3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan silvofishery Blanakan, Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data
sekunder, observasi lapangan, serta pengolahan dan analisis data lapangan dan laboratorium. Penelitian dilakukan mulai Mei sampai Juni 2011.
Penentuan stasiun pengamatan pada lokasi penelitian berdasarkan pola pasang dan kegiatan masyarakat di sekitar kawasan sylvofisheries Blanakan,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasi pengambilan sampel terdiri dari tiga stasiun pengamatan
yaitu di sungai, tambak, dan laut terlihat seperti pada
Gambar 2.
Gambar 2. Peta lokasi pengambilan sampel
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah untuk pengambilan air contoh, pengukuran, penanganan, dan analisis sampel, serta alat dan bahan lain yang
menunjang selama penelitian. Alat yang digunakan terdiri dari botol sampel
volume 1500 ml; kertas Lakmus; GPS merk Garmin GPSmap 60CSx; Termometer Air Raksa; Coolbox; kertas label; spidol permanen; dan AAS. Bahan
yang digunakan terdiri dari pengawet sampel HNO3, larutan standar logam Cd, Pb, dan Cu, larutan buffer NH
4
CL dan NH
4
OH.
3.3 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan sekunder.
3.3.1 Data primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung observasi di lapangan dengan melakukan pengamatan dan pengambilan data di
kawasan tambak silvofishery.
3.3.2 Data sekunder
Pengumpulan data sekunder dengan cara mengumpulkan dokumen- dokumen hasil penelitian atau studi, peraturan perundangan dan data pendukung
lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dari dinas atau instansi terkait dengan penelitian. Adapun jenis data sekunder yang
dikumpulkan adalah data mengenai tingkat pencemaran logam beserta parameter fisika kimia yang dilakukan di kawasan perairan Blanakan
.
3.4 Penentuan Titik Sampling Pengamatan dan Pengambilan Sampel
Pengamatan dilakukan di kawasan perairan Blanakan. Titik sampling yang diambil yaitu perairan laut, tambak, dan sungai. Penentuan titik pengambilan
sampel dengan menggunakan alat GPS. Titik sampling perairan laut muara terdiri dari muara Ciasem, Blanakan, dan Gangga. Penentuan daerah ini didasari
untuk menduga masukan logam berat dari laut ke tambak yang melalui tiga muara ini. Penentuan titik tambak A, B, C, dan D dimana tambak A B merupakan
tambak yang dekat dengan sungai dan juga dengan mangrove yang lebih lebat jika dibandingkan dengan tambak C D. Sedangkan, penentuan daerah hulu
Blanakan untuk menduga nilai masukan logam berat dari daratan. Pengukuran parameter fisik dan kimiawi dilakukan dengan dua cara, yakni cara langsung dan
dengan analisa di laboratorium. Pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan insitu dilakukan terhadap parameter suhu, salinitas, pH, dan DO
dengan metode winkler. Pengambilan data di lapangan in situ dilaksanakan dalam dua kali pengambilan yaitu pasang 21.00 WIB pada daerah tambak dan
muara, serta pada saat surut 13.00 WIB pada hulu. Analisa logam berat dengan metode AAS dilakukan di Laboratorium Kimia Bersama Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Parameter fisika, kimia, alat dan metode disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter kualitas air yang diteliti serta metode analisa dan pengukurannya.
Parameter Satuan
Metode AnalisaAlat Lokasi
Fisika
1. Suhu 2. Salinitas
Kimia
1. pH 2. DO
3. Cd 4. Pb
5. Cu
o
C psu
- mg O
2
l
µgL µgL
µgL Termometer Air Raksa
Refraktometer
Kertas Lakmus Indikator Metode Winkler
AAS AAS
AAS In situ
In situ
In situ In situ
Lab. Lab.
Lab.
3.5 Preparasi Pengukuran Logam Berat Cd, Cu, dan Pb