Posisi Penelitian Novelty TINJAUAN PUSTAKA

2.10. Posisi Penelitian

Studi mengenai komoditas udang telah banyak dilakukan. Akan tetapi, sepengetahuan penulis, penelitian udang tambak secara komprehensif sejak produksi sampai perdagangan masih terbatas. Umumnya studi dilakukan dengan topik terpisah misalnya mengenai: produktivitas Leung dan Gunaratne, 1996, daya saing Ling et al. 1996 dan 1999; Cai dan Leung, 2006, mutu Salayo, 2000, dan mutu serta keamanan hasil produk perikanan Loc, 2006. Hasil studi mengenai udang tambak sebelumnya menunjukkan bahwa udang Indonesia udang beku mempunyai daya saing Aisya et al., 2005c; Hutabarat 2000, belum efisien Tajerin, 2007, perlu peningkatan produktivitas dan mutu IFC, 2006a, dan diperlukan kerja sama antara pembudidaya udang dan pengolah Raimu, 2000; Oktaviani et al., 2008. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kajian yang lebih komprehensif dan pendalaman lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berperan dalam produksi dan pemasaran udang. Gonarsyah 2007 dan Cai dan Leung 2006 mengungkapkan bahwa identifikasi pola keunggulan komparatif hanya merupakan langkah awal, yang lebih penting adalah mengerti faktor pendorong di balik itu. Oleh karena itu, studi ini mencoba mengisi kekosongan tersebut dengan mengkuantifisir pengaruh produktivitas dan upaya peningkatan mutu terhadap daya saing udang tambak.

2.11. Novelty

Udang merupakan komoditas penting penyumbang devisa dari sektor perikanan dan dewasa ini tingkat persaingan sesama produsen makin meningkat. Selain relatif mudah diproduksi dimana-mana, peningktan persaingan sesama juga disebabkan kemajuan bidang teknologi, manajemen pakan, dan sebagainya. Penelitian terkait udang sudah banyak namun masih parsial, misalnya pada produksi, pemasaran, atau perdagangan. Oleh karena itu, analisis daya saing yang dilakukan ini mencoba mengulasnya secara komprehensif. Penggunaan konsep derived demand untuk produk pertanian dan produk lainnya sudah umum antara lain Sinaga 1989 untuk kayu. Menggunakan asumsi dari hasil penelitian Keefe 2002 bahwa produk udang yang satu merupakan substitut bagi produk udang lainnya dengan tingkat substitusi yang berbeda-beda, maka pada studi ini produk udang didisagregasi menjadi udang segar, beku, olahan, dan dianalisis menggunakan konsep derived demand. Udang vaname menjadi fenomenal di Thailand, produksi tahun 2010 mencapai 97 dari total produksi sebesar 550 ribu ton. Di Indonesia peran udang vaname juga meningkat, tercermin dari kuantitas produksi tahun 2007 telah melampaui produksi udang windu. Studi ini mencoba menganalisis fenomena perubahan varietas tersebut. Perkembangan industri udang terkendala rendahnya produktivitas dan rendahnya mutu. Pada tingkat lapang produktivitas udang tambak dianalisis dengan pendekatan yang digunakan menggunakan angka indeks Tornqvist Theil.

III. KERANGKA PEMIKIRAN