2.2. Ciri-ciri Rekreasi
Ciri-ciri rekreasi adalah : 1. Bersifat fisik, mental dan emosional.
2. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu. 3. Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku.
4. Dilaksanakan dalam waktu senggang. 5. Bebas dari paksaan.
6. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu. 7. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh
perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga
tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan oleh alat- alat sederhana maupun alat-alat modern.
8. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi
Menurut Bovy dan Lawson 1997 ada beberapa hal yang menjadi factor yang mempengaruhi rekreasi antara lain :
1. Faktor sosial ekonomi Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu elite akan berbeda
dengan rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang dimiliki.
2. Faktor jenis kelamin , usia dan keluarga Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan
berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa. 3. Faktor ketersediaan waktu luang
4. Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja.
5. Faktor pranata Berhubungan dengan pencapaian, besar dana yang dimiliki, perubahan sikap
terhadap rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
6. Faktor perubahan teknologi Berhubungan dengan munculnya jenis-jenis rekreasi baru dan kemudahan
pencapaian dengan fasilitas-fasilitas rekreasi dengan teknologi tinggi.
2.4. Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi Menurut Recreation Development Hand Book adalah :
2.4.1. Resortresidential community
a. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan,
makanminum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif.
b. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar
wisatawan. c. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan
tempat pemandian. d. Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung
tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim. e. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.
2.4.2. Theme Park
Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World skala
besar, Water Activity Park skala kecil. Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman
bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan
definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan
teramati, memberikan stimulasi tanpa henti Sorkin, Michael; 1992;ix. Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong
munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian
Universitas Sumatera Utara
masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali – meski seringkali menggunakan bentukwujud artistik yang cenderung menipu
atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’
tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampahlimbah dan kondisi negatif urban lainnya
karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt
Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan,
hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih
sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar,
kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan
‘hidup’. Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan
atau rekreasi Amusement Park saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota downtown lama,
diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota bangunan dan ruang kota akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan
fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
Gambar 2.4.2. Theme Park
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Commercial Recreational
a Daerah perkotaan yang dibuat alami bangunan untuk rekreasi dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.
b Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades, theatres, dan sebagainya.
2.4.4. Supplemental Recreational
Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan
sebagainya.
2.5. Kegunaan Rekreasi