Timbal Pb Pencemaran Logam Berat

Keracunan kadmium dapat bersifat akut dan kronis. Efek keracunan yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang Efendi 2003. Nielsen dkk. 1977 dalam Sarjono 2009 membuktikan bahwa Cd menghambat enzim Na, K-ATPase dan menurunkan transport ion Na lewat insang gill ephithelium pada ikan Sanusi 1985. Laws 1981 dalam Sarjono 2009 mengatakan bahwa sifat racun Cd terhadap hewan air berhubungan dengan tingkat kesadahan air. Sifat racun Cd terhadap ikan yang hidup dalam air laut berkisar antara 10-100 kali lebih rendah dari pada dalam air tawar yang memiliki tingkat kesadahan lebih rendah Sanusi 1985. Kadmium hingga saat ini belum diketahui peranannya bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya Effendi 2003. Menurut Mukhtasor 2007 kandungan kadmium di laut terbuka dilaporkan berkisar 10-50 µgL sementara di pantai berkisar 5-1000 µgL. Sedangkan menurut Waldichuk 1974 dalam Darmono 2001 menyatakan konsentrasi logam berat Cd di dalam air laut secara almiah sebesar 0,11 µgL dan di tanah umumnya 0,001-7000 µgL. Sedangkan menurut McNeely dkk. 1979 dalam Effendi 2003 kadar kadmium pada perairan tawar alami sekitar 0,1 – 10 µgL. Menurut Heinrichs dkk.1980 dalam Darmono 2001 konsentrasi logam di dalam kerak bumi secara alamiah ialah 98 µgKg. Toksisitas Cd meningkat dengan menurunnya kadar oksigen dan kesadahan, dan meningkatnya pH dan suhu. Sedangkan toksisitas Cd turun pada salinitas dengan kondisi isotonis dengan cairan tubuh hewan bersangkutan. Hasil penelitian Engel, Sunda dan Fowler 1981 dalam Sanusi 1985 menjelaskan bahwa peningkatan salinitas mengurangi sifat racun Cd terhadap kehidupan hewan air.

2.1.2 Timbal Pb

Cemaran timbal ke laut berasal dari buangan di wilayah pesisir dari daratan dan atmosfer. Limbah yang mengandung unsur timbal umumnya berasal dari limbah industri cat, pengecatan kapal, baterai, bahan bakar mobil, dan pigmen. Unsur Pb bersifat kronis dan kumulatif. Selain itu, senyawa timbal dalam bentuk organik lebih beracun daripada dalam bentuk anorganik Mukhtasor 2006. Timbal akan mengendap di sedimen dan dapat mengalami bioakumulasi pada organisme laut maupun pesisir Mukhtasor 2006. Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu- batuan, tanah, tumbuhan, dan hewan. Timbal 95 bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya berbentuk timbal organik. Timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead TEL dan Tetra Methyl Lead TML. Jenis senyawa ini hampir tidak larut dalam air, namun dapat dengan mudah larut dalam pelarut organik, misalnya dalam lipid. Waktu keberadaan timbal dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus angin dan curah hujan. Timbal tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel. Timbal merupakan sebuah unsur maka tidak mengalami degradasi penguraian dan tidak dapat dihancurkan. Timbal banyak dimanfaatkan oleh kehidupan manusia seperti sebagai bahan pembuat baterai, amunisi, produk logam logam lembaran, solder, dan pipa, perlengkapan medis penangkal radiasi dan alat bedah, cat, keramik, peralatan kegiatan ilmiahpraktek papan sirkuitCB untuk komputer untuk campuran minyak bahan-bahan untuk meningkatkan nilai oktan. Konsentrasi timbal di lingkungan tergantung pada tingkat aktivitas manusia, misalnya di daerah industri, di jalan raya, dan tempat pembuangan sampah. Timbal banyak ditemukan di berbagai lingkungan sehingga timbal dapat memasuki tubuh melalui udara, air minum, makanan yang dimakan dan tanah pertanian Darmono 2001. Public Health Service di Amerika Serikat menetapkan bahwa sumber-sumber air alami untuk masyarakat tidak boleh mengandung Pb lebih dari 50 µgL 0,05 mgL, sedangkan WHO menetapkan batas Pb di dalam air sebesar 100 µgL Fardiaz 1992 . Pb pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Konsentrasi Pb di dalam air laut alamiahnya adalah sebesar 30 µgL dan di dalam air tawar alamiahnya sebesar 3.000 µgL Waldichuk 1974 dalam Darmono 2001. Kadar Pb alami dalam tanah berkisar 2.000-200.000 µgKg dengan kandungan rata-rata 16.000 µgKg Astuti 1997 dalam Nugraha 2006 Kadar dan toksisitas timbal di perairan dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas, dan kadar oksigen. Toksisitas timbal terhadap organisme akuatik berkurang dengan meningkatnya kesadahan dan kadar oksigen terlarut Efendi 2003.

2.1.3 Tembaga Cu