 1987 dan meningkat menjadi 4.40 poundstahun
pada tahun 2006 sehingga udang menjadi produk seafood yang paling banyak dikonsumsi Valderama dan Anderson, 2008. Dari jumlah tersebut, domestik
hanya mampu menyediakan 12, sisanya 88 berasal dari impor. Selain itu, terjadi perubahan pangsa pasar di AS. Pada tahun 2007, 67 berasal dari Asia,
dan 33 berasal dari Amerika Latin, sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 76.3 berasal dari Asia. Eksportir utama udang ke AS adalah Thailand, Vietnam,
Indonesia, China, dan India. Persyaratan ekspor hasil perikanan ke AS umumnya dikaitkan dengan
prinsip GMP Good Manufacturing Practices sebagai pengejawantahan konsep HACCP. Persyaratan teknis lainnya dikaitkan dengan isu lingkungan yaitu
CITES, Turtle Excluder Device TED, Marine Mammal Protection Act MMPA, Ecolabelling Dolphin Safe, dan lain-lain. AS juga memberlakukan Automatic
Detention. Walmart sebagai retailer utama juga mempelopori mutu dan keamanan hasil produk perikanan dengan sertifikasi oleh pihak ketiga melalui Global
Aquaculture Alliance GAA. Dalam persyaratan ekspornya, Pemerintah AS menerapkan kebijakan berdasarkan company oriented.
Kedua, pasar Jepang menampung 80 dari pasar Asia terutama Indonesia,
India, dan Vietnam. Mutu merupakan faktor penting jika mengekspor ke Jepang. Konsumsi udang ditentukan oleh warna, jenis, ukuran, harga, dan bentuk produk.
Bentuk udang segar tanpa kepala raw headless shell-on mencapai 70, udang dengan kepala 10 dan udang tanpa kepala-kulit-ekor pelled undeveined 10-
15. Produk hasil perikanan dari luar Jepang harus memenuhi syarat yang ditetapkan Food Sanitation Law and Quarantine. Disamping itu, perlu
memperhatikan JAS Standard Sistem quality labelling yaitu perlindungan terhadap tanaman dari binatang tertentu. Jepang juga menerapkan hambatan teknis
yang ketat. Hasil perikanan yang diekspor ke Jepang harus bebas Vibrio cholera. Importir bertanggungjawab untuk memverifikasi bahwa produk yang diimpor
berasal dari perusahaan yang menerapkan HACCP. Ketiga, pasar UE-27 memiliki kekhasan tersendiri, terutama karena
meningkatnya tekanan dari konsumen akan produk bermutu dan aman dikonsumsi. Isu-isu lain yang berkembang di pasar UE-27 yaitu terkait dengan pembangunan
berkelanjutan, antibiotik, pekerja, traceability, Genetic Modified Organism GMO, keberlanjutan tepung ikan, genetik dalam pembenihan udang, logam
berat, kimia dan iradiasi. Persyaratan ekspor ke UE cukup ketat dan persetujuan approval izin ekspor diberikan oleh Komisi Eropa kepada eksportir berdasarkan
approved packers artinya hanya diberikan kepada perusahaan eksportir yang kualified. UE menerapkan sistem pengujian laboratorium secara acak random sampling
yang dikenal dengan RASFF di setiap pelabuhan masuk. Berbeda dengan AS, maka UE adalah sistem oriented seperti penerapani: HACCP, spesifikasi produk,
dan traceability.
Berdasarkan kode Harmonized Sistem HS 6 dijit, produk perdagangan komoditas udang dunia dibagi kedalam tiga produk yaitu udang segar, beku, dan
olahan. Data nilai impor ketiga produk udang tersebut pada tahun 2010 disajikan pada Gambar 4.
Beku 72
Olahan 25
Segar 3
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 4. Pangsa Impor Berdasarkan Nilai pada Perdagangan Udang Dunia Berdasarkan Produk, Tahun 2010
2.3.1. Perdagangan Udang Segar
Umumnya, udang segar HS 030623 merupakan produk untuk diproses lebih lanjut. Belanda merupakan importir sekaligus eksportir utama dunia. Nilai
impor udang segar Belanda tahun 2010 mencapai US 59.1 juta, sedangkan nilai ekspornya mencapai US 135.2 juta. Adanya kegiatan re-ekspor atau adanya
negara yang berperan sebagai “entry-port” seperti yang dalam kasus udang segar antara lain Singapura dan Belanda, memungkinkan terjadinya perbedaan volume
dan pertumbuhan ekspor-impor Suryana et al., 1989. Pangsa pasar untuk ekportir dan importir utama dalam perdagangan udang segar disajikan pada
Gambar 5. Secara keseluruhan, pada tahun 2010 Indonesia mengekspor udang segar senilai US 40.3 juta dan Thailand US 37.9 juta.
Gambar.. Eksportir dan Importir Utama udang Segar Dunia HS 030623, 2010
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 5. Importir dan Eksportir Utama Udang Segar Dunia, Tahun 2010 Pemasok utama untuk udang segar di tiga pasar utama: Jepang, AS, dan
UE-27 tahun 2010 disajikan pada Gambar 6. Berdasarkan data pada Gambar 6, mayoritas udang segar Jepang berasal dari China dan Vietnam. Pangsa pasar
udang segar Indonesia di Jepang relatif lebih besar dibandingkan dengan pangsa pasar Thailand. Sebaliknya, di pasar AS pangsa pasar udang segar Thailand lebih
besar dibandingkan pangsa pasar Indonesia. Mayoritas udang segar di pasar AS berasal dari India, berikutnya berasal dari Pakistan. Indonesia menduduki urutan
kedua untuk ekspor udang segar di pasar UE-27 setelah Norwegia.
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
Lainnya Malaysia
Maroko Saudi Arabia
China Belanda
Pangsa Pasar
- 20.00
40.00 60.00
80.00
Lainnya China
Belgia Perancis
Singapura Belanda
Pangsa Pasar
Eksportir Utama Importir Utama
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 6. Pangsa Ekspor Udang Segar di Pasar Jepang, AS, dan UE-27, Tahun 2010
2.3.2. Perdagangan UdangBeku
Urutan importir utama udang beku HS 030613 dunia pada tahun 2010 adalah AS dengan nilai US3.38 milyar, disusul oleh UE-27 dengan 3,08 milyar,
dan Jepang US1.94 milyar Gambar 7. Pesaing Indonesia yaitu Thailand pada tahun 2010 tersebut mengekspor udang beku dengan nilai US1.65 milyar,
meningkat dari US 1.26 milyar pada tahun 2008 dan US 1.34 milyar pada tahun 2009. Sebaliknya, nilai ekspor udang Indonesia pada tahun 2010 mencapai
US822.9 juta atau mengalami penurunan dibandingkan nilai ekspor tahun 2008.
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Lainnya Indonesia
Korea Philipina
Vietnam China
Pangsa Pasar
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
Lainnya Saudi Arabia
Singapura Maroko
Indonesia Norwegia
Pangsa Pasar
- 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
Lainnya China
Thailand Belize
Pakistan India
Pangsa Pasar
Pasar UE-27 Pasar AS
Pasar Jepang
Pangsa Pasar
Sumber: Comtrade 2011 diolah
Gambar 7. Importir dan Eksportir Utama Udang Beku Dunia, Tahun 2010. Gambar 7. Importir dan Eksportir Utama Udang Beku Dunia, Tahun 2010
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 8. Pangsa Pasar dari Eksportir Utama Produk Udang Beku di Ketiga
Pasar Utama, Tahun 2010
- 10.00
20.00 30.00
40.00
Lainnya Itali
Perancis Spanyol
Jepang USA
Pangsa Pasar
- 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
Lainnya Argentina
Equador China
India Thailand
Pangsa Pasar
Eksportir Utama Importir Utama
- 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
Lainnya Vietnam
Thailand Bangladesh
India Argentina
Equador
Pangsa Pasar
- 5.00
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Lainnya China
India Thailand
Indonesia Vietnam
PANGSA PASAR -
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
Lainnya India
Vietnam Equador
Indonesia Thailand
Pangsa Pasar
Pasar AS Pasar Jepang
Pasar UE-27
Pangsa Pasar
Pada tahun 2010 Vietnam menduduki urutan pertama untuk ekspor udang beku di pasar Jepang, disusul oleh Indonesia dan Thailand. Di pasar AS, Thailand
lebih dominan, disusul oleh Indonesia dan Equador. Equador dan Argentina lebih dominan di pasar UE-27.
2.3.3. Perdagangan Udang Olahan
AS merupakan importir utama udang olahan HS 160520 dunia tahun 2010 dengan nilai US 1.07 milyar, meningkat dari US 1.03 milyar pada tahun
2009 dan US 981 juta pada tahun 2008. UE-27 pada tahun 2010 mengimpor udang olahan sebesar US 959.5 juta Gambar 9. Nilai impor Jepang tahun 2010
mencapai US 615 juta, meningkat dari US 528 juta pada tahun 2008, dan US 552 juta pada tahun 2009. Thailand merupakan eksportir utama untuk udang
olahan di ketiga pasar tersebut pada tahun 2010 dengan nilai US 1.52 milyar, disusul China dengan nilai US 828 juta. China mengalami penurunan pada tahun
2009 menjadi US 1.13 milyar Gambar 10.
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 9. Importir dan Eksportir Utama Udang Olahan Dunia, Tahun 2010
- 10.0
20.0 30.0
40.0
Lainnya Belanda
Denmark Inggris
Jepang USA
PANGSA PASAR -
10.0 20.0
30.0 40.0
50.0
Lainnya Indonesia
Belanda Denmark
China Thailand
Pangsa Pasar
Eksportir Utama Importir Utama
Pangsa Pasar
Sumber: UNComtrade 2011 diolah
Gambar 10. Pangsa Pasar Ekspor Udang Olahan di Ketiga Pasar, Tahun 2010
2.4. Kebijakan Pemerintah Terkait Peningkatan Produktivitas Tambak Indonesia
Secara umum, industri udang di negara eksportir mendapat keuntungan dari kebijakan pemerintah Diop et al., 1999. Di Indonesia, udang merupakan
salah satu komoditas Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan RP2K dan Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produktivitas dan
mutu udang. Program pemerintah terkait peningkatan produktivitas antara lain
Intensifikasi Tambak Intam yang diluncurkan tahun 19841985. Paket teknologi yang dianjurkan adalah: U
1
teknologi sederhana, U
2
teknologi madya, dan U
3
Pangsa Pasar
- 10.0
20.0 30.0
40.0
Lainnya Indonesia
Vietnam Greenland
Maroko Canada
Thailand
PANGSA PASAR
- 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0
Lainnya India
Indonesia China
Vietnam Thailand
Pangsa Pasar
- 20.00
40.00 60.00
80.00
Lainnya Kanada
Indonesia Vietnam
China Thailand
PANGSA PASAR
Pasar AS Pasar Jepang
Pasar UE-27
Pangsa Pasar
Pangsa Pasar
teknologi maju. Melalui Program tersebut, luas area budidaya udang di tambak yang pada tahun 19841985 hanya 20 Ha di tiga propinsi, maka pada tahun
19981999 telah berkembang menjadi 95 311 Ha di 14 propinsi Hasibuan, 2003. Peserta dibentuk kelompok, terdapat tambak percontohan, fasilitas kredit,
pembangunan dan pemeliharan saluran irigasi, serta dibentuknya kelembagaan pendukung seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A.
Program Intam tersebut selanjutnya berubah nama menjadi Intensifikasi Pembudidayaan Ikan Inbudkan pada tahun 2002 yang menitikberatkan pada
teknologi anjuran. Pada tahun 2005 berubah lagi menjadi Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya untuk Ekspor Propekan. Termasuk didalamnya
berupa kegiatan Pengembangan Kawasan, Pembangunan Broodstock Center calon induk udang vaname di Situbondo dan udang windu di Jepara, Bantuan
Langsung Penguatan Modal, dan Bantuan Selisih Harga Benih Ikan BSHBI kepada pembudidaya ikan skala kecil. Besarnya bantuan senilai Rp24.97 milyar
pada tahun 2006, Rp23.45 milyar tahun 2007, tahun 2008 sebesar Rp35.3 milyar, dan tahun 2009 Rp60 milyar untuk komoditas Udang, Nila, Patin, Kakap Putih,
Mas, Lele, Gurame, Bandeng, dan Rumput Laut KKP, 2009a. Selanjutnya terkait infrastruktur, telah dilakukan juga kegiatan pembangunan dan rehabilitasi
irigasi saluran tambak guna mendukung sarana dan prasarana tambak. Alokasi dana yang relatif besar terjadi pada kegiatan pembangunanrehabilitasi tambak
dengan sumber dana berasal dari SPL-JBIC pada tahun 1998-2000. Benur unggul hanya dapat diproduksi dari induk yang secara genetik
unggul, disamping pengaruh kualitas air dan pakan juga penting dalam pemeliharaannya. Kebijakan terkait penggunaan benur unggul antara lain