Habitat Burung yang Bermigrasi Core Habitat dan Edge Habitat

habitat reproduksi. Migrasi ini terjadi pada akhir musim gugur untuk menghindari cuaca ekstrim di habitat asalnya dan mencari makanan di luar habitat asalnya. Migrasi musim semi disebut sebagai return migration ialah migrasi yang terjadi dari habitat musim dingin kembali menuju habitat asalnya. Migrasi ini terjadi pada musim semi. Umumnya, migrasi musim semi terjadi lebih cepat dibandingkan migrasi musim gugur. Migrasi jarak jauh ini dapat memberi manfaat menghindari musim dingin yang cukup keras di belahan utara, dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan menjamin masa reproduksi rata-rata yang lebih tinggi Bildstein, 2006.

2.2. Habitat Burung yang Bermigrasi

Selama migrasi, burung pemangsa memiliki habitat-habitat yang umumnya digunakan untuk tiga tujuan, yaitu reproduksi breeding site, persinggahan stop- over, dan tinggal sementara pada masa musim dingin wintering site. Tempat reproduksi ialah tempat yang digunakan oleh suatu spesies untuk melakukan proses reproduksi. Stopover didefinisikan sebagai tempat burung yang bermigrasi berhenti sementara untuk beberapa waktu tertentu pada rute migrasi. Selama pemberhentian sementara, burung menggunakan habitat untuk beristirahat, berkumpul dan mencari makan. Lokasi stopover ialah lokasi yang menjadi rute migrasi dan tempat singgah sementara bagi burung pemangsa selama sekitar satu minggu atau lebih. Aktivitas persinggahan ini seringkali digunakan untuk antisipasi terhadap migrasi yang melewati habitat yang tidak terlalu baik Bildstein, 2006. Selain itu, umumnya burung pemangsa berpindah dan menetap selama periode tertentu selama lokasi asalnya yang mengalami musim dingin. Oleh karena itu, burung pemangsa bermigrasi menuju lokasi yang lebih hangat. Lokasi yang lebih hangat ini disebut sebagai habitat musim dingin. Habitat musim dingin wintering site didefinisikan sebagai area dimana SMA tinggal di dalam area yang kurang dari diameter 30 km dalam kurun waktu 24 jam Higuchi H, Pierre JP, 2005.

2.3. Core Habitat dan Edge Habitat

Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa liar Alikodra, 1990. Satwa liar menempati habitat sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya Alikodra,1990. Habitat inti core habitat atau interior ialah habitat yang memiliki tingkat isolasi yang tinggi dari gangguan seperti bising, angin, radiasi surya, dan peningkatan predator Tietje, 2000. Habitat pinggir edge habitat adalah tempat yang terdiri dari sekumpulan tumbuhan bertemu dengan daerah suksesi atau sekumpulan tumbuhan lain. Area ini dipengaruhi oleh transisi antara komunitas yang disebut sebagai ecotone. Area ini umumnya lebih kaya satwaliar dibanding area sekitarnya. Edge habitat memiliki karakteristik yang mempengaruhi ukuran dari edge habitat dan tingkat kekayaan habitat tersebut Thomas, 1979. Edge habitat merupakan bagian terluar dari suatu inti patch yang memiliki nilai lingkungan berbeda dengan bagian inti. Luasan area ini dapat berukuran kecil sampai ratusan meter bergantung pada faktor lingkungan Tietje, 2000. Core habitat merupakan area yang memiliki tingkat perlindungan yang cukup tinggi. Core habitat umumnya dikelilingi oleh edge habitat. Fungsi dari edge habitat ini di antaranya sebagai penyangga yang dapat menjamin aktivitas penggunaan lahan yang tidak mengancam integritas dari fungsi core habitat. Edge habitat ini juga berfungsi untuk menciptakan koridor satwa liar dan konektivitas diantara kedua core habitat. Fungsi core habitat dan edge habitat secara ekologis tersaji pada Gambar 2 Phillips, 2002. Area yang dikelilingi oleh kawasan lahan basah wetlands dan sungai memiliki fungsi lebih dari sekedar area untuk melindungi sumber daya akuatik, tetapi area ini dapat disebut sebagai core habitat untuk spesies tertentu. Area ini dapat dijadikan sebagai kriteria baru untuk mengevaluasi, melindungi dan mengelola area kritis. Habitat ini penting untuk menyelamatkan jumlah spesies dan melestarikan keanekaragaman biologis Semlitsch RD, Jensen JB, 2001. Zona penyangga edge habitat mendapat perhatian yang lebih besar dari para ahli konservasi dan peneliti dikarenakan nilainya dalam melindungi sumber akuatik. Keberadaan zona penyangga edge habitat harus berada di sekitar area daratan yang menjadi core habitat. Edge habitat ini diperlukan untuk melindungi habitat daratan dan akuatik dari pemanfaatan tata guna lahan yang bisa merusak area tersebut. Ketika core habitat menopang populasi agar dapat hidup, edge habitat berfungsi untuk melindungi sumber daya air Semlitsch et al., 2001. Gambar 2. Core Habitat dan Edge Habitat Sumber : www. data.iucn.org

2.4. Sikep Madu Asia Pernis ptilorhyncus