Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Social Corporate Responsibility

terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota dewan komisaris. 13 Yang dimaksud ”untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud tujuan perseroan”, adalah bahwa pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. 14 Wineberg dan Rudolph memberi definisi CSR sebagai: “The contribution that a company makes in society through its core business activities, its social investment and philanthropy programs, and its engagement in public policy”. Selanjutnya dikatakan bahwa konsep CSR itu memang agak tumpang tindih, overlap dengan konsep good corporate governance CG dan konsep etika Berbeda dari direksi yang memungkinkan setiap anggota direksi bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas direksi, setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas dewan komisaris, kecuali berdasarkan keputusan dewan komisaris. Perseroan yang kegiatan usahanya menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau perseroan terbuka memerlukan pengawasan dengan jumlah anggota komisaris yang lebih besar karena menyangkut kepentingan masyarakat.

c. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Social Corporate Responsibility

13 Pasal 108 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 14 Jamin Ginting, Hukum Perseroan TerbatasUU No. 40 Tahun 2007, Bandang : Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 130. Universitas Sumatera Utara bisnis EB. Dalam CG kita mengacu pada standar dasar yang bertujuan pada ketaatan compliance terhadap peraturan negara maupun aturan internal perusahaan. Etika bisnis lebih luas konsepnya, didasarkan pada nilai-nilai yang melampaui ketentuan atau norma aturan peraturan. Pada dasarnya CG dan EB fokusnya adalah pada internal perusahaan dan diwujudkan sebagian besar dalam bentuk aturan rules-based flavour. 15 Sebaliknya, masih menurut Wineberg, CSR itu lebih berdasarkan nilai- nilai values-based dan fokusnya keluar external perusahaan. Karena itu CSR juga ditujukan pada jajaran stakeholder yang lebih luas. Misalnya, stakeholder internal, seperti: pegawai, pemegang saham; stakeholder eksternal: komunitas, customer, LSM; dan stakehoder lainnya seperti: supplier, kelompok SRI social responsible investors dan licensing patners. Dengan demikian dalam SC, perhatian manajemen tidak saja harus ditujukan pada standar dasar ekonomi, tetapi juga pada dampak kegiatan perusahaan itu terhadap lingkungan hidup, komunitas, sekitarnya dan masyarakat pada umumnya. 16 Dewasa ini, menghadapi dampak globaslisasi, kemajuan informasi teknologi, dan ketebukaan pasar, perusahaan harus secara serius memperhatikan CSR. Hanya taat kepada peraturan perundang-undangan belum cukup untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko tuntutan hukum, kehilangan partner bisnis maupun risiko terhadap citra perusahaan brand risk. Tekanan secara nasional dan internasional sedang dan terus akan berlanjut untuk mempengaruhi 15 Mardjono Reksodiputro, Sektor Bisnis Corporate Sebagai Subyek Hukum dalam Kaitan dengan HAM, Disampaikan dalam Lokakarya Nasional Departemen Luar Negeri RI, dengan tema “Peran sektor usaha dalam pemenuhan, pemajuan, dan perlindungan HAM di Indonesia” Hotel Borobudur, Jakarta, tanggal 20 Desember 2004, hal. 2. 16 Ibid, hal. 3. Universitas Sumatera Utara perilaku bisnis korporasi. Tekanan ini datang antara lain dari para pemegang saham yang sadar CSR, LSM, partner-partner bisnis terutama dari negara yang komuniti bisnisnya peka terhadap CSR dan advokat yang memperjuangkan kepentingan publik public interest lawyers. Dalam iklim reformasi dan demokrasi di Indonesia sekarang ini, keterbukaan dan akuntabilitas sangat dipentingkan dan diperhatikan oleh publik. Peranan pengawasan publik dilakukan melalui LSM NGO, sebagai organisasi nirlaba yang pendukungnya menyuarakan berbagai “public issues”, yang punya dampak besar pada penyelenggaraan bisnis di Indonesia. Perusahaan harus menyadari bahwa suara LSM ini mempunyai pengaruh besar dan sangat diperhatikan oleh konsumen perusahaan dan karena itu tidak dapat diabaikan. Isu bagaimana tenaga kerja mempersepsikan suatu perusahaan juga akan berpengaruh pada rekrutmen pegawai, memotivasi kerja mereka, dan mengusahakan mereka tidak pindah ke perusahaan lain. Tenaga ahli yang cakap sekarang juga sudah mulai memilih perusahaan yang dinilai baik dari segi kepemimpinannya dalam melaksanakan CSR CSR leadership Global Compact telah memasukkan “anti-korupsi” sebagai asas ke-10 dalam tahun 2003. Dalam tahun yang sama, PBB telah mengeluarkan Konvensi Global Anti-Korupsi, dan yang telah turut ditandatangani pula oleh Indonesia. Dalam pengertian “responsible business practices” di atas, tentunya termasuk pula usaha perusahaan untuk menolak melakukan transaksi yang mempunyai sifat “penyuapan” danatau “korupsi”. 17 17 Ibid. Universitas Sumatera Utara Wacana tentang corporate social responsibility menjadi perhatian yang serius bagi para pebisnis dan birokrat. Hal ini disebabkan oleh perlunya perseroan dan birokrat untuk bersama-sama memikirkan bagaimana cara untuk menyelamatkan dunia. Seperti diketahui bahwa pihak yang berkepentingan terhadap perseroan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Pearce dan Robinson menyebutkan ada sepuluh pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan yang masing-masing mempunyai kepentingan berbeda dan cara pandang yang berbeda terhadap perusahaan. Kesepuluh pihak yang dimaksud adalah stockholders, creditor, employees, customers, suppliers, governments, unions, competitors, local communities, general public. Kepentingan dan klaim tersebut dapat dikelompokkan ke dalam klaim yang bersifat ekonomi dan non ekonomi. Pearce dan Robinson mengelompokkan tanggung jawab social menjadi empat, yaitu sebagai berikut : 18 18 Ketut Budhiarta, Cara pandang UU RI No. 40 Tahun 2007 dan UU RI No. 17 Tahun 2000 terhadap Corporate Social Responsibility CSR, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 2 Tahun 2008, hal. 211. 1 Economic responsibility. Secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan reasonable cost dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menghasilkan barang dan jasa maka perusahaan diharapkan memberikan pekerjaan yang produktif terhadap masyarakat sekitarnya, menyumbangkan sebagian keuntungan dalam bentuk pajak kepada pemerintah. Universitas Sumatera Utara 2 Legal responsibility. Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang terkait dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan keamanan konsumen. Untuk melindungi konsumen diperlukan peraturan tentang perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan lingkungan maka perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang mengatur tentang lingkungan. 3 Ethical responsibility. Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika. Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika. Perusahaan memproduksi adalah legal, tetapi tidak beretika untuk memasarkan agar semua penduduk merokok. Perusahaan televise adalah legal untuk memutar dan menyiarkan film, tetapi tidak beretika jika film yang diputar berbau porno. 4 Discretionary responsibility. Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities, menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan lainnya. Melalui public relation yang baik manajer mencoba untuk meningkatkan kesan terhadap perusahaan, barang dan jasa yang dihasilkan. Perusahaan yang menjadi warga negara yang baik akan meningkatkan going concern dan merupakan sarana untuk melakukan promosi. Komitmen manajer untuk melaksanakan tanggung jawab social Universitas Sumatera Utara secara penuh memerlukan strategi yang sama dalam menangani masalah social dengan masalah bisnis. Corporate Social Responsibility sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis memerlukan penanganan yang menyeluruh mulai dari tahap visi, misi, dan strategi bisnis. Misi suatu bisnis tidak hanya mengidentifikasi barang dan jasa apa yang akan dihasilkan, bagaimana memproduksi, dan bagaimana memasarkan. Akan tetapi, dalam misi perusahaan perlu diakomodasi juga tentang kemungkinan adanya klaim dari exsternal stakeholders yang meliputi kreditor, pelanggan, supplier, pemerintah, serikat kerja, masyarakat lokal, dan kelompok umum lainnya. Dengan mengidentifikasi kepentingan setiap stakeholders dan mempertimbangkan hak dan kewajiban relatif yang berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan, maka going concern perusahaan diharapkan tidak akan terganggu. Thompson and Strickland menyebutkan bahwa dalam arti luas pemilihan strategi dibatasi oleh hukum, kepatuhan terhadap peraturan pemerintah, apa yang diterima secara sosial dan masyarakat secara umum. Dengan memerinci prioritas social, perhatian masyarakat, persyaratan peraturan, dan regulasi yang berat merupakan bagian dari situasi eksternal yang perlu dianalisis dalam kebanyakan perusahaan. Proses pembuatan strategi perusahaan yang mempertimbangkan tanggung jawab sosial meliputi : 19 19 Ibid, hal. 212. 1 menjaga aktivitas organisasitetap mengacu pada norma yang sesuai dengan kepentingan umum, Universitas Sumatera Utara 2 merespons secara positif ekspektasi dan prioritas sosial, 3 menunjukkan kemauan untuk bertindak tanpa melawan regulasi, 4 menyeimbangkan kepentingan stockholder dengan kepentingan yang lebih luas dari masyarakat secara menyeluruh, dan 5 menjadi warga negara yang baik dalam bermasyarakat.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Yayasan Sebagai Pemegang Saham Melalui Penyertaan Modal Dalam PT Dikaitkan Dengan Prinsip Piercing The Corporate Veil

3 138 101

Tanggung jawab yayasan sebagai pemegang saham Melalui penyertaan modal dalam perseroan terbatas Dikaitkan dengan prinsip piercing the corporate veil

5 119 102

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

Tinjauan yuridis terhadap tanggung jawab perusahaan pengakuisisi dalam transaksi leveraged buyout

1 42 0

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) TERHADAP PERSEROAN TERBATAS (Studi di PT. Sri Rejeki Isman Tbk Suko

0 2 17

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TANGGUNG. docx

0 0 10

Corporate Social Responsibility PRODUK

0 0 11