Derajat keasaman pH merupakan fungsi dari kandungan CO
2
yang terlarut dalam air. Derajat keasaman juga berpengaruh terhadap toksisitas suatu
senyawa kimia Effendi 2003. Nilai pH memiliki hubungan yang erat dengan sifat kelarutan logam berat. Pada pH alami laut logam berat sukar terurai dan
dalam bentuk partikel atau padatan tersuspensi. Pada pH rendah, ion bebas logam berat dilepaskan ke dalam kolom air. Selain hal tersebut, pH juga mempengaruhi
toksisitas suatu senyawa kimia. Secara umum logam berat akan meningkat toksisitasnya pada pH rendah, sedangkan pada pH tinggi logam berat akan
mengalami pengendapan Kadang 2005.
2.2.3 Salinitas
Salinitas merupakan jumlah garam zat-zat terlarut dalam 1 Kg air laut, dianggap semua karbonat CO
3 2-
telah diubah menjadi oksida, bromide, dan iodide diganti oleh klorida dan semua bahan organik telah teroksidasi secara
sempurna. Menurut konsep Knudsen 1992 dalam Sanusi 2006 terdapat istilah lain yaitu klorinitas yang merupakan jumlah anion klor dalam garam yang
terdapat dalam 1 Kg air laut, dianggap semua bromide dan ionida diganti klorida. Antara pH dan bikarbonat juga terdapat korelasi karena CO
2
hasil respirasi bila bereaksi dengan air akan membentuk asam bikarbonat yang sifatnya asam.
pH pada perairan estuaria juga dipengaruhi oleh salinitas kandungan garam Effendi 2003. Sebaran vertikal salinitas terdiri dari beberapa lapisan, yaitu
lapisan tercampur, lapisan haloklin, dan lapisan dalam. Lapisan tercampur adalah lapisan dengan perubahan nilai salinitas terhadap kedalaman yang tidak begitu
besar. Lapisan ini ditandai dengan sebaran nilai salinitas yang cenderung homogen dengan ketebalan dapat mencapai antara 50-100 m. Lapisan haloklin
mengalami perubahan nilai salinitas yang sangat cepat seiring bertambahnya kedalaman. Lapisan ini terletak mulai batas bawah lapisan homogen sampai
kedalaman sekitar 600-1000 m. Lapisan dalam tersebar mulai batas bawah lapisan haloklin sampai ke dasar perairan dengan nilai salinitas yang relatif sama sampai
dasar perairan Effendi 2003. Sebaran horizontal salinitas, semakin menuju laut lepas maka salinitas
semakin tinggi Effendi 2003. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan evaporasi, curah hujan presipitasi,
dan aliran sungai yang ada di sekitarnya Effendi 2003. Sebaran salinitas di perairan Indonesia sangat dipengaruhi angin muson, baik secara vertikal maupun
horizontal. Secara horizontal sebaran nilai salinitas berhubungan dengan arus yang membawa massa air, sedangkan secara vertikal berhubungan dengan tiupan
angin yang menyebabkan gerakan vertikal. Sistem angin muson menyebabkan terjadinya musim hujan dan panas yang akhirnya berdampak pada variasi tahunan
salinitas perairan. Perubahan musim selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan sirkulasi massa air yang bersalinitas tinggi dengan massa air
bersalinitas rendah. Salinitas dapat mempengaruhi keberadaan logam berat di perairan. Jika terjadi penurunan salinitas maka akan menyebabkan peningkatan