platform 40753 telah di-track dari tahun 2007 sampai 2009, nomor platform 66552 telah di-track dari tahun 2006-2010, dan nomor platform 95445 telah di-
track tahun 2009. Survei dilakukan selama empat hari pada tanggal 20-23 Februari 2011. Survei
lapang dilakukan pada bulan Februari saat individu SMA akan melakukan spring migration, individu ini akan melakukan migrasi dari habitat musim dingin
wintering habitat ke habitat asalnya breeding habitat di Jepang. Kegiatan yang dilakukan selama survei adalah pengecekan kondisi lapang, pengambilan foto, dan
tracking dengan menggunakan GPS. Pada hari pertama, survei dilakukan di core dan edge habitat pada Taman
Hutan Raya Sultan Adam. Dua individu SMA ditemukan di kawasan ini. Pada hari kedua, survei dilakukan di core dan edge habitat pada kawasan Kandangan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pada hari ketiga, survei dilakukan di edge habitat pada daerah Gunung Kentawan dan Tanuhi, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Pada hari keempat, survei dilakukan di muara sungai Barito yang menjadi edge habitat.
3.4.2. Analisis
Tahapan analisis dibagi menjadi dua tahapan, meliputi: analisis spasial dan analisis statistik. Analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografi dengan
software ArcGIS and ERDAS. Analisis statistik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu metode Analisis Komponen Utama AKU dan metode uji-
perbandingan variabel uji t-student.
3.4.2.1. Pangkalan Data Variabel Lingkungan
Setiap peta akan memiliki beberapa variabel lingkungan yang terklasifikasi. Klasifikasi kemiringan lahan disajikan pada Tabel 2. Klasifikasi elevasi berbentuk
data kontinyu disesuaikan dengan distribusi data. Variabel lingkungan digunakan untuk menentukan karakteristik lanskap habitat musim dingin SMA. Sebanyak 21
variabel lingkungan euclidean distance digunakan dalam penelitian ini Tabel 3. Variabel lingkungan ini berbentuk jarak terdekat euclidean distance dengan
rincian berupa enam jarak terdekat terhadap faktor kemiringan lahan, lima jarak
terdekat terhadap faktor elevasi, dan sepuluh jarak terdekat terhadap penutupan lahan.
Untuk memperoleh jarak terdekat tersebut, seluruh peta diubah melalui proses recodereclassify yang bertujuan untuk menyeragamkan informasi masing-masing
piksel data menjadi bernilai 0 dan 1 dengan menggunakan Spatial Analysis Tools. Nilai 1 adalah nilai variabel lingkungan yang ingin diinformasikan sedangkan
nilai 0 adalah nilai variabel lngkungan yang sementara dihilangkan informasinya. Setelah itu, peta-peta diubah melalui proses vector polygon. Proses ini bertujuan
untuk mengubah data raster menjadi bentuk vektor. Pada akhirnya, peta-peta bentuk vektor akan diubah menjadi peta jarak terdekat euclidean distance.
Fungsi euclidean distance adalah memberikan informasi tentang jarak dari setiap sel dalam raster ke sumber terdekat ESRI, 2007. Peta-peta euclidean distance
tercantum pada Lampiran 1 sampai Lampiran 21. Tabel 2. Klasifikasi Faktor Kemiringan Lahan
Kelas Kemiringan Lahan
Klasifikasi I
0-3 Datar
II 3-8
Agak Datar II
8-15 Bergelombang
III 15-25
Berbukit IV
25-40 Pegunungan
V 40
Pegunungan Sumber : SK. Menteri Pertanian No. 837KptsUm111980 dan No.:
683KptsUm81981
Tabel 3. Variabel Lingkungan No. Variabel Lingkungan
Singkatan Sumber
1 Jarak Terdekat ke Elevasi 0-300 meter
JTE1 Ekstraksi dari
DEM SRTM 2
Jarak Terdekat ke Elevasi 300-500 meter JTE2
3 Jarak Terdekat ke Elevasi 500-700 meter
JTE3 yang dibuat
menjadi peta euclidean
distance 4
Jarak Terdekat ke Elevasi 700-1000 meter JTE4
5 Jarak Terdekat ke Elevasi 1000 meter
JTE5 6
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 0-3 JTK1
7 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 3-8
JTK2 8
Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 8- 15
JTK3
9 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 15-
25 JTK4
10 Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 25-
40 JTK5
11 Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan
40 JTK6
12 Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove
JTMG Ekstraksi
dari peta penutupan
lahan yang
dibuat menjadi peta euclidean
distance 13
Jarak Terdekat ke Badan Air JTBA
14 Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut
JTHR 15
Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering JTHK
16 Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun
JTBG 17
Jarak Terdekat ke Semak Belukar Rawa JTSB
18 Jarak Terdekat ke PertanianPerkebunan
Semak JTPS
19 Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka
JTBK 20
Jarak Terdekat ke Perkebunan Sawit JTST
21 Jarak Terdekat ke Sawah
JTSH
Luasan core habitat dan edge habitat SMA di Kalimantan Selatan masing- masing sebesar 342.926,912 ha dan 1.892.410,152 ha Syartinilia et al., 2010.
Pengambilan sampel dilakukan dengan persentase sebesar 2 dari masing-masing luasan untuk diekstraksi nilainya. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak.
Setelah mendapatkan sampel, nilai jarak terdekat dari masing-masing sampel akan didapat baik pada core maupun edge habitat.
3.4.2.2. Analisis Karakteristik Lanskap Habitat Sikep Madu Asia