Karakteristik Edge habitat HASIL DAN PEMBAHASAN

pegunungan, dan lebih dari 40 pegunungan. Faktor kemiringan lahan terkait pada sarang dari individu SMA. Menurut MacKinnon 1990, Sikep Madu Asia sering mendatangi bukit berhutan. Oleh karena itu, karakteristik kemiringan lahan dari berbukit hingga pegunungan dapat diidentifikasi sebagai habitat yang disukai SMA. Variasi bentukan lahan yang beragam ini dapat menimbulkan thermal wind yang mana jenis angin ini disukai oleh SMA. Karakteristik ketujuh KU7c diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan elevasi 0-300 meter. Karakteristik ini terkait pada kawasan hutan dataran rendah lowland forest. Hutan dataran ini memiliki sekitar 22 jenis tanaman yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae.

5.3. Karakteristik Edge habitat

Hasil dari Analisis Komponen Utama adalah delapan Principal Component PC atau Komponen Utama KU yang dapat menjelaskan 76,716 dari variasi data bagi karakteristik lanskap edge habitat musim dingin SMA Tabel 5. Pada edge habitat, karakteristik pertama KU1e diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait pada elevasi lebih dari 300 meter dan jarak terdekat ke hutan lahan kering. JTHK memiliki jarak rata-rata sebesar 2,29 km. Sama halnya dengan KU1e pada core habitat, karakteristik ini terkait dengan lokasi habitat koloni lebah sebagai makanan SMA berada. Karakteristik kedua KU2e diidentifikasi sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan jarak terdekat dengan kemiringan lahan 3-8 agak datar dan 8- 15 bergelombang. Karakteristik ini terkait pada preferensi bagi SMA dalam mencari makanan. Karakteristik ketiga KU3e diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap terkait dengan aktivitas manusia di antaranya terkait dengan jarak terdekat ke lahan terbuka JTBG, jarak terdekat ke sawah JTSH, dan perkebunanpertaniansawah JTPS. Rata-rata jarak terdekat dari variabel lingkungan JTBG, JTSH dan JTPS masing-masing sebesar 5,76 km, 5,24 km, dan 2,39 km. Sama halnya dengan KU3e pada core habitat, struktur lanskap ini terkait pada kebutuhan lebah dalam mencari nektar dari tanaman berbunga. Tabel 5. Hasil Analisis Komponen Utama untuk Edge habitat KU1 KU2 KU3 KU4 KU5 KU6 KU7 KU8 JTBG -0,015 -0,061 0,252 -0,071 -0,059 0,014 -0,004 0,050 JTBK -0,141 0,109 0,842 -0,233 -0,055 -0,097 0,002 0,187 JTST -0,326 0,038 -0,021 -0,212 -0,048 -0,111 0,163 0,102 JTSH -0,274 0,123 0,826 -0,218 -0,042 -0,110 0,153 0,116 JTSB -0,007 0,120 0,347 -0,017 0,094 -0,048 0,087 -0,045 JTPS -0,256 0,106 0,757 -0,195 0,046 -0,032 0,309 -0,045 JTMG 0,024 -0,149 -0,140 0,163 0,077 0,943 -0,066 0,020 JTBA -0,481 -0,032 0,275 -0,101 -0,008 0,044 0,127 0,759 JTHK 0,601 0,087 -0,269 0,204 0,316 -0,183 0,059 0,149 JTHR 0,130 0,059 -0,022 0,088 0,974 0,078 -0,003 -0,010 JTK1 -0,298 0,275 0,154 -0,176 -0,006 -0,178 0,529 0,271 JTK2 0,074 0,980 0,101 -0,028 0,035 -0,078 0,098 -0,006 JTK3 0,074 0,980 0,101 -0,028 0,035 -0,078 0,098 -0,006 JTK4 0,285 0,054 -0,164 0,825 0,066 -0,024 -0,056 -0,115 JTK5 0,202 0,034 -0,172 0,806 0,041 0,134 -0,073 -0,027 JTK6 0,079 -0,151 -0,152 0,847 0,034 0,099 -0,062 0,027 JTE1 -0,172 0,155 0,207 -0,107 -0,001 -0,040 0,910 0,045 JTE2 0,904 0,066 -0,176 0,221 0,068 0,037 -0,044 -0,158 JTE3 0,936 0,035 -0,198 0,176 0,036 0,071 -0,082 -0,123 JTE4 0,929 0,043 -0,208 0,157 0,036 0,055 -0,093 -0,133 JTE5 0,943 0,020 0,025 0,060 0,042 -0,046 -0,146 -0,002 Eigenvalue 7,378 3,124 1,977 1,626 1,155 0,967 0,831 0,663 Variability 21,80 9 10,22 2 12,36 2 11,78 1 5,209 5,018 6,451 3,865 Cumulative 21,80 9 32,03 1 44,39 2 56,17 3 61,38 2 66,40 72,85 1 76,71 6 Metode Ekstraksi :: Analisis Komponen Utama. Metode Rotasi : Varimax with Kaiser Normalization Keterangan : JTBG : Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun JTK2 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 3-8 JTBK : Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka JTK3 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 8-15 JTST : Jarak Terdekat ke Perkebunan Sawit JTK4 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 15-25 JTSH : Jarak Terdekat ke Sawah JTK5 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 25-40 JTSB : Jarak Terdekat ke Semak Belukar Rawa JTK6 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 40 JTPS : Jarak Terdekat ke PertanianPerkebunanSemak JTE1 : Jarak Terdekat ke Elevasi 0- 300 m JTMG : Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove JTE2 : Jarak Terdekat ke Elevasi 300-500 m JTBA : Jarak Terdekat ke Badan Air JTE3 : Jarak Terdekat ke Elevasi 500-700 m JTHK : Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering JTE4 : Jarak Terdekat ke Elevasi 700-1000 m JTHR : Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut JTE5 : Jarak Terdekat ke Elevasi 1000 m JTK1 : Jarak Terdekat ke Kemiringan lahan 0-3 KUnc : Komponen n untuk core habitat Karakteristik keempat KU4e diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait pada jarak terdekat ke kemiringan lahan 15-25 berbukit, 25-40 pegunungan dan lebih dari 40 pegunungan. Karakteristik ini memiliki persamaan dengan KU6c. Karakteristik kelima KU5e adalah jarak terdekat ke hutan rawa gambut JTHR. Rata-rata jarak terdekat ke hutan rawa gambut sebesar 1,93 km. Karakteristik lanskap ini memiliki persamaan dengan core habitat. Karakteristik keenam KU6e adalah karakteristik lanskap lahan basah wetland dengan jarak terdekat dengan hutan mangrove. Rata-rata jarak terdekat ke hutan mangrove adalah 7,56 km. Karakteristik ini diidentifikasi sebagai lokasi SMA mencari makanan. Sumber pakan SMA adalah larva lebah. Hutan mangrove merupakan salah satu hutan yang memilki spesies famili Dipterocarpaceae. Rambai laut Soneratia casseolaris merupakan pohon inang untuk koloni lebah yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae yang berada di sekitar daerah pesisir terutama kawasan dengan tipe hutan bakau atau mangrove Harmonis et al., 2006. Karakteristik ketujuh KU7e diinterpretasikan sebagai karakteristik lanskap yang terkait dengan jarak terdekat elevasi 0-300 meter dan kemiringan lahan 0-3 datar. Karakteristik ini terkait pada hutan dataran rendah lowland forest. Karakteristik kedelapan KU8e adalah karakteristik lanskap yang terkait dengan kebutuhan air. Hal ini ditujukan pada jarak terdekat ke badan air dengan rata-rata jarak 28,39 km. Sumber air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup. Badan air ini dapat ditemukan di Danau Riam Kanan yang dimana danau ini menjadi core dan edge habitat SMA. Selain itu, badan air dapat ditemukan pula di sungai Barito dimana sungai hanya berfungsi sebagai edge habitat bagi SMA.

5.4. Perbandingan Karakteristik Core dan Edge habitat