Karakteristik Core habitat HASIL DAN PEMBAHASAN

berada di perairan sungai Barito. Beberapa jenis tanaman yang ditemukan adalah ketapang Terminalia catappa dan nipah Nypa fruticans. Gambar 21. Lanskap Edge Habitat di Sungai Barito

5.2. Karakteristik Core habitat

Hasil dari Analisis Komponen Utama adalah tujuh Principal Component PC atau Komponen Utama KU dapat menjelaskan 76,208 dari variasi data bagi karakteristik lanskap core habitat musim dingin SMA Tabel 4. Setiap karakteristik lanskap memiliki struktur lanskap yang tersusun oleh variabel lingkungan. Pada core habitat, karakteristik pertama KU1c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang memiliki jarak terdekat ke elevasi lebih dari 300 m dan jarak terdekat ke hutan lahan kering dengan rata-rata jarak sebesar 1,73 km. Eigenvalue adalah suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengaruh dalam formasi karakteristik variabel dari suatu vektor atau matriks. Semakin besar nilai dari eigenvalue maka semakin besar pengaruhnya terhadap variabel Nuvitasari, 2008. Variabilitas menunjukkan seberapa besar penyebaran data. KU1 memiliki varians dan eigenvalue tertinggi masing-masing sebesar 20,323 dan 9,311. Artinya, KU1 dapat menjelaskan sebesar 20,323 dari variasi data yang menjadi karakteristik lanskap habitat SMA ini dan memiliki pengaruh sebesar 9,311. Tabel 4. Hasil Analisis Komponen Utama untuk Core habitat KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 JTBG 0,231 0,046 0,311 0,061 -0,021 0,069 0,069 JTBK -0,143 0,170 0,833 0,270 -0,128 -0,079 0,152 JTST -0,351 0,058 0,335 0,013 -0,250 -0,303 0,134 JTSH -0,394 0,147 0,718 -0,062 -0,103 -0,218 0,097 JTSB -0,128 0,150 0,808 -0,148 0,092 -0,164 0,181 JTPS -0,441 0,283 0,277 0,038 -0,059 -0,225 0,289 JTMG 0,274 -0,145 -0,133 0,294 0,315 0,355 -0,062 JTBA 0,031 0,011 0,046 0,959 0,129 0,122 -0,018 JTHK 0,641 0,049 -0,143 0,007 0,566 0,188 -0,047 JTHR 0,202 0,002 -0,015 0,137 0,935 0,106 0,021 JTK1 -0,290 0,364 0,126 0,175 -0,112 -0,183 0,118 JTK2 -0,079 0,970 0,131 0,001 0,004 -0,070 0,106 JTK3 -0,079 0,970 0,131 0,001 0,004 -0,070 0,106 JTK4 0,356 -0,041 -0,050 0,008 -0,012 0,892 -0,006 JTK5 0,310 -0,082 -0,128 0,053 0,122 0,859 -0,100 JTK6 0,196 -0,128 -0,237 0,227 0,212 0,723 -0,047 JTE1 -0,192 0,293 0,342 -0,026 0,017 -0,105 0,832 JTE2 0,774 -0,037 -0,222 0,132 0,193 0,449 -0,070 JTE3 0,834 -0,079 -0,257 0,090 0,133 0,373 -0,114 JTE4 0,806 -0,120 -0,248 0,094 0,128 0,350 -0,149 JTE5 0,915 -0,111 0,030 -0,115 0,060 0,110 -0,015 Eigenvalue 9,311 2,912 1,685 1,505 1,219 0,934 0,588 Variability 20,323 11,162 12,422 6,007 7,432 14,288 4,572 Cumulative 20,323 31,485 43,908 49,915 57,348 71,636 76,208 Metode Ekstraksi :: Analisis Komponen Utama. Metode Rotasi : Varimax with Kaiser Normalization Keterangan : JTBG : Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun JTK2 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 3-8 JTBK : Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka JTK3 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 8-15 JTST : Jarak Terdekat ke Perkebunan Sawit JTK4 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 15-25 JTSH : Jarak Terdekat ke Sawah JTK5 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 25-40 JTSB : Jarak Terdekat ke Semak Belukar Rawa JTK6 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 40 JTPS : Jarak Terdekat ke PertanianPerkebunanSemak JTE1 : Jarak Terdekat ke Elevasi 0-300 m JTMG : Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove JTE2 : Jarak Terdekat ke Elevasi 300- 500 m JTBA : Jarak Terdekat ke Badan Air JTE3 : Jarak Terdekat ke Elevasi 500- 700 m JTHK : Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering JTE4 : Jarak Terdekat ke Elevasi 700- 1000 m JTHR : Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut JTE5 : Jarak Terdekat ke Elevasi 1000 m JTK1 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 0-3 KUnc : Komponen n untuk core habitat Karakteristik ini menunjukkan bahwa SMA cenderung memilih hutan lahan kering pada ketinggian lebih dari 300 meter. Hutan lahan kering ini diidentifikasi sebagai habitat yang memiliki jenis-jenis pohon inang yang disukai koloni lebah. Habitat lebah berupa sarang umumnya berada pada pohon-pohon yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae. Dipterocarpaceae ini adalah famili yang terdiri dari pohon-pohon kayu keras tropis yang berumur panjang dan dapat tumbuh hingga ukuran yang sangat besar. Hutan dataran rendah lowland forest mengalami penurunan kuantitas WWF, 2006. Dataran rendah mengalami perubahan penutupan lahan yang lebih cepat dikarenakan oleh pemanfaatan areal tersebut oleh manusia. Selain itu, elevasi memberikan pengaruh terhadap jenis vegetasi yang terkait pada jenis penutupan lahan. Karakteristik kedua KU2c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan jarak terdekat dengan kemiringan lahan 3-8 agak datar dan 8-15 bergelombang. Karakteristik ini terkait pada preferensi SMA dalam mencari makanan. Selain itu, faktor kemiringan lahan memiliki kaitan dengan variasi bentuk lahan landform. Variasi bentuk lahan yang beragam menimbulkan pengaruh terhadap angin yang dihasilkan. Angin ini sangat dibutuhkan oleh SMA untuk terbang dengan baik. Karakteristik ketiga KU3c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan aktivitas manusia di antaranya jarak terdekat ke lahan terbuka, jarak terdekat ke sawah, dan semak belukar rawa. Rata-rata jarak terdekat dari variabel lingkungan JTBG, JTSH dan JTSB masing-masing sebesar 5,82 km, 4,98 km, dan 2,05 km. Karakteristik lanskap ini terkait pada lokasi SMA mencari larva lebah. Habitat lebah umumnya berada di hutan dekat areal yang memiliki aktivitas manusia seperti sawah dan lahan terbuka. Hal ini dikarenakan lebah membutuhkan nektar dari bunga yang dihasilkan oleh tanaman berbunga dan tanaman liar. Jenis tanaman ini dapat ditemukan di areal persawahan, lahan terbuka, dan semak belukar rawa. Karakteristik keempat KU4c diinterpretasikan sebagai karakteristik yang terkait dengan jarak terdekat terhadap kebutuhan air. Hal ini ditunjukkan oleh jarak terdekat dengan badan air. Rata-rata jarak terdekat dengan badan air sebesar 30,28 km. Badan air merupakan salah satu karakteristik core habitat SMA karena spesies ini membutuhkan air sebagai kebutuhan primer bagi makhluk hidup selain mencari makanan. Badan air ini dapat berupa sungai, rawa ataupun danau. Badan air berasosiasi dengan penutupan lahan lainnya, seperti hutan rawa gambut dan hutan lahan kering dalam menopang kebutuhan air. Danau Riam Kanan dan beberapa sungai di Kalimantan Selatan merupakan badan air yang berada di core habitat. Karakteristik kelima KU5c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan jarak terdekat ke hutan rawa gambut JTHR. Rata-rata jarak terdekat ke hutan rawa gambut sebesar 1,98 km. Hutan rawa gambut merupakan salah satu hutan yang memiliki pepohonan dipterokarpa Mansor M, Mansor A, 2001. Salah satu tipe struktur hutan rawa gambut adalah hutan rawa campuran. Hutan rawa campuran ini merupakan area marjinal yang digenangi oleh sungai. Hutan ini memiliki banyak ekosistem dan secara kuat berasosiasi dengan ekosistem lainnya. Shorea sp. adalah salah satu spesies pohon penting yang berada pada area ini. Shorea sp. merupakan salah satu spesies yang menjadi habitat lebah madu Mansor et al., 2001. Karakteristik keenam KU6c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait pada jarak terdekat ke kemiringan lahan 15-25 berbukit, 25-40 pegunungan, dan lebih dari 40 pegunungan. Faktor kemiringan lahan terkait pada sarang dari individu SMA. Menurut MacKinnon 1990, Sikep Madu Asia sering mendatangi bukit berhutan. Oleh karena itu, karakteristik kemiringan lahan dari berbukit hingga pegunungan dapat diidentifikasi sebagai habitat yang disukai SMA. Variasi bentukan lahan yang beragam ini dapat menimbulkan thermal wind yang mana jenis angin ini disukai oleh SMA. Karakteristik ketujuh KU7c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan elevasi 0-300 meter. Karakteristik ini terkait pada kawasan hutan dataran rendah lowland forest. Hutan dataran ini memiliki sekitar 22 jenis tanaman yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae.

5.3. Karakteristik Edge habitat